9.☘︎

163 34 9
                                    

Rapat dibatalkan,pertemuan ditunda menjadi besok pagi.Selama dikantor Jake tak bisa fokus sama sekali.Pikirannya terus memikirkan Sunoo dan juga perdebatan mereka siang tadi.Jika dipikir secara logika benar jika Sunoo hanya sebatas rekan kerja dengan Sunghoon.Namun dari hal itu juga sesuatu bisa terjadi diantara istrinya dan Sunghoon.Mungkin pada awalnya atau tadi pun Sunoo masih mengatakan Sunghoon sebagai rekan kerja.Tidak akan ada yang tahu jika terjalin sebuah hubungan diantara keduanya.Ia tidak hanya berpikir singkat dan langsung menuduh Sunoo secara tiba-tiba pada hari ini.

Sejak beberapa bulan ini ia merasakan hal-hal berbeda dari Sunoo.Semakin hari Sunoo juga memperlihatkan sisi lain dari dirinya.Dalam dua bulan ini Jake sudah sering kali mendengar jika Sunoo kerap bertemu dengan laki-laki putih berbahu lebar di cafe yang sama dan pada waktu-waktu yang berdekatan.Jake tahu itu Sunghoon.Ia masih menganggap ini hal wajar karena tahu Sunghoon termasuk rekan kerja Sunoo.

Namun Sunoo semakin lama semakin sering pulang larut dan lupa meluangkan waktu untuknya.Sunoo lebih sering dikantor dan menghabiskan waktu dengan perkerjaan yang entah benar atau tidak jika istrinya itu berkerja atau malah pergi dengan seseorang.Semakin hari tentu pikiran positifnya perlahan berubah menjadi kecurigaan-kecurigaan setiap kali mendapati Sunoo pulang melebihi waktu kerja pada biasanya.

Suatu malam dimana Sunoo pulang begitu malam dan saat itu juga ia tahu sesuatu baru saja terjadi.Sunoo sudah menyalakan api diantara mereka.Tapi akankah dugaannya benar jika itu Sunghoon?

Jake memijat pangkal hidungnya terus-menerus tanpa henti karena merasakan pusing mendera kepalanya.Pintu ruangan tertutup rapat dan sengaja ia kunci agar tidak ada satu orangpun mengganggunya.Heeseung sedang keluar kota.Jika sahabatnya itu tidak dalam urusan kerja,maka Jake akan menelepon dan meminta Heeseung menemaninya disebuah Club atau apapun itu untuk bercerita dan menghilangkan pikiran stres.

Berjam-jam Jake benar-benar menghabiskan waktu didalam ruangan tanpa melakukan apapun.Hingga malam tiba Jake tak juga berniat untuk makan malam meskipun perutnya merasa lapar.Apa sebaiknya ia pulang kerumah dan membicarakan ini baik-baik dengan Sunoo? Seharusnya tadi ia tidak terbakar emosi, tapi mengingat lagi sikap Sunoo membuatnya mengatakan hal buruk yang menjadi beban benaknya selama ini.Mungkin hal itulah yang menjadikan Sunoo marah hingga tanpa sadar menamparnya.

Ada rasa menyesal juga ada rasa kesal didalam dirinya sekarang.Dan pada akhirnya ia merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan.

Suara gemericik air membuat Jake menghembuskan nafas pelan.Sunoo sepertinya sedang mandi.Setelah berpikir cukup lama ia sadar jika seharusnya mereka membicarakan lagi masalah ini secara baik-baik.Mungkin sedikit terlambat karena mereka sempat bertengkar tadi.Seandainya emosinya bisa terkendali maka kejadian siang tadi tidak akan ada.

Merasa gerah dan bingung,Jake melonggarkan dasinya yang seakan mencekik.Lengan kemeja putih itu tergulung hingga siku sementara tuxedo yang ia kenakan tadi sudah mendarat diatas kursi rias Sunoo.Jake mendudukkan diri ditepi ranjang untuk menunggu Sunoo selesai.Hingga suara pintu yang dibuka membuatnya mengangkat pandangan dan menemukan Sunoo melihatnya terkejut.

Seulas senyum tipis terukir pada bibir tebal Jake.Tangan Sunoo menutup lagi pintu dengan pelan, berdiri diam menatap Jake yang beranjak dari tempatnya.Apa Jake sudah menunggunya sejak tadi? Senyuman Jake membuatnya merasa lega meskipun laki-laki itu belum mengatakan apapun tapi rasanya Sunoo seperti mendapat sinyal baik dari sana.

"Jake,sejak kapan kau-"

"Seharusnya kita tidak bertengkar." Jake sudah berdiri didepannya.Suaranya pelan tanpa ada penekanan seperti tadi ketika mereka berdebat.Mata itu kembali lembut dengan raut penyesalan tergambar pada wajah tampan Korea perpaduan Australia.

Hypocrisy Effort (JakeNoo)End// SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang