46

918 71 31
                                    

Lautan begitu luas, pada masa itu apakah angkatan laut memiliki sebuah radar? Bagaimana mungkin mereka bisa menemukan pulau di mana Bajak Laut Topi Jerami berlabuh.

Zoro menarik Wado Ichimonji, bilah tumpulnya ia pukul pelan di pundak dan sedikit semangat dia berseru, "Akhirnya mereka keluar juga. Kenapa tidak sejak kita tiba di pulau ini?"

Rupanya mereka telah diikuti sejak seorang prajurit angkatan laut tidak sengaja melihat mereka melalui teropong. Setelah terbang sejauh satu kilometer, Sunny berlayar seperti biasa. Tapi siapa yang menyangka bahwa beberapa kapal angkatan laut sedang berlayar di dekat mereka? Mungkin saja kapal-kapal itu sedang berpatroli, atau mereka sedang menuju ke markas besar dan tidak sengaja bertemu dengan Mugiwara.

Usop berteriak dari sarang gagak bahwa dia melihat beberapa kapal angkatan laut. Mereka tidak panik, hanya Usop dan Chopper yang merasa sedikit takut. Luffy mengatakan bahwa kapal-kapal itu tidak akan menyerang mereka, dia bisa melihat tidak ada pertempuran setidaknya hingga tengah malam.

"Bagaimana, kapten?" tanya Zoro saat itu. Beberapa kapal akan menyerang satu kapal, mungkin angkatan laut berpikir mereka akan menang semudah itu. Luffy memiringkan kepala, tatapan jahatnya mengatakan 'kita ikuti permainan mereka'. Sementara krunya hanya melihat dia tersenyum lalu mengangguk mengerti, Sabo ikut saja.

Ketika memasuki pulau dan meninggalkan Robin dan Nami bersama Jinbei dan Franky di kapal, Luffy tidak terlihat khawatir sedikit pun. Nami yang penakut hanya bisa mempercayai insting kaptennya yang bodoh. Meski bodoh tapi tetap percaya, kesetiaan mereka begitu menyeramkan.

"Setidaknya kita sempat berpesta sebelum bertarung."

"Dan kapten kita tidur begitu nyenyak," Siryu menyambung perkataan Sanji, dia terkekeh pelan, "Tapi kenapa ini terasa menyenangkan?"

"Kalian butuh bantuan? Aku belum menyelesaikan beberapa buku. Tapi aku ingin mematahkan leher mereka."

Sabo tertawa pelan, apa-apaan kru Mugiwara ini? Bahkan Luffy tidur nyenyak bersama Chopper. Dia percaya krunya bisa mengalahkan angkatan laut tanpa dirinya.

Krak! Krak!

Suara jari-jari tangan Sabo bersahutan. Tangannya gatal ingin menghajar wajah-wajah prajurit itu. Mereka masih di pulau, dan akan mudah untuk Sabo menghancurkan musuh. Angkatan laut turun dari kapal menyerbu mereka, beberapa mencoba menembaki Sunny dengan meriam, tapi Franky sudah siaga di sana.

"Jika kalian sampai membangunkan tidur nyenyak adikku, jangan berharap kata ampun dariku." Sabo sudah naik ke atas kapal angkatan laut yang menembaki Sunny, di mana Luffy sedang tidur. Tatapannya seperti memiliki sengatan listrik yang merangkak dingin, tatapan itu membuat prajurit mundur ketakutan. Sabo bahkan tidak memiliki Haoshoku, tapi tatapannya begitu mengintimidasi.

Krak!

Prajurit itu berteriak kesakitan, pasalnya tengkorak kepalanya hampir pecah. "Bagaimana? Sakit? Wajahmu terlihat menikmatinya," Sabo tersenyum seperti psikopat, lalu tak lama prajurit itu mati di tempat. Jika berpikir Kid yang memiliki temperamental yang buruk pasti adalah orang yang paling kejam, itu salah. Bahkan Ace sekali pun bukan seorang yang akan membunuh musuhnya dengan cara paling sadis dan paling menyakitkan, Sabo adalah tipe yang berbeda.

Sabo lebih suka bermain-main seperti kucing menangkap tikus. Menyakitinya dulu, mengajaknya bermain, lalu membunuh. Seru, bukan?

Sementara di Sunny Go, "SIAPA YANG MENEMBAKI SUNNY, KALIAN MENGGANGGU TIDUR KU!!"

Sabo mendengar teriakan Luffy dan beralih menatap para prajurit, "Bukankah sudah kubilang jangan mengganggu tidurnya?" suaranya datar, tatapannya semakin nyalang.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang