Bab 1

4.1K 408 7
                                    

Happy reading, moga suka.

Yang mau baca duluan, di Karyakarsa sudah update bab 1 - 7 ya. Mengandung sedikit adegan 21+

 Mengandung sedikit adegan 21+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Enjoy

Luv,

Carmen

___________________________________________

Seorang gadis kecil berusia sekitar delapan tahun berdiri ketakutan di depan sebuah panti asuhan sambil menggenggam erat tangan ayahnya. Mereka telah menempuh perjalanan selama dua hari dua malam untuk tiba di tempat ini. 

“Daddy? Mengapa kau membawaku kemari?” tanyanya dengan nada takut bercampur bingung. 

“Kau ingat apa yang Daddy katakan padamu?” balas pria yang lebih tua itu.

Gadis kecil itu mengangguk. Tapi tidak ingin melepaskan genggaman tangan besar itu. Ia ketakutan. Ia tidak ingin berada di sini. 

“Tapi aku takut, aku ingin pulang, Daddy.”

Pria itu kemudian berlutut agar bisa mensejajarkan pandangannya pada gadis kecil itu. Ada raut pedih di mata biru yang begitu mirip dengan mata gadis itu. Tapi dia tidak punya pilihan. Taruhannya terlalu besar.

Dia mencengkeram bahu kecil itu dan memaksa mata itu agar menatapnya lekat. Dia mengeraskan hatinya, berpura-pura buta melihat mata yang mulai dipenuhi oleh air mata itu.

“Daddy… please…”

“Kau harus tinggal di sini dan mulai sekarang namamu hanyalah Rosalind Bridgwater. Jangan pernah sekalipun memberitahukan namamu yang lain selain Rosalind Bridgwater. Ini untuk kebaikanmu sendiri, kau mengerti?”

Gadis kecil berambut hitam panjang itu mengangguk perlahan. “Aku mengerti, Daddy. Aku tidak akan memberitahu siapapun, tapi tolong, jangan tinggalkan aku di sini sendirian.”

“Rosalind!”

Bentakan itu membuat gadis itu terperanjat hebat.

“Aku tidak punya pilihan! Ini demi kebaikan kita berdua. Kau harus melupakan semua masa lalumu dan memulai hidup yang baru. Di tempat ini, kau tidak akan terlantar. Mereka akan menjagamu dengan baik. Kau tidak akan menderita di sini.”

Daddy… tolong… aku hanya ingin bersama…”

“Kalau kau tidak mau mendengarkanku, maka kau tidak akan pernah lagi bisa bertemu denganku, selamanya!”

Ancaman itu berhasil membuat gadis itu menahan isakannya. Dia lalu mengangguk kecil sambil mengusap air mata dari pipinya.

I love you, Daddy.”

Mata pria itu ikut membasah. “I love you too, Sweet Rosalind.”

“Aku akan tinggal di sini. I will be a good girl… sampai Daddy datang menjemputku.”

Pria itu mengangguk sambil menundukkan wajahnya.

“Bolehkan aku memeluk Daddy?”

Isakan pria itu tak tertahankan saat dia menarik gadis itu ke dalam pelukannya dan memeluknya erat.

I am so sorry, Rosalind. Hiduplah dengan baik, Anakku.”

The Devil in Her BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang