34.☘︎

108 25 7
                                    

Sunoo meremat tangannya sendiri meletakkan ponsel kembali pada nakas.Tatapannya kini berpindah pada Jake yang masih terlelap kemudian menatap sebuah pisau pada keranjang buah.Tangannya terulur perlahan,mengambil benda tajam itu dengan hati-hati.Menggenggamnya erat dengan mata tertutup rapat.

Apa ini kata hatinya? Atau bisikan lain? Namun tangannya mengarahkan pisau pada dada Jake.Sebelum Jake mengetahui semua tentang kemunafikannya,mungkin ia harus melakukan ini untuk menghilangkan kemunafikan Jake.

Dan juga,,,

"Arrrghh!!"

Jake terbangun,matanya melebar menatap kedepan dengan setengah sadar.Ketika suara benda terjatuh dan teriakan terdengar dengan cepat ia beranjak berdiri menatap Sunoo yang memegangi sisi kepala sambil terisak.

"Sunoo?" Tatapannya terpaku pada benda mengkilau yang ada didekat kaki dimana mereka berdiri.Apa yang baru saja terjadi?
"Apa yang kau lakukan?" Tangannya bergerak cepat memeriksa semua yang bisa ia lihat dari Sunoo.Apa ada yang terluka? Atau ada sesuatu yang lain?

Sunoo tak bisa menjawab.Malam sunyi menuju pagi menjadi terasa aneh dengan suara isakan.Jake tak bisa berpikir namun apa yang ia lihat membuat hatinya terpukul.Barangkali Sunoo mencoba untuk bunuh diri? Walau kenyataan yang benar Sunoo mencoba membunuhnya,Jake tak memikirkan itu sama sekali.

Pelukannya erat,melingkari tubuh bergetar itu dengan kuat.Sunoo tidak mengerti kenapa ia sampai bisa berpikiran untuk menyakiti Jake tapi beruntung kesadarannya datang hingga membuatnya menjatuhkan pisau itu begitu saja dan tanpa sadar berteriak kesal.Menangisi dirinya sendiri karena sudah merasa bodoh.Meskipun banyak kebencian yang muncul untuk Jake tapi bukan berarti ia benar-benar membenci laki-laki itu.Sunoo masih sangat mencintainya.
Dan satu-satunya alasan yang membuatnya seperti ini,karena dia masih sangat mencintai suaminya.Kehilangan Jake adalah ketakutan terbesar yang sesungguhnya.

Sunoo hanya diam duduk ditepi kasur masih berada dalam pelukan Jake.Entah apa yang Jake pikirkan saat ini.Tapi sepertinya laki-laki itu tak menaruh curiga sedikitpun padanya.Atau memang tidak ingin mengatakannya?

Tidak ada yang bersuara.Jake tidak tahu bagaimana dan akan seperti apa rumah tangganya untuk masa yang akan datang sementara sekarang ia sudah banyak merasakan perubahan besar dan kekacauan yang semakin menjadi.

Tidak ingin kehilangan Sunoo.Hanya itu yang terbesit didalam benaknya.Pelukan semakin erat,membawa Sunoo untuk ketengah ranjang agar bisa kembali tidur dengan nyaman.Mungkin Sunoo terlalu stres memikirkan dirinya.Hal ini membuatnya merasa bersalah tapi bukan berarti membuatnya bisa memilih jalan secara tiba-tiba.Tidak,tidak sama sekali.Karena saat ini bahkan dirinya semakin bingung dan kacau.

"Jake?" Mata Jake menatap kedua mata redup didepannya.Tangan yang bergerak menarik selimut terhenti.Barangkali Sunoo ingin mengatakan sesuatu,jadi ia hanya diam menatap sang istri dalam tatapan lembut.

Namun bukan itu yang muncul.Jake tetap diam ketika Sunoo memajukan tubuh untuk mendekat.Mempertemukan kedua belah bibir yang dalam beberapa waktu belakangan tidak saling bersentuhan.Ini bukan waktu yang tepat untuk mereka berciuman,tapi suasana hati yang buruk dengan berbagai pikiran tidak bisa menolak kata hati.Sunoo masihlah seorang wanita yang ia cintai.

Ketika sinar mentari terlihat sayup-sayup menembus hordeng putih,saat itu juga Jake menyambut bibir lembut Sunoo dan memperdalam ciuman mereka dengan melupakan masalah yang ada untuk sesaat.Penuh cinta namun diwarnai benci.

_______________________________________

Walau ciuman mereka hangat,pelukannya nyaman dan suasana menjadi berubah,namun Sunoo tahu mereka belum selesai.Masalah mereka tetap ada dan masih tetap menjadi sesuatu yang mengganjal hatinya.

Hypocrisy Effort (JakeNoo)End// SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang