39

754 71 38
                                    


"Ayolah, jadilah kru kapal ku, Torao."

Law kembali menggeleng. Itu adalah rengekan kesekian yang dia dengar, Law sampai jengah sendiri. Bagaimana tidak, Luffy tidak ingin turun dari gendongannya sampai dia mengatakan, 'Iya, aku akan menjadi kru kapal mu.' Law tidak masalah jika anak itu masih menempel sejak di Dressrosa, tertidur lalu sampai dia bangun, posisinya masih seperti itu. Namun memintanya menjadi krunya adalah hal yang tidak bisa dia lakukan. Mungkin saja itu bisa terjadi jika dia berubah pikiran. Namun saat ini dia masih ingin berpetualangan bersama krunya sendiri.

Hari menjelang sore, kapal mereka sudah berlayar meninggalkan Dressrosa. Sengaja tidak menampakkan diri kepada penduduk atau kepada Raja Riku, mereka tidak ingin berhadapan dengan angkatan laut.

Pasukan Revolusi sempat menemui Luffy dan mengucapkan salam perpisahan, tentu saja mereka ingin kembali bertemu. Luffy menitipkan salam kepada ayahnya meski pun dia bisa bicara langsung melalui den den mushi.

"Suatu hari aku ingin menemuinya ke markas kalian," itulah yang diucapkan Luffy kepada Hack dan yang lain. Mereka menantikan kedatangan anak pemimpinnya itu.

"Aku tidak mungkin menjadi kru mu, Luffy. Bagaimana dengan nakama ku sendiri?"

"Ah, beruang. Bepo wa?" akhirnya dia sadar bahwa Law hanya sendiri tanpa kru dan kapalnya. Dia sibuk merengek hingga tidak sempat menyadari hal itu.

"Kau baru menyadarinya?" koor semua kru yang berada tidak jauh di sana.

"Bepo dan yang lain sedang berada di suatu pulau kosong. Aku akan segera menemui mereka."

Zoro datang menemuinya, membuat perhatian Luffy teralih dan turun dari gendongan Law. Berterima kasihlah kepadanya, Law. Kepada Zoro yang menyelamatkan mu dari rengekan tidak jelas adik mu itu.

"Na, kapten. Bagaimana dengan mereka?"

Luffy melihat ke arah pandangan Zoro. Sebuah kapal besar dan kapal-kapal berukuran tidak lebih besar dari kapal Sunny mengikuti mereka dari belakang. Sebenarnya Luffy sudah menolaknya, namun mereka tetap bersikeras mengikuti.

"Kau terima saja mereka, Luffy ya. Itu tawaran yang bagus."

"Tidak lebih bagus dari tawaran ku untuk menjadikan mu kru kapal ku." Bahkan Luffy masih berusaha membujuk Law.

Law menghembus nafas lelah. Tangannya terangkat mengusak raven adiknya itu, Luffy memejamkan mata, menikmati.

"Benar, Luffy. Mereka bisa menjadi armada besar dan mungkin saja akan bertambah. Kita tidak memaksanya, bukan? Itu atas keinginannya sendiri."

Tidak ada yang salah dengan ucapan Zoro. Hanya saja Luffy merasa terlalu cepat jika memimpin armada sebesar itu. Pandangan menatap ke laut membelakangi Zoro dan Law, kedua tangannya berkacak pinggang. Semilir angin menerpa wajahnya yang tersenyum, Luffy berbalik menghadap mereka berdua.

"Baiklah, aku akan menerima mereka."

Dan begitulah hingga Luffy bertukar cawan sake dengan armada yang baru terbentuk, dari berbagai ras dan negara termasuk para kurcaci, mereka bersatu dalam satu sumpah. Luffy menjadi pemimpin mereka.

Lalu Caesar, dia menemui Law untuk mengambil jantungnya kembali ketika di Dressdrosa. Karena Law sudah tidak membutuhkannya maka dia dilepaskan begitu saja.


*****


Armada telah membubarkan diri dan berlayar ke tujuan masing-masing setelah mereka mengadakan pesta dengan hidangan makanan yang begitu banyak, Luffy begitu bersemangat menyantap setiap makanan yang ada. Dia kembali tertidur di rumput Sunny karena kekenyangan. Sedangkan para kru dan Law masih bercengkrama di dek. Menikmati cahaya bulan dan hembusan angin malam yang sedikit sejuk, mereka membicarakan banyak hal.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang