27

768 71 17
                                    

Matahari perlahan teggelam ke ufuk barat. Hujan telah reda, aroma petrikor memasuki rongga kehidupan. Tiap nafas yang berhembus seperti tiap rasa sukur yang terucap. Semua warga desa bergembira dan berpesta ria. Kru Topi Jerami bergabung bersama mereka, bersenang-senang atas kejadian hari ini. Luffy tidak peduli dengan orang-orang sekitar karena niku lebih meggoda untuknya.

"Sanji, niku, niku!!" lidahnya menjulur dengan liur menetes. Masakan Sanji selalu menjadi nomor satu paling enak selain masakan Thatch. "Kau baru saja menghabiskan banyak daging, Luffy."

"Iiiee, itu tidak cukup untuk perut karetnya." Nami berdiri dan mengambil duduk berdekatan dengan Robin dan memberikannya segelas sake. "Terima kasih," Robin tersenyum menerima gelas dari tangan Nami.

Zoro, Brook, dan Shiryu minum bersama kepala desa dan beberapa warga. Mereka bercengkrama santai membahas apa saja. "Sake ini memang enak." Zoro mengelap sake yang mengalir di pinggir mulutnya. Kepala desa tertawa mendengar ucapan Zoro.

Shiryu meneguk dari gelasnya hingga habis, "Benar. Aku tidak pernah minum sake seenak ini," ucapnya setuju dengan Zoro.

Brook tertawa dan berkata, "Mungkin karena perkampungan ini adalah asal usul buah iblis milik Luffy. Jadi bahan untuk membuat sake atau makanan dan minuman terasa berbeda dan enak."

"Tidak salah, tengkorak san," seru Kepala Desa. "Meski pun perkampungan ini dilanda kekeringan, namun makanan dan air di sini terasa enak. Berbeda dengan dunia luar sana."

Di lain tempat, Usop sedang membual dengan kebohongannya. Menceritakan pengalaman yang tidak pernah terjadi kepada warga kampung. "Anak buah ku menembak penjahat itu hingga dia tewas di tempat." Warga yang mendengarnya kagum betapa hebatnya Kapten Usop melawan penjajah di desa nya dahulu.

Franky menari bersama anak-anak yang menyukai penampilan robotnya. Cyborg hentai dan cengeng itu senang jika anak-anak mengaguminya. "Tekan tiga detik." Lalu tangan seorang anak laki-laki menekan hidungnya. Setelah hitungan ke satu rambut Franky berubah bentuk. "Waahh, sugoi..." mata anak-anak berbinar senang. "Aww superrrr'

Lalu Chopper bersenang-senang dan menari. Orang-orang tertawa dengan tingkah rusa kutub itu. Setelah hujan yang mengguyur pulau, Chopper banyak menemukan tanaman obat langka. Bahkan obat penawar racun Magellan banyak tumbuh di pulau ini. Chopper mengambil beberapa jenis obat untuk di tanam di atas kapal, sebagian dia keringkan sebelum mengolahnya.


*****


Pagi mejelang. Burung-burung bernyanyi menyambut sinar mentari dari ufuk timur. Pagi yang hangat terasa nyaman dan menyenangkan. Bunga-bunga bermekaran warna warni memanjakan mata, daun-daun meneteskan embun. Sungguh pulau yang indah dan asri setelah kedatangan Luffy dan teman-temannya. Namun sudah waktunya untuk mereka berlayar kembali. Setelah sarapan siap, Sanji membangunkan semua orang. Rumah kepala desa terasa penuh oleh mereka bersepuluh.

"Ohayo, Sanji." Robin berjalan ke luar rumah untuk mrnghirup udara pagi.

"Ohayo, Robin cwan." Sanji berputar-putar seperti biasa. "Robin cwan tetap cantik meski pun baru bangun," pujinya.

"Berisik." Zoro menguap lebar dan meregangkan tubuh.

"Ehh. Diam dasar kepala lumut."

"Kau mau bertarung?" kening mereka sudah beradu satu sama lain sebelum Nami memberi pukulan hingga benjolan muncul sempurna di kepala masing-masing. "Urusai!!! Ini terlalu pagi untuk pertengkaran tidak penting kalian berdua."

Zoro dan Sanji terkapar di lantai. "Yohohoho, kalian tidak apa-apa?" Brook duduk melipat tangan di atas lutut melihat mereka berdua. Benjolan di kepala Sanji berbentuk agak lain dari benjolan Zoro. Bentuknya seperti bentuk hati seperti seorang sedang dilanda asmara.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang