2

1.7K 123 4
                                    

WARNING!!! TYPO DAN EYD BERANTAKAN DI MANA-MANA


Luffy kecil merangkak ke arah dapur. Di sana ada Thatch yang sedang membuat sarapan untuk semua orang. Sekarang masih pagi. Matahari baru saja menyembul dari arah timur. Dan Thatch sudah berkutat di dapur. Tapi suara anak kecil membuat perhatiannya teralih.

"Oh, Luffy. Sedang apa kamu di sini?"

Thatch yang mendengar suara Luffy mengoceh seakan-akan berusaha memanggilnya, menoleh dan mendapati Luffy kecil di lantai tengah duduk dengan gemasnya. Thatch tidak tahan untuk tidak menggendong Luffy.

"Kamu bangun pagi sekali, ya".

Thatch membawa Luffy keluar dari dapur. Karena berhubung pekerjaannya sudah selesai, dia ingin bermain bersama adik kecilnya sebentar sebelum semua orang memulai sarapan.

Marco keluar dari kamar seperti sedang mencari sesuatu. Pemuda berkepala nanas itu terlihat panik sebelum mendapati Thatch menggendong Luffy keluar dari dapur.

"Luffy". Marco terburu-buru mendekati mereka. Luffy melihat Marco hanya memiringkan kepala membuat Marco yang panik menjadi gemas sendiri.

"Hah. Ku pikir kamu kemana. Aku tidak tahu bagaimana cara mu turun dari kasur".

"Ada apa?"

"Tadi aku meninggalkan Luffy sendirian di kamar untuk ke kamar mandi. Ketika keluar dia sudah tidak ada".

"Luffy merangkak ke dapur". Thatch membiarkan jari kelingkingnya digenggam Luffy. Hingga dia berteriak kesakitan karena tiba-tiba saja Luffy menggigit jarinya. Tapi sang pelaku hanya tertawa dan bertepuk tangan seolah-olah Thatch sedang mengajaknya bermain.

Marco mengambil Luffy dari gendongan Thatch. Mengajak Luffy kecil bicara dan memberitahunya untuk tidak boleh mengigit atau memasukkan benda sembarangan ke dalam mulutnya.

"Mungkin ada gigi yang akan tumbuh. Luffy, aaaaa".

Thatch menyuruh Luffy untuk membuka mulut, dan benar saja gigi bagian atasnya terlihat baru tumbuh. Giginya seperti gigi kelinci, dua di atas dan dua di bawah. Semakin menambah keimutannya saja.

*
*
*

Setelah kegiatan sarapan selesai dan Luffy menghabiskan susunya, semua orang berkumpul di dek kapal. Hari ini tidak ada misi ataupun pekerjaan yang harus dilakukan. Luffy duduk di pangkuan Shirohige, bermain dengan mainan yang dibeli Marco satu minggu lalu.

"Oji..Oji..."

Luffy mendongak menatap Shirohige. Tangannya terulur meminta untuk diangkat sang Oyaji.

"Oji, Oji".

Itu adalah kata pertama yang Luffy ucapkan. Luffy menyebut 'Oyaji'. Shirohige yang mendengar itu langsung mengangkat Luffy.

"Kamu bilang apa tadi, Ffy?"

"Oji...". Ucapnya dengan wajah polos.

"Mungkin maksudnya oyaji"

"Benar. Itu adalah kata pertama yang Luffy katakan".

Shirohige tertawa mendengar Luffy memanggilnya Oyaji. Ini adalah pengalaman pertama untuk nya. Mengurus anak dari kecil lalu mendengar kata pertama yang diucapkan adalah memanggil dirinya.

"Gurararara. Kamu pintar sekali, anak ku". Hati Shirohige menghangat. Rasanya ada kebahagiaan yang tidak bisa dia ungkapkan.

Shirohige masih tertawa dengan Luffy di gendongannya. Tapi tanpa diduga Luffy kecil juga ikut tertawa bersautan dengan sang Oyaji. Anak-anak yang lain tidak pernah melihat Oyaji mereka tertawa lepas dengan raut bahagia seperti sekarang.

Kini semua orang mengelilingi Luffy. Marco yang pertama mendekat, "Sebut nama ku juga yoi. Marco niichan". Pintanya pada Luffy kecil. Tapi luffy yang sibuk dengan dunianya sendiri di pangkuan Shirohigre mengabaikan Marco.

"Luffy mengabaikannya", Ucap Namur pada Vista di sampingnya. Lalu mereka berdua tertawa.

"Minggir, Marco". Kini Jozu mendekati Luffy. "Hai. Ffy. Ayo bilang Jozu Niichan". Tapi nasibnya sama seperti Marco. Luffy juga mengabaikan Jozu.

"Gurarararara, sepertinya adik kalian hnya asik dengan dunia nya sendiri".

Sabo mendekat dengan tangannya menarik tangan Ace yang merengut tidak suka. Sepertinya Ace belum terbiasa dengan kehadiran Luffy kecil. Seminggu ini dia tidak ingin mendekati Luffy, hanya sesekali itupun Luffy yang merangkak mendekatinya.

"Ne, Ffy. Sabo niichan di sini". Sabo mencoba mengambil perhatian Luffy. Tak diduga, Luffy menoleh kepadanya dan Ace. Cukup lama Luffy terdiam dan saling pandang dengan Ace. Tidak ada yang bersuara, hanya memandang ke arah Luffy yang tidak melakukan apapun. Lalu tanpa diduga, Luffy mengangkat tangan kecilnya ke arah Ace.

"Ae ni. Ae ni". Wajah polos dengan binaran mata bulatnya membuat semua orang gemas. Ace tersentak karena Luffy menyebut namanya setelah menyebut Oyaji mereka.

Sabo disampingnya menyenggol Ace yang hanya diam. "Luffy ingin digendong".

"Ae ni...".

Semua orang masih tidak percaya. Bahkan Marco sendiri diabaikan oleh Luffy. Ace mendekati Luffy lalu menggendongnya. Tangan Luffy menyentuh wajah Ace. Diusapnya lembut wajah pemuda yang mudah sekali terpancing emosinya. Semua orang memperhatikan adegan itu. Ace tidak melakukan apapun, dia menikmati usapan tangan kecil Luffy. Lalu Luffy memeluk leher Ace, kepalanya direbahkan di bahu yang lebih besar. Tangan Luffy turun ke arah punggung lalu menepuk pelan punggung tegap itu. Sesaat Ace merasakan hatinya menghangat. Sama seperti yang Shirohige rasakan ketika Luffy memanggilnya Oyaji. Luffy seperti memberi sinyal bahwa semua orang menyayanginya. Bahwa tidak apa-apa untuk hidup lebih lama. Jangan sampai ada penyesalan di dalamnya. Ace seperti merasakan ada gejolak yang ingin menembus keluar. Gejolak perasaan terabaikan berubah menjadi perasaan hangat di tengah orang-orang yang menganggap nya berharga.

"Ae ni..". Luffy memeluk leher Ace semakin erat. Mata Ace semakin membola mendengar suara Luffy memanggil namanya terus menerus. Entah perasaan macam apa yang Ace rasakan.

"Luffy..."

Suara Ace serak seperti akan menangis. Semua orang terdiam dan bertanya dalam hati kenapa Ace terdengar seprti ingin menangis? Ace mengeratkan pelukannya kepada si kecil. Sabo yang sadar akan situasi menepuk lengan Ace pelan sampai Ace mengangkat wajah menatapnya, lalu menatap ke arah Shirohige. Shirohige mengangguk mengerti dan memberikan senyum terbaiknya.

Luffy mengangkat tubuhnya tegak karena merasakan punggungnya di elus pelas. "Bo ni..."

Sabo bersorak senang karena dia adalah orang ketiga yang Luffy sebut namanya. Lalu sabo mengambil alih Luffy, menggendongnya.

"Marco yoi". Marco masih berusaha agar Luffy bisa menyebut namanya. Marco tidak ingin kalah dari Ace dan Sabo

"Ako oi".

Mendengar itu lantas membuat semua orang tertawa. "Yoi nya tidak usah disebut, Ffy". Marco pundung karena Luffy menambahkan kata 'yoi' di belakang namanya.

"GURARARARA...". Shirohige tertawa lepas. Suasana di kapalnya menjadi berbeda sejak kehadiran Luffy. Ace masih menatap Luffy di gendongan Sabo. Suasana hatinya mendadak bahagia. Entah apa yang dilakukan Luffy kepadanyta, Ace juga tidak mengerti. Bahkan seluruh saudaranya masih belum percaya dengan tingkah Ace tadi. Entahlah. Mungkin Luffy mempunyai kekuatan sendiri untuk membuat orang lain bahagia jika berada di dekatnya.

Ace berdiri di depan pembatas pinggir dek kapal. Menatap kosong lautan tak terbatas di depannya. Ingatannya masih tentang Luffy kecil yang membuat hatinya bergetar. Selama ini, Ace mencoba melupakan siapa dirinya. Walau pada kenyataan nya Raja Bajak laut yang dia kenal tidak seburuk yang dia tahu, Ace masih belum menerima dirinya sendiri. Ace menutup telinga tidak ingin mendengar siapa sebenarnya Gol D Roger. Yang dia dengar hanyalah omong kosong yang diciptakan pemerintah dunia, lalu turun ke mulut orang-orang yang menghina nya. Bahkan Ace sampai membencinya. Membenci kenyataan bahwa dia adalah Ayahnya. Andai saja Ace tahu bahwa isu jelek tentang ayahnya itu hanya isu yang dibuat-buat oleh pemerintah dunia yang ingin menghancurkan namanya, karena Roger mengetahui semua sisi buruk pemerintah dan sejarah yang ingin pemerintah dunia kubur.



Tbc 

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang