46.☘

145 25 20
                                    

Surai cokelat tergerai diusap ke belakang.Sunoo hampir tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya karena mata yang mengantuk.Tidur pukul satu dan terbangun lagi jam setengah tiga membuat matanya begitu berat.Rasa kantuk menggelayut pada kelopak mata memaksa dirinya untuk segera terlelap sekarang.

Ini semua karena mimpi beberapa minggu ini.Aneh namun seperti nyata.Ia tidak bisa memikirkannya sebagai mimpi karena begitu terasa seperti benar-benar terjadi namun kenyataannya itu memang hanya sebuah bunga tidur.Walau begitu hingga detik ini ia masih mengingatnya dengan jelas.

"𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩.𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘤𝘶𝘯𝘮𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢."

"𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘤𝘶𝘯𝘮𝘶.. "

"𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘤𝘶𝘯𝘮𝘶.. "

"𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶..."

"𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶... "

"𝘈𝘬𝘶... "

Tangannya bergerak menyapu meja dengan teriakan kesal.Semua benda berjatuhan.Sunoo menatap lantai dengan rasa gelisah.Kedua tangannya memegang laptop yang hampir saja ikut terhempas.Nafasnya berhembus cepat lama kelamaan menjadi tenang sebelum kemudian menutup mata menghembuskan nafas panjang.

Apa maksudnya? Apa maksud Jake? Apa yang Jake maksud dengan ucapan yang laki-laki itu lontarkan di pemakaman? Bagaimana jika—

"Apakah kau yang berteriak? Kenapa?" Hyerin menerobos masuk memperhatikan Sunoo yang masih menutup mata menetralkan nafas dan detak jantungnya.

"Apa ada masalah?"

Sunoo membuka mata,menatap wajah Hyerin.
"Tidak ada apa-apa." Tangannya mengambil tas dan memasukkan ponsel kedalam sana kemudian berdiri.
"Aku akan pulang,jangan lupa temui utusan dari kantor Pak Hwang."

"Tapi kau—"

"Kenapa?" Sunoo berbalik menatap Hyerin tajam.

"Bukan apa-apa.Aku hanya ingin menyampaikan—" Hyerin melirik pintu yang terbuka.Bibir yang hendak bicara kembali terkatup kemudian tersenyum menyambut seseorang yang baru saja masuk.

"Sudah selesai?" Tatapan Sunghoon mengedar.Melihat-lihat semua yang ada di atas meja Sunoo kemudian mengernyit melihat wajah Sunoo yang tampak lesu.

"Kenapa?" Suaranya menjadi berubah dan Sunoo bisa mendengar ada kekhawatiran terselip di sana.

"Tidak ada apa-apa." Hyerin menjawab lebih dulu dengan senyum lebar.Sunghoon tersenyum tipis meminta wanita itu keluar.Menunggu Hyerin benar-benar keluar barulah Sunghoon mendekat pada Sunoo yang cepat-cepat beranjak.

"Ayo,"

Tangan Sunoo ditahan pelan.Sunghoon memperhatikan wajahnya.Laki-laki itu terlihat berbeda dari biasanya.

"Jika tidak enak badan,kita bisa tunda.Lebih baik memesan makanan dan makan siang sekarang."

Sunoo menatap dua bola mata hitam itu cukup lama.Nafasnya ditarik pelan sebelum dihembuskan dengan pasrah.
"Tidak apa-apa,ayo makan di luar."

___________

Sunoo tidak tahu mengapa laki-laki di sebelahnya ini menyetir dengan sangat santai.Begitu pelan hingga rasa kantuk datang menghampiri membuatnya hampir saja tertidur jika saja rem tidak diinjak membuat mobil berhenti.Matanya sedikit menyipit mendapati bukan apartemen yang ada di depannya,melainkan sebuah Coffee Shop biasa di dekat taman tepi kota.Tergolong sepi karena bisa terlihat hanya ada beberapa orang saja yang duduk di sana.Parkiran juga hanya ada dua mobil termasuk mobil Sunghoon yang baru tiba.Kebanyakan di sini pejalan kaki dan mungkin menjadi sepi karena sudah malam. Siang tadi mereka makan di tempat mereka biasa makan.Ia pikir malam ini Sunghoon akan mengantarkannya pulang karena sebelumnya mereka sudah makan makanan cepat saji yang dibelikan Hyerin.

Hypocrisy Effort (JakeNoo)End// SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang