3.☘︎

293 42 1
                                    

"Atas kepergian nyonya Shim dan atas permintaan mendiang saya berada disini." Pengacara Lim memulai pembicaraan.Sunoo dan Jake sudah duduk disana.Sebuah ruang tamu dengan kursi putih yang elegan dan memiliki desain sederhana dengan tinggi sandaran hampir satu setengah meter seperti kursi singgasana kerajaan.

"Sebenarnya tidak banyak yang nyonya Shim pesankan padaku." Pengacara Lim membuka beberapa berkas penting dari amplop berwarna cokelat.Memang tidak banyak yang bisa dibicarakan sang ibu menyangkut warisan dan semua hal tentang perusahaan.Kematian yang mendadak membuat semuanya belum terancang dengan sempurna hingga masih meninggalkan beberapa hal penting.Memang tidak ada yang tahu kapan kematian akan tiba namun sungguh tidak bisa diduga jika nyonya Shim akan pergi dengan kasus pembunuhan.

"Beberapa bulan lalu nyonya Shim menemuiku dan membuat perihal surat warisan." Mengeluarkan selembar kertas.
"Nyonya Shim mengatakan jika dia semakin tua dan perlu memikirkan hal ini untukmu Jake." Pengacara Lim tersenyum tipis.

"Perusahaan ini berdiri sejak lama sebelum anda menginjak sekolah dasar.Maju dengan pesat setelah lima tahun merintis untuk bangkit.Saya rasa anda lebih tahu apa saja yang ada didalam perusahaan ini."

Jake mengangguk pelan.Sedikit banyaknya ia memang sudah menguasai banyak hal tentang Shim group meskipun tidak begitu mendalam.

"Ada banyak perusahaan besar yang menanamkan saham tapi semua presentasenya jika dijumlahkan hanya mencapai tiga puluh persen dari perusahaan dan Shim group memegang saham terbesar karena tujuh puluh persen adalah angka yang bisa dikatakan utuh untuk menguasai perusahaan sepenuhnya.Kecuali jika terjadi kesalahan atau hal-hal lain yang bisa membalikkan nama saham untuk berpindah ketangan lain."

Pengacara Lim membuka satu persatu berkas yang ada ditangannya.Membaca sekali lagi kertas tersebut sebelum kemudian tersadar akan sesuatu.
"Oh maaf, "

"Ada apa pengacara Lim?"

"Saya melupakan surat yang tertulis disini." Pengacara Lim membacakan isi surat tersebut membuat Jake menautkan alis dengan kepala tertunduk menatap lantai.

"Atas apa yang saya bacakan barusan, kita semua tahu jika ternyata tiga puluh dari tujuhpuluh persen saham Shim group adalah milik anda, " Pengacara Lim menatap kekiri.
"Kim Sunoo."
Mata Jake dan Sunoo saling tatap.Bisa ia lihat Sunoo juga menampilkan ekspresi terkejut seperti dirinya.

"Apa yang ibu saya katakan sebelumnya? Apakah ada pesan lain?"

"Seingat saya,, nyonya Shim hanya menuliskan ini dan tidak mengatakan apapun.Ini beliau tulis sendiri dihadapanku. Dua bulan yang lalu." Pengacara Lim menyodorkan berkas pada Jake.

"Mendiang hanya mengatakan jika ini atas permintaan menantunya." Jake seketika menatap pengacara Lim dengan alis semakin bertaut.

"Maksud anda-"

"Atas permintaan saya?" Sunoo menatap pengacara Lim dan Jake secara bergantian.
"Saya tidak pernah meminta hal-hal semacam ini."

Pengacara Lim tertawa pelan.
"Sepertinya mendiang mengatakan ini dengan maksud bercanda karena mungkin ini keinginannya sendiri jadi tidak perlu alasan untuk dijelaskan.Yang pasti itu semua sudah jelas tertera pada berkas dan sertifikat."

______________________________________

"Jake,aku tidak tahu apapun perihal warisan."

Jake menatap Sunoo yang tiba-tiba membuka suara.Tangannya memegang secangkir teh hangat.Berdiri dipagar balkon menikmati angin sore sembari menunggu matahari tenggelam.

"Aku juga terkejut ibu memberikan tigapuluh persen untukku dari bagian perusahaan." Jake mengalihkan tatapan kedepan.Ternyata bukan hanya dirinya yang terkejut tapi Sunoo juga.Sebenarnya tak ada masalah dan ia tak ingin mempermasalahkan apapun perihal aset.Namun didalam pikirannya tentu menanyakan penyebab sang ibu memberikan hal ini pada sang menantu sementara tak pernah terdengar sedikitpun pembahasan tersebut dari bibir ibunya.

Hypocrisy Effort (JakeNoo)End// SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang