Happy reading, semoga suka.
Ebook lengkap sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa. Yang mau baca bab per bab, tersedia di Karyakarsa ya sampai selesai.
Luv,
Carmen
________________________________________________________________________________
"Kurasa kau salah, Rosalind," ucap Cedric kemudian, masih terengah.
Wanita itu diam tak bergerak tapi jantungnya berdebar sekeras Cedric.
"Pertanyaan yang benar adalah, bagaimana kau bisa membuatku merasa seperti ini?" sambung Cedric lagi.
Rosalind tetap tidak menjawab. Hanya berbaring diam di bawah pria itu. Ia tahu Rosalind sama bingung dan terguncangnya seperti dirinya, jadi Cedric tidak akan memaksa wanita itu mengatakan apa-apa.
Cedric kemudian bergerak, dengan enggan menarik dirinya keluar dari dalam tubuh Rosalind lalu berguling menjauh dan berbaring di sebelah Rosalind. Ada momen sunyi yang begitu damai saat mereka berbaring bersama sampai akhirnya bunyi ayam berkokok memecah kesunyian menenangkan itu. Ia kemudian melihat Rosalind bergerak, bergegas bangun dan bangkit.
"Ingin mencari sesuatu lagi untuk memukulku hingga mati, Rosalind?" tanya Cedric lagi tanpa membuka mata. Ia masih mengantuk. Setelah kepuasan yang didapatnya, Cedric hanya ingin kembali tidur.
"Tidak."
Ia membuka matanya malas dan menatap Rosalind mengenakan pakaiannya.
"Kalau begitu, kenapa tidak kembali ke ranjang?" tanya Cedric mengantuk.
"Aku punya pekerjaan yang harus kulakukan," jawab wanita itu sambil berdiri di depan cermin dan mulai mengepang rambut panjangnya.
"Tidak bisakah itu menunggu? Ini masih subuh, Rosalind."
"Tidak bisa, kecuali kau ingin warisanmu ini bangkrut. Pertanian ini tidak bisa beroperasi sendiri. Sapi-sapi itu juga tidak bisa memerah susu mereka sendiri."
Cedric mendesah kecil. Padahal, melihat wanita itu lagi, yang tengah membungkuk untuk memungut sesuatu yang jatuh di atas karpet, membuat Cedric kembali bergairah kembali. Ia menggeleng tak percaya. Rosalind pasti telah mengutuknya, wanita itu pasti menyematkan mantra kutukan hebat pada Cedric. Ia hampir tidak bisa menahan gairahnya setiap kali menatap wanita itu. Yang ia inginkan hanyalah meraih wanita itu dan menempatkannya kembali di bawah tubuhnya di atas ranjang hangat ini.
"Aku harus kembali ke London hari ini," ujar Cedric.
"Mm... oke," gumam Rosalind, tidak peduli.
Cedric menggeretakkan gigi, sama sekali tidak menyukai nada wanita itu. Ia terbakar gairah ketika memeluk wanita itu, tapi Rosalind begitu dingin dan jauh setiap kali mereka selesai berbagi kebersamaan. Cedric pikir tadi malam mereka sudah mencapai kemajuan, tapi ternyata ia salah besar.
Cedric menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar ucapan selamat tinggal. Tapi Rosalind sepertinya tidak peduli. Wanita itu sibuk merapikan diri, bersiap-siap pergi ke ladang daripada berbaring bersama Cedric. Tapi kemudian ia berusaha menahan diri, mengendalikan amarahnya. Rosalind ada benarnya. Ia adalah satu-satunya pekerja di tanah pertanian ini. Selama ini, wanita itulah yang menjaga dan merawat Stonebury, juga mengurus pamannya yang sakit.
Lagipula, itu bukan masalah. Setelah Cedric kembali ke London, dengan segala kehidupan gemerlap yag ditawarkan tempat itu, ia akan segera melupakan gadis desa ini. Cedric bahkan tidak akan memikirkan Rosalind lagi sampai ia perlu kembali ke sini lagi untuk menyelesaikan urusannya yang belum selesai dengan pengacara pamannya. Lucu bila ia terikat pada seorang pelayan yang sebenarnya tidak lebih dari sekadar propertinya. Rosalind tidak pantas mendapatkan perhatian yang begitu banyak dari Cedric. Apalagi sampai menguasai benak Cedric. Ia tidak seharusnya merasakan apapun selain memanfaatkan wanita itu untuk kepuasannya sendiri. Dan ini hanya sekadar perjanjian bisnis, tubuh wanita itu untuk tanah pertanian ini, tidak lebih. Aturannya sudah jelas, ia bisa bersenang-senang dan menikmati tubuh wanita itu sepuasnya, kapan saja dan bagaimana ia menginginkannya, lalu sebagai gantinya, Cedric akan memenuhi janji pamannya pada wanita itu.
Ia lalu bangkit dan duduk sambil menatap wanita itu keluar dari kamar menuju ke bawah. Sambil melakukannya, Cedric mengingatkan dirinya lagi bahwa wanita itu tidak lebih dari pelacurnya. Ia tidak perlu mengingat betapa wanita itu setiap saat dan mengingat betapa nikmatnya ketika berada di dalam pelukan dan di dalam tubuh wanita itu.
Hell, he is Cedric Beaumont Wallington. Sementara wanita itu, bukanlah siapa-siapa. Dia hanya seorang anak haram yang bahkan tidak diinginkan oleh ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil in Her Bed
RomanceA dark romance story Contain forced submission Adult story suitable for 21+ only! Kisah seorang pelayan muda dengan seorang lord yang baru saja menjadi pewaris baru sebuah pertanian.