15

1K 88 3
                                    

Luffy memperkenalkan teman-temannya kepada Robin. Dengan bangga Luffy membeberkan setiap impian mereka. Itu karena Luffy menyukai orang-orang yang berani bermimpi dan berusaha, karena seperti itulah dia. Keras kepala dan egois, konsisten mengatakan bahwa dia bisa mencapainya sekali pun kegagalan menanti di depan. Itu bukan masalah, karena keputusan untuk berjuang adalah yang terpenting. Egois, bukan?

Seiring berjalannya waktu, Robin lebih dekat dengan semua kru meski pun dia belum yakin orang-orang ini benar-benar menerimanya. Tapi sekali lagi Luffy dan yang lain membuktikan bahwa Robin pantas menjadi bagian dari mereka.

Hari demi hari, Nico Robin lebih bisa membuka diri. lebih sering tersenyum, lebih sering tertawa. Kadang ada saja hal-hal menarik yang kru lakukan, contohnya Nami yang mumukul Luffy karena melakukan hal bodoh. Jika boleh menilai, mungkin Robin akan mengatakan bahwa Mugiwara adalah bajak laut teraneh dari semua bajak laut yang dia temukan. Bajak laut gila ini ternyata tidak sekejam seperti angkatan laut gambarkan. Kapten tidak seperti kapten, mereka ... gila. Tidak. Mereka lebih seperti teman tanpa memandang status.

Setelah dari Alabasta, mugiwara singgah di pulau-pulau tak bepenghuni, tak lupa Nami menggambar pulau-pulau itu di peta. Setiap mereka menemukan pulau tanpa penduduk, mereka akan menggunakannya untuk berlatih. Mereka akan menginap selama beberapa hari lalu mngadakan pesta layaknya bajak laut pada umumnya.

"Bagaimana kamu menciptakan awan itu. Sugoi," binar terang seperti bintang muncul di mata Luffy. Mata penuh kekaguman setiap melihat hal-hal baru. Seperti itulah dia mengekspresikannya.

Nami menciptakan jalan yang terbuat dari awan yang keluar dari Clima Tactnya "Aku mempelajarinya dari buku yang kudapat dari Raja Cobra." Usop sebagai orang yang membuat Clima Tact tentu bangga senjata buatannya bisa digunakan untuk banyak hal. Benar-benar berguna.

Luffy melompat naik ke atas awan tersebut. Rasanya lembut seperti kapas. "Wah, aku bisa berjalan di atasnya. Apa awan ini bisa menahan Merry?"

Sanji beputar-putar mendekati Nami. "Nami swan semakin cantik dan pintar." Pria kuning itu memang selalu begitu. Memuji setiap wanita cantik dan selalu tergoda oleh mereka.

Jika melihat ke bagian lain tidak jauh dari mereka, ada Zoro yang sedang melatih Chopper. "Pasang kuda-kuda mu, Chopper." Pria hijau itu bertelanjang dada dan memberi intrupsi seperti seorang sensei kepada muridnya.

"Kya, ini adalah kungfu." Chopper melompat dengan bentuk tubuh yang sudah berubah. Terlihat seperti ... rakun? Perubahan bentuk tubuh yang mulai dokter imut itu kembangkan.

"Ara, kawai," Robin memuji penampilannya.

Mendengar itu Chopper menggoyang-goyangkan tubuh, "Jangan memujiku, bakayaro."

"Robin. Mau kuajarkan jurus yang pas untukmu? Ini adalah jurus yang diajarkan Ayahku, jurus Ryusoken" Luffy menghampiri Robin. Sepertinya dia sudah selesai dengan kekagumannya terhadap awan ciptaan Nami.

Robin tersenyum, "Boleh. Akan sangat berguna untukku. Terima kasih."

Luffy mulai melatih Robin beberapa jurus pertahanan dan salah satu jurus yang diajarkan Dragon, juga jurus yang digunakan oleh Sabo. Ryusoken atau Cakar Naga adalah jurus yang berfokus pada penggunaan jari sebagai senjata utama. Jika dikombinasikan dengan Busoshoku Haki, jurus ini bisa mengahancurkan tengkorak kepala lawan tanpa kesulitan. Ryusoken sangat cocok untuknya karena Robin adalah pengguna buah iblis Hana Hana No Mi. Buah ini memberikan kekuatan untuk menumbuhkan bagian tubuh penggunanya di mana pun seperti bunga. Umumnya, Robin akan menumbuhkan tangan pada tubuh musuh untuk menyerang.

"Jika berlatih lebih lama lagi, kalian bisa menggunakan Busoshoku Haki," jelas Luffy kepada Robin dan Chopper. Mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk bisa menggunakan haki. Jika mereka bertekad dan berusaha, waktu tidak menjadi masalah.

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang