26.☘︎

116 21 11
                                    

Kemungkinan besar orang yang pernah membuat kesalahan akan berusaha untuk tidak mengulangnya diwaktu yang akan datang.Namun pada dasarnya manusia tetaplah mahluk yang selalu lupa.Lupa akan apa yang dilakukan pada umur hidupnya.Entah itu sebuah kesalahan yang sengaja atau tidak sengaja.Semuanya menjadi satu membuahkan sesuatu kebahagiaan hingga tanpa sadar jika apa yang dijalani adalah dosa.Keserakahan untuk mencoba memiliki segalanya adalah titik utama kenapa suatu masalah itu ada.Jika saja keserakahan mau mengalah,maka tidak akan ada yang namanya cinta kedua.Itu hanya kata tanpa makna.Cinta kedua hanyalah sebuah alasan dan kata pelarian dari hati yang tidak terima jika diri mulai menuruti keegoisan dan rasa tamak untuk memiliki keduanya tanpa mau tahu perasaan yang lain.

Seperti Sunoo dan Jake yang bersembunyi dalam kesalahan dan melemparkannya satu sama lain seakan-akan salah satu dari mereka adalah seseorang yang suci.

Bukankah kasus mereka berbeda? Tentu berbeda.
Lalu apakah Jake bisa membela diri jika ini bukan seperti perselingkuhan yang terjadi pada umumnya.

Tapi selalu saja benang masalah yang ditarik sejauh apapun akan tetap menjadi masalah.Tidak ada pengecualian ketika hati mereka sudah menyimpan nama lain yang berusaha dipertahankan.

Kekesalan Sunoo terhadap Heeseung atas sikap laki-laki itu yang masa bodoh dan hampir membongkar perselingkuhan mereka didepan Jake tidak membuat Sunoo marah sama sekali pada kekasihnya tersebut.Mungkin ia hanya merasa cemas hingga membuatnya sempat meminta Heeseung untuk tidak datang lagi ke kantor Jake ketika ia berada disana.Sungguh,mendengarkan ucapan Heeseung tempo hari lalu membuatnya panik sendiri.Takut seandainya Jake sadar akan maksud tersembunyi tentang apa yang Heeseung sampaikan.

Sunoo tidak tahu apa yang membuat dadanya terus berdetak dengan keras sejak tadi.Seperti ada rasa kegelisahan dan juga perasaan tidak enak memenuhi dirinya ketika kakinya mulai menginjakkan kaki di kantor sang suami.

Lift yang terbuka menampilkan Yeonjun membuat Sunoo urung melangkah masuk.Bibirnya tertarik manis menemukan sang kakak yang tersenyum lebar melangkah padanya.

"Hei! Kita bertemu disini.Kau ingin menemui suamimu? Tumben sekali." Entah apa yang Yeonjun katakan tapi Sunoo tak terlalu perduli.Lebih memilih berjalan mengikuti Yeonjun yang duduk pada bangku didekat sana.

"Bagaimana proyeknya? Apa baru saja rapat?" Jake tidak menceritakan perihal ini.Mungkin karena hubungan mereka yang sedikit renggang akhir-akhir ini hingga banyak sekali hal yang membuat mereka tidak bisa untuk saling bertukar cerita seperti biasanya walau hanya sebentar.Jake kembali disibukkan dengan perkerjaan kantor yang kian menumpuk hingga membuat suaminya itu semakin banyak menghabiskan waktu dikantor.

"Soobin menceritakannya padaku kemarin jika kalian merencanakan membuat bangunan kecil untuk toko bunga."

Yeonjun menarik senyum.
"Soobin yang memintanya.Ini bukan rencana kami berdua tapi pada akhirnya aku menuruti kemauan Soobin karena setiap hari selalu saja itu yang dia bahas." Tertawa pelan.
"Mungkin semenjak memiliki Leo,dia jadi merasa sulit untuk pergi kemana-mana dan sedikit bosan dirumah."

Sunoo tahu dan karena hal itu juga yang membuatnya semakin enggan memiliki anak.Terikat dan tidak bebas melakukan semua kegiatan.Semuanya terbatas hingga menyita banyak waktu dan karir.
"Seharusnya kau sering-sering ajak dia liburan."

"Entahlah,perkerjaanku selalu padat.Sama seperti Jake yang sulit mengatur waktu."

Bukan Jake yang sulit mengatur waktu untuknya,tapi dirinyalah yang kerap lupa meluangkan waktu untuk Jake yang sudah lelah.Seharusnya ia bisa memberikan sesuatu yang baik pada Jake yang telah berjuang untuk rumah tangga mereka.

"Mungkin kau harus sering-sering main kerumah untuk menemani Soobin dan Leo." Yeonjun berdiri melirik jam tangan.
"Aku belum makan malam,kau ingin makan malam bersama Jake?"

Hypocrisy Effort (JakeNoo)End// SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang