50.☘︎

145 24 9
                                    

Sunoo termenung.Duduk di sofa tanpa ekspresi.Matanya menatap layar televisi yang tidak menyala,pikirannya melayang jauh entah ke mana.Sunghoon meninggalkannya ke atas karena tak ingin bicara dengannya.Laki-laki itu menyibukkan diri di dalam ruangan kerja tanpa peduli padanya yang berada dalam situasi kebingungan.

Sunghoon sudah begitu marah.Sunghoon tak mau mendengarkan penjelasannya dan bahkan Sunghoon sudah tidak lagi percaya padanya.Sekarang apa yang harus ia lakukan? Apa yang harus ia katakan agar Sunghoon mengerti dengan keadaannya.Apa ini adalah saat yang tepat baginya untuk segera melupakan Jake dan membuang seluruh ingatan serta kenangan bersama Jake sejauh mungkin?

Untuk kesekian kalinya Sunoo menghela nafas dan sampai detik ini ia belum bisa menemukan jawaban yang pas atas perasaannya.Ia belum bisa merangkai kata yang baik untuk minta maaf pada Sunghoon.Ia juga belum menemukan hal yang kuat untuk ia jadikan pegangan agar ia bisa menentukan pilihan tanpa keliru.

Apakah perasaannya terhadap Jake memang benar hanya sebatas penyesalan seperti yang Jake katakan padanya?

Sunoo beranjak,mengusap kedua matanya yang berair karena rasanya terlalu pusing memikirkan ini semua hingga membuatnya ingin menangis.Kakinya menaiki anak tangga hingga ia berdiri di depan sebuah ruangan kaca.Ia bisa melihat Sunghoon duduk di dalam sana.Laki-laki itu tak melakukan apapun,hanya melamun dengan tangan yang masih berada di atas keyboard komputer.Sunghoon tidak berkerja.Sunghoon hanya mencari alasan untuk berdiam diri di sini dan menghindarinya.Sepertinya ia sudah membuat laki-laki itu bingung sekarang.Bukan hanya dirinya,tapi Sunoo sudah membuat Sunghoon bingung dengan hubungan ini.

Tatapan mereka bertemu saat Sunghoon sadar Sunoo berdiri menatapnya dari luar.Laki-laki itu memperhatikan Sunoo yang membuka pintu dan berjalan masuk dengan langkah yang pelan.Sunghoon benci keadaan seperti ini.Keadaan di mana hatinya terlalu mudah untuk luluh karena cinta.Keadaan di mana dirinya tak bisa untuk marah meskipun hatinya merasa ingin sekali melakukannya. Pada akhirnya ia tahu ia akan mencoba mengerti dan memahami bahwa cinta tidak bisa semudah itu untuk dilupakan.Ia tak akan mampu melupakan Sunoo dan mengusaikan hubungan ini karena sungguh di dalam pikirannya saat ini hanya tentang Sunoo dan hanya mencemaskan Sunoo.

Nafasnya dihembuskan.Sunghoon beranjak dari kursi,saat langkah Sunoo berhenti tepat di depannya.Tangannya menarik tubuh itu masuk ke dalam pelukan,merengkuhnya erat dengan emosi tertahan dan amarah yang berusaha dipendam.Ia sudah terlanjur melangkah maju dan sudah terlanjur memberikan cintanya pada Sunoo hingga begitu sulit untuk marah dan memutuskan hubungan.Ia tak bisa.Sekali ini.Hanya sekali ini lagi ia ingin memberi kesempatan dan kerpercayaan pada Sunoo,karena jika suatu saat hal yang sama kembali terjadi maka ia akan benar-benar tidak peduli pada cinta dan hatinya.

"Lupakan dia,Sunoo." Sunghoon berbisik pelan dengan nafas yang terdengar putus asa.
"Kumohon lupakan dia,sebelum aku yang berusaha untuk melupakanmu."

___________________________

Ini sama persis seperti tiga tahun lalu.Persis ketika ia masih berumur sembilan belas tahun.Ketika untuk kali pertama ia memiliki seorang kekasih.Ketika kali pertama seseorang menyayanginya dengan tulus dan membawanya ke tempat yang belum pernah ia kunjungi.Di sini.Di pantai indah dengan angin menyapa wajah.Air yang bergulung kecil dan pasir yang mereka pijak.

Sepatu mereka jauh dari bibir pantai.Mereka membiarkan kaki tanpa alas itu berjalan menyusuri tepi pantai dengan langkah pelan.Menikmati waktu yang tenang sembari memutar kembali apa yang ada di dalam ingatannya.Tentang pahit hidupnya,tentang nasib buruk serta tentang perubahan indah sejak Jake datang ke dalam kisahnya.

Matanya tertutup mengingat hujan deras yang membuat pertemuan mereka terjadi.Awal mula ia bertemu Jake di tepi jalan.Merasa takut saat laki-laki itu mengantarkannya dan berakhir Jake yang menawarkan biaya untuk sekolahnya.Jungwon masih begitu ingat ketika ia merasa ragu saat Jake ingin menjadi donatur tetap untuknya.Merasa rendah,merasa dikasihani dan merasa terhina karena laki-laki itu menganggapnya hanya sebatas gadis miskin yang membutuhkan uang.Namun ternyata lewat cara seperti itu mereka ditakdirkan untuk bersama.Ia memutar lagi kejadian itu dan menjadikannya berbanding terbalik seperti yang sebenarnya.Jika saja ia tak berjalan dan tak menghampiri Jake,maka ia tak akan bisa bersama laki-laki ini sekarang.
Mungkin juga ia tidak akan bisa hidup dengan baik dan melanjutkan sekolah dengan benar.

Hypocrisy Effort (JakeNoo)End// SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang