Izo mengerutkan kening bingung dan menatap ke bawah karena seseorang tengah memeluknya erat. 'Mata itu. Tidak, jangan tergoda,' Izo mati-matian menahan diri dari tatapan maut yang mengarah kepadanya. Satu menit berlalu masih berperang melawan diri sendiri untuk tidak tergoda. Satu setengah menit, hampir dua menit... "MARCO, TOLONG LEPASKAN ANAK INI."
Law menepuk keningnya sendiri, "Matta ku, dia belum menyerah juga." Dia sudah melakukan itu ke semua kru Shirohige. Lalu Izo adalah yang terakhir. Bahkan Namur dan Thatch sempat tergoda olehnya.
"Yosh, aku yang akan berlayar bersama mu, Luffy," Ace semangat sekali menyarankan diri. Bisa dikatakan dia menerima tawaran Luffy sebelumnya, tapi tentu harus atas izin Shirohige.
"Marco ni, lepaskan aku," protes Luffy yang digendong Marco seperti karung beras. "Izo ni, ikutlah dengan ku."
"Gurarara. Luffy, kau seperti akan membawa semua kru ke kapal mu. Lalu bagaimana dengan ku?"
Luffy meletakkan jari telunjuk di bawah dagu, berpikir. Marco masih menggendongnya dan Luffy menyamankan posisi. "Ah, begini saja." Dalam kepalanya seperti ada bohlam yang bersinar. "Aku akan sedikit lebih lama bersama kalian. Habisnya aku merindukan kalian semua." Lalu senyumnya mengambang menampilkan deretan rapi giginya yang putih.
"Itu bukan sebuah ide," bisik Kid kepada Sabo.
"Yah, setidaknya adikku yang bodoh itu tidak memaksa lagi."
"Eh? Padahal aku sudah setuju untuk ikut dengan mu, Lu." Pundak Ace melorot lemas. Sabo menepuknya dari belakang, "Jangan berpikir untuk pergi, Ace. Ingat, kau adalah komandan devisi. Jadi yang akan pergi adalah aku," senyum Sabo mengembang namun nampak menyebalkan di mata Ace.
"Kau gantikan saja posisi ku." Ace berkacak pinggang.
"Tidak. Aku akan berlayar bersama Luffy," jawabannya dengan mata yang hilang ditelan senyuman menyebalkan.
"Tidak jadi. Aku menarik penawaran ku kembali." Luffy turun dari gendongan Marco. "Aku hanya menggoda kalian," lanjutnya.
"Eh?"
"Kecuali untuk Torao dan Gizao."
"EEEEHHHHH!!!!!"
Lalu Shirohige terbahak melihat ekspresi mereka terutama Ace dan Sabo. "Kalian masih tidak bisa menolak permintaannya. Tapi, Luffy. Aku tidak yakin kau hanya menggoda mereka."
Luffy menggaruk kepala meski pun tidak gatal. Dia serius tentang mengajak salah satu saudaranya untuk ikut. Bagaimana pun dia juga merindukan semua oran. Bukan karena hanya dia yang merasakan seperti itu, namun karena dia bisa merasakan perasaan saudaranya yang ingin bertemu. Luffy bermaksud mengajak mereka berlayar satu persatu.
"Oyaji, bagaimana dengan penyakit mu?" Luffy mengalihkan pembicaraan.
"Sudah sembuh."
"Benarkah? Sukurlah," ucapnya mendengar jawaban Marco karena dia adalah dokter kapal.
"Ini berkat obat yang diberikan Chopper. Dokter kapal mu memang hebat."
Sedangkan Chopper menggoyangkan pinggul malu karena Marco memujinya, "Aku tidak akan senang kau memuji ku seperti itu, bakayaro."
'Dia sangat senang,' batin semua orang dengan keringat besar di kepala.
*****
Moby Dick semakin ramai dengan kehadiran Luffy dan krunya. Robin dan Nami sedang berada di Sunny Go yang terus berlayar mengikuti kapal besar Shirohige, bersama Usop yang mengemudi. Tiga orang itu memilih di sana menjaga kapal. Lalu kru yang lain tentu sedang bersenang-senang di Moby Dick.
