12

1K 83 7
                                    

Angin laut berhembus lembut. Nyanyian burung camar bersaut menyambut sang fajar yang menyembul dari arah timur. Zoro turun dari menara pengintai setelah semalam gilirannya untuk berjaga. Menapaki lantai kapal dan terus berjalan masuk ke arah kamar laki-laki. Zoro menguap keras, ini saatnya ia tidur. Usop bangun lebih pagi untuk menggantikan Zoro. Sanji yang merasakan ada orang yang masuk dan keluar kamar segera bangkit dari tidurnya.

"Ternyata Marimo." Sanji bangun dan menuju kamar mandi untuk membasuh wajah. Setelah itu ia akan membuat sarapan untuk semua orang.

Zoro tidak mengatakan apapun. Terlalu pagi jika harus memulai pertengkaran. Alam mimpi sudah menunggunya. Tidak butuh waktu lama ia sudah terlelap tidak jauh dari sang kapten yang tidur seperti orang mati. Di sampingnya lagi ada rusa kutub imut yang baru dua hari ini menjadi kru kapal.

Beberapa jam kemudian semua kru berkumpul di dek kapal dengan kegiatan masing-masing, kecuali Zoro yang kembali tidur bersandar di dinding kapal.

Luffy memegang sebuh koin emas yang dulu Law berikan kepadanya. Melihat koin itu lama dan dia tersenyum mengingat salah satu saudaranya. Luffy pasti merindukan semua orang yang berada di Moby Dick, termasuk sang oyaji.

"Dari mana kamu mendapatkan koin emas itu?" Nami menghampiri karena melihat kaptennya memegang sesuatu yang berharga.

"Ini adalah pemberian dari salah satu kakakku," ucap Luffy.

Nami mengerti dan memberi saran kepada Luffy untuk membuat kalung saja karena takut koin itu jatuh dan hilang. Luffy yang setuju dengan saran itu meminta Usop untuk membuatkannya. Tidak butuh waktu yang lama untuk Usop, hanya sepuluh menit kalung dengan tali hitam dan dengan koin emas sebagai liontinnya sudah jadi. Luffy mengucapkan terima kasih kepada Usop sebelum memakainya. Itu terlihat bagus. Sangat pas untuknya.

"Waah, apa itu." Chopper menunjuk ke tengah laut, "Gula kapas," ucap Chopper dengan liur yang jatuh dari dalam mulutnya.

Nami melihat ke arah tempat yang ditunjuk Chopper. "Itu bukan gula kapas. Itu adalah uap dari laut. Di sebut Hotspot."

"Apa maksudnya?"

"Tempat keluarnya magma gunung berapi yang berada di bawah laut."

"Bawah laut?" tanya Chopper semakin penasaran.

"Ya. Dan lebih banyak daripada di daratan."

Luffy yang mendengar percakapan mereka hanya berujar dengan wajah malas, "Huh, tidak bisa dimakan." Beberapa detik kemudian Luffy merasakan ada sesuatu dari dalam air segera berlari ke pembatas kapal. Zoro segera terbangun dari tidurnya. Usop mengikuti langkah Luffy, dan Sanji segera keluar dari dapur.

"Orang tenggelam." Tunjuk Usop ke dalam air.

"Dia tidak bisa berenang," teriak Nami yang juga sudah berada di pinggir kapal.

"Gomu gomu no." Tangan Luffy memanjang ke dalam air, "Celaka, kekuatan ku melemah."

Kendati begitu, Luffy berhasil menyelamatkan orang itu. Orang aneh dengan penampilan yang aneh juga. Seperti Okama?

"Terima kasih karena sudah menyelamatkanku," ucap orang itu dengan posisi duduk. "Karena aku sudah diselamatkan oleh bajak laut tidak dikenal, budi ini tidak akan kulupakan selamanya," masih dengan posisi duduk melipat kaki ke belakang. "Nah kalau begitu, berikan aku sup hangat."

"TIDAK BISA!! KAMI SENDIRI JUGA LAPAR, TAHU!!!" seru Usop, Nami, Chopper, Zoro dan Luffy serentak. Sudah diselamatkan, banyak kali tingkah orang ini, batin mereka.

"Jadi, kamu tidak bisa berenang?" Luffy mulai bertanya untuk memutus rasa penasaran di kepalanya.

"Iya. Itu karena aku makan buah iblis."

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang