Bab 23

2K 289 11
                                    

Happy reading, semoga suka.

Ebook sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa, yang mau baca bab perbab, di Karyakarsa sudah tamat ya.

Ebook sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa, yang mau baca bab perbab, di Karyakarsa sudah tamat ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

And i uploaded new story di Karyakarsa ya, langsung full story tamat, kalau suka boleh mampir. Enjoy.

 Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

_____________________________________________________________________________

Cedric bisa merasakan tubuhnya mengeras saat ia berbaring di ranjang di kamar rumahnya di London dan hanya ada satu nama yang memenuhi benaknya.

"Rosalind..."

Ya Tuhan, mengapa ia tidak bisa juga menghapus wanita itu dari ingatannya? Setelah kembali ke London, ia sudah mendatangi tiga rumah hiburan favoritnya tapi tidak ada satupun wanita yang bisa menarik minatnya. Cedric seolah sudah kehilangan semua seleranya pada wanita dan hanya menyisakan satu wanita yang menarik minatnya – si pelayan desa bermata biru itu.

Terkutuk!

Ini sunguh memalukan. Ia gagal total. Gagal dengan sangat menyedihkan, sebenarnya. Tidak ada satupun wanita, bahkan wanita favoritnya di rumah hiburan yang bisa membuat Cedric bergairah. Ia sudah mencobanya, ia bahkan mencoba meniduri mereka tapi semua itu tidak berhasil. Pada akhirnya, ia mengusir wanita-wanita itu dan kembali lagi ke rumahnya untuk memimpikan Rosalind, malam demi malam, memimpikan wanita itu dan memuaskan kebutuhannya sendiri dengan berfantasi tentang wanita sialan itu. Karena jika tidak, gairahnya yang begitu besar hingga nyaris terasa sakit membuat Cedric tidak bisa tidur.

Oh ya, ia yakin tentang itu. Rosalind Bridgwater telah menyihirnya. Wanita itu berhasil menguasai tidak hanya tubuh, tapi juga pikiran Cedric. Jadi di sinilah ia, berbaring telanjang di rumahnya di London sementara ia berfantasi tentang wanita itu untuk meredakan gairah kerasnya. Ia membayangkan wajah wanita itu, tubuhnya, dada penuh Rosalind yang indah dan bagaimana lembapnya bagian di antara kedua kaki wanita itu, denyut gairahnya setiap kali Cedric menyentuhnya...

Cedric menghela napas keras, tidak sadar bahwa ia menahan napasnya sementara membayangkan tentang wanita itu. Ia mencoba membayangkannya kembali, saat di mana ia merenggut keperawanan wanita itu, menyentuhnya di tempat di mana tidak ada satu pria pun pernah menyentuhnya. Ia menjilat lidahnya, mencoba mengingat rasa wanita itu di antara bibir dan lidahnya, mencoba mengingat aroma memabukkan wanita itu, suara lenguhan lembutnya, desahan dan erangan kerasnya. Ia tidak bisa melupakan rasa puncak-puncak dada wanita itu di dalam mulutnya atau betapa nikmatnya ketika ia mengisap keduanya bergantian.

Dan sekarang, fantasi Cedric mulai berkembang, menjadi sesuatu yang lebih. Ia mulai membayangkan di dalam benaknya, bagaimana wanita itu berada di atas tubuhnya, menungganginya, bagaimana tubuh indah wanita itu, dada penuhnya yang berguncang setiap kali dia bergerak. Cedric nyaris bisa merasakan kerapatan wanta itu di sekelilingnya dan suara erangan manis Rosalind yang sangat dirindukannya.

Oh Lord... apakah ia sudah mulai gila?

Tidak hanya itu saja. Cedric juga membayangkan seperti apa rasanya jika mulut indah wanita itu membungkus kejantanannya dan menengelamkan Cedric begitu dalam. Pikiran itu, bayangan tersebut, menjadi pemicu terakhir yang membuat kendali dirinya bobol dan ia menggerung puas saat pelepasan itu menjemputnya. Memang tidak sama dengan ketika bersama Rosalind, tapi setidaknya, dengan membayangkan wanita itu, Cedric bisa melepaskan sedikit ketegangan yang memenuhi dirinya akibat kerinduannya pada Rosalind.

Saat ia berbaring dan menenangkan napas, Cedric kembali mengutuk dirinya sendiri. Tubuhnya lagi-lagi mengkhianatinya. Cedric benar-benar sudah tidak waras karena membiarkan wanita seperti Rosalind Bridgwater mendominasi pikirannya dengan cara yang begitu tidak masuk akal sehingga ia harus mencari pelesapannya dengan cara yang sangat memalukan demi meredakan panas di tubuhnya. Setiap malam, tubuhnya merindukan wanita itu sehingga ia kesulitan tidur. Bagaimana Rosalind bisa mempengaruhi Cedric seperti ini? Ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Cedric tidak pernah membiarkan seorang wanita mempengaruhinya seperti ini, tidak peduli sehebat apapun wanita itu di ranjang, tidak peduli secantik apapun, semenarik apapun, ia tidak pernah terpengaruh. Mengapa dengan Rosalind segalanya menjadi berbeda? Mengapa ia tidak bisa mengendalikan tubuh dan pikirannya dan menyingkirkan wanita itu dari benaknya?

Darahnya kembali menggelegak ketika ia mengingat kembali sikap dingin Rosalind di pagi ketika ia harus meninggalkan Stonebury. Rosalind seharusnya tahu diri. Wanita itu seharusnya mengerti tugas dan tanggungjawabnya serta memainkan perannya dengan baik seperti perjanjian mereka. Tapi wanita itu dengan sengaja meninggalkannya di ranjang, dalam keadaan tidak puas dan dengan mudahnya berkata bahwa dia masih memiliki sederet pekerjaan yang jauh lebih penting dari Cedric.

Sial!

Dasar wanita sialan!

Cedric bersumpah itu tidak akan pernah terjadi lagi. Lain kali, jika ia terbangun lagi di samping wanita itu, kali ini ia tidak akan menerima alasan apapun. Cedric akan menekan wanita itu ke ranjang, menahannya di sana dan menyelipkan tubuhnya ke dalam kehangatan rapat Rosalind lalu menyalurkan hasratnya sampai ia puas. Mungkin jika pagi itu, Cedric menahan Rosalind di ranjang lebih lama, maka ia tidak perlu menderita seperti ini.


The Devil in Her BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang