41

908 89 19
                                    

Kid mencengkram leher suruhan BigMom yang diketahui bernama Tamago setelah Nami menghajarnya terlebih dahulu. Nami kesal karena gara-gara gas tidur dari Tamago kepalanya jadi sakit luar biasa ketika bangun tidur. Sedangkan Robin hanya melihatnya tenang, dengan senyum namun otaknya memikirkan hal lain, "Bentuknya seperti telur, bagaimana jika direbus?" begitu ucapnya membuat semua orang di sana merinding, kecuali Shiryu yang menyeringai.

Law menarik Kikoku miliknya, "Terlebih dahulu kita harus memotongnya menjadi bagian lebih kecil."

"Akan ku bantu memotong bagian kepalanya," timpal Shiryu semangat.

"Sebaiknya kalian lakukan dengan cepat selagi aku mencengkramnya," Kid menikmati wajah takut Tamago.

"Yameroooo!!!!" teriakan Tamago yang tersirat perkataan ampun. Kid melepasnya hingga Tamago tersungkur ke lantai. Ketika menatap ke depan, tatapannya bertemu dengan Shirohige yang sudah duduk di kursi kebesarannya. Dan krunya sendiri nampak santai tidak melakukan apa pun, hanya menatapnya dengan senyum miring. Misal Ace yang ingin sekali menghajarnya di tempat namun ditahan Sabo dan Marco. Yah, Ace tidak melakukan apa pun —hanya ingin menghajarnya karena geram—

"Pergi, dan jangan sampai aku melihat wajah mu lagi," Sanji melihat kaptennya setelah mengatakan itu. Luffy hanya mengangguk. "Katakan kepada Vinsmoke sialan itu, aku bukan lagi anaknya. Segala urusan apa pun tidak ada kaitannya dengan ku." Sanji menunduk menatap mata Tamago tajam membuatnya mundur ketakutan.

Atas persetujuan Luffy, Tamago dilepaskan tanpa luka berarti. Namun sebelum dia hendak pergi, sebuah den den mushi berbunyi. Luffy kembali menatap mata Tamago, memberinya isyarat untuk menjawab panggilan itu. Dengan tangan gemetar dia mengambil benda itu dari dalam bajunya. Semua orang di kapal diam menunggu, tidak ada yang bersuara, hanya suara laut dan angin.

"Tamago, kau lama sekali."

"Mama..." Tamago menelan ludah, menatap takut semua orang. Dia merasa akan dibunuh di tempat.

"Kau mendapatkannya? Bocah cecunguk sepertinya mustahil akan menyulitkan mu," ucap BigMom di seberang sana.

"Cecunguk?"

"Siapa?"

"Aku. Edward D Luffy. Kau menantang ku, BigMom?"

Keadaan menjadi diam beberapa detik. Suara angin mendominasi seakan menjadi musik menakutkan di sebuah opra, menambah suasana mencengkam antara pemeran satu dan pemeran lainnya. Shirohige menunggu apa yang akan dikatakan BigMom. Namun hanya suara tawa yang terdengar. BigMom tertawa keras merasa perkataan Luffy seperti sebuah komedi. Menantang, katanya? Memangnya sekuat apa si bocah Luffy itu. Meski BigMom tahu hubungan Luffy dengan Shirohige namun dia juga merasa kuat jika hanya melawan bocah sepertinya.

"Kau cukup menarik juga, Mugiwara. Apa mungkin merasa congkak karena pengaruh ayah mu si tua sialan itu?"

TUNG!!!!

Suara hentakan basento di lantai kapal menjangkau pendengaran BigMom. Shirohige lalu tertawa lebih keras membuat BigMom melebarkan mata. Dia mulai berpikir bahwa anak buahnya telah tertangkap.

"Linlin, bahkan hanya melawan anak-anak ku saja kau pasti akan kalah. Meski pun mereka sedikit payah untuk menang. Sebaiknya jangan mengganggu ketenangan ku."

Dapat dipastikan wajah BigMom sudah mengeras atas ucapan Shirohige. Tentu saja dia tidak akan menerima ucapan seperti itu. Dia kuat dan tidak terkalahkan. Mungkin Shirohige sengaja memancing amarahnya.

"Aku sudah tahu kemampuan mu. Ku pastikan mental anak-anak ku tidak akan kalah hanya karena Soul Pocus milik mu."

"Bukankah itu namanya memancing keributan?" bisik Nami kepada kru yang lain. Usop dan Chopper mengangguk, "Sebaiknya kita diam saja."

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang