Matahari begitu terik dan menyengat. Chopper berlari masuk ke dalam kapal karena tidak tahan dengan cuaca yang entah kenapa hari ini terasa sangat panas. Luffy masuk ke dapur dan duduk di meja makan, lidahnya menjulur dengan keringat berjatuhan.
"Sanji, panas," ucapnya lemas. Ia rebahkan kepala di atas meja. Tubuhnya tidak bertenaga bahkan hanya untuk mengatur posisi duduk yang nyaman. Sanji yang sedang membuat sesuatu di dapur berbalik, sedikit prihatin melihat keadaan kaptennya.
"Oh, kapten. Kau tidak apa-apa?"
Tak!!
Sanji meletakkan segelas minuman dingin tepat di depan wajah Luffy. Mata Luffy melebar lalu bangkit dan meneguk minuman itu sampai habis. "Hah, segarnya. Terima kasih, Sanji," senyumnya mengembang membuat mata bulatnya hilang berbentuk sabit.
Sanji tersenyum dan mengangkat sebelah tangan hendak mengelus kepala Luffy. Entah kenapa dia ingin melakukannya. Luffy menatapnya diam masih dalam posisi duduk dan Sanji yang berdiri. Tangannya yang tertahan di udara bergerak mengusap rambut hitam kaptennya, "Terima kasih karena kamu kembali bersama kami."
Luffy membiarkan tangan Sanji bergerak di atas kepalanya. "Tentu saja. Aku tidak akan mati secepat itu," ucapnya kemudian dia kembali tersenyum. "Berikan aku minuman lagi." Tangannya memberikan gelas kosong kepada Sanji.
"Hai, hai. Aku juga membuat minuman untuk yang lain." Sanji memberikan Luffy satu gelas lagi dan keluar dari dapur menuju dek kapal. Sesampainya di luar Sanji mendapati Brook yang sedang memainkan biola kesayangannya, Zoro yang tertidur di samping tiang, Nami yang memeriksa keadaan cuaca, Robin membaca buku, Shiryu memancing bersama Usop, Franky mendapat giliran berjaga di sarang gagak, dan Chopper tidak ada di sana karena dia sedang berada di ruangannya.
"Ini minuman untuk kalian. Cuaca hari ini panas sekali." Sanji meletakkan minuman di atas meja.
"Arigato, Sanji." Robin mengambil jatahnya dan segera menyesapnya sedikit. Sanji berputar-putar di tempat dengan bola mata berbentuk hati. "Robin cwan ingin lagi katakan saja."
Lalu semua orang mengambil jatah minumannya masing-masing. Bahkan Chopper dan Franky entah sejak kapan sudah berada di sana, kecuali Zoro yang masih tidur juga Luffy yang belum keluar dari dapur.
"Luffy wa?" Usop menoleh ke sana kemari mencari Luffy.
"Dia di ruang makan, katanya panas," jawab Sanji sebelum duduk dan bersandar di tiang. "Woi, Marimo. Cuaca terik seperti ini bagaimana kamu bisa tidur pulas?"
Zoro bangun dan merenggangkan tubuh dan menguap lebar. "Jangan mengganggu ku," ucapnya.
"Cepat bangun sebelum minumannya habis."
*****
Nami berjalan ke pembatas kapal, menatap jauh ke depan lalu mendongak menatap langit. Beberapa waktu lalu matahari begitu terik, dan sekarang tiba-tiba saja suhu terasa dingin. Shiryu datang mendekati Nami karena melihat gelagat anehnya. "Ada apa?" tanya nya penasaran.
"Ini aneh. Tidak ada udara yang berhembus tapi kenapa kapal seperti melaju lebih cepat?" Nami menunjuk layar kapal yang bahkan tidak menunjukkan tanda ada angin yang bertiup. Bendera bajak laut mereka juga tidak bergerak seperti biasa. Navigator itu kembali melihat Log Pose nya. Jarum benda itu berputar sangat cepat.
"Nami, di depan ada kabut tebal," suara Franky dari pengeras suara terdengar.
"Chopper, kemudikan kapal ke arah jam 3!" perintah Nami. Chopper segera menuju kemudi kapal untuk membelok ke arah kanan sesuai perintah. "Gawat! Nami, kemudinya tidak bisa bergerak. Usop!!! Bantu aku!!!" Usop datang untuk membantu Chopper. Meski dengan dua tenaga sekaligus kemudi tetap tidak bergerak sedikit pun. "Keennnaaapa ini tidak bekerja." Usop masih mencoba memutar kemudi kapal.
