Bab 22

1.9K 276 2
                                    

Mature Content.

Happy reading, semoga suka. Ada bagian yang disensor, tapi tetap tidak mengurangi esensi bab ini, semoga masih bisa dinikmati.

Ebook sudah tersedia lengkap di Playstore dan Karyakarsa.

Ebook sudah tersedia lengkap di Playstore dan Karyakarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

_______________________________________________________________________________

Syukurlah, seharusnya ia merasa senang karena pria itu akhirnya pergi. Dan Rosalind terbebas, setidaknya untuk beberapa lama. Ia seharusnya lega ketika melihat kereta kuda itu menghilang dari pandangan. Tapi entah kenapa, Rosalind malah menghela napas pelan.

Sudahlah, tidak perlu memikirkan hal penting. Rosalind meneruskan kesibukannya, ia kembali lagi ke lumbung, membersihkan tempat itu, setelah pekerjaan di ladang selesai, ia kembali ke rumah dan membersihkan tempat itu, memoles setiap sudut, peralatan perak, meja, rak, lantai dan semua yang bisa dibersihkannya. Ia menyibukkan diri, berusaha untuk mengusir rasa sepinya dan juga kerinduannya akan Hugh. Setelah pria itu meninggal, Rosalind kini benar-benar sendirian. Dan setelah Cedric pergi, efek kesepian itu baru benar-benar terasa.

Rosalind mungkin saja tidak mau mengakui bahwa ia begitu bersikeras menyibukkan diri karena ia tidak ingin memikirkan tentang Cedric Wallington. Dan juga masih ada surat yang harus segera ditemukannya. Ia sudah mencari ke mana-mana, di setiap sudut dan tempat yang ia bersihkan tapi tetap saja ia belum menemukannya. Mungkin ia harus mengacak dan membolak-balikkan tempat ini agar surat itu bisa ditemukan tapi jika Cedrick sampai kembali lagi dan menangkap basah apa yang tengah dilakukannya, dia pasti akan mendepak Rosalind keluar sebelum ia menemukan surat kebebasannya itu. Jadi ada baiknya ia lebih berhati-hati.

Beberapa hari setelah kepergian pria itu, Rosalind mulai merasakan sesuatu yang aneh. Ia selalu merasa tidurnya gelisah, bergerak tidak karuan dan tidak nyenyak. Ia merasakan sesuatu yang aneh terbangun di dalam tubuhnya, sesuatu yang membuat tubuhnya tidak bisa beristirahat dengan baik walaupun ia sudah lelah bekerja seharian. Rosalind mulai membayangkan hal-hal gila, seperti misalnya tangan-tangan pria itu yang bergerak di kulit telanjangnya yang panas sementara ia berbaring sendirian di ranjang di tengah malam, hanya ditemani oleh bunyi jangkrik di luar rumah.

Sepuluh hari sudah berlalu sejak pria itu meninggalkan Stonebury dan Rosalind tidak bisa lagi menahan kebutuhannya. Dan ketika musim panas berada di puncaknya, dengan udara yang juga gerah di malam hari, ia kini tidur tanpa busana di atas ranjang dan pikirannya menjadi semakin kacau serta tak terkendali.

Rosalind terus memikirkan Cedric dan bagaimana rasa tangan pria itu yang memijat dadanya, menggoda dan meremas hingga tubuh Rosalind menggelinjang nikmat. Pikiran itu, kenangan itu membuat bagian di antara kedua kaki Rosalind berdenyut. Jari-jari Rosalind tanpa bisa dicegah bergerak ke dadanya, menyentuh, merasakan denyut gelitik yang biasanya ditimbulkan jemari pria itu. Dengan penuh penasaran, ia mencoba melakukannya dan senang karena ia merasakan sentakan nikmat yang sama.

Jadi seperti itu caranya pria itu melakukannya, pikir Rosalind. Cedric tidak menyihirnya dengan mantra apapun atau mengubah Rosalind menjadi makhluk jijik yang penuh dosa. Ini hanya sekadar reaksi tubuhnya karena disentuh dengan cara tertentu. Walaupun ia masih membenci pria itu, Rosalind tahu sedikit tidak adil jika ia terus menuduh pria itu sebagai jelmaan iblis. Ia melakukannya lagi, memutar jemarinya di sekeliling area dadanya, menyentuh sekitar area tersebut dan senang karena ia bisa memberikan perasaan yang sama pada dirinya sendiri. Rosalind bisa melakukannya, ia bisa meniru pria itu, mempraktikkan pengalaman yang baru ditemukannya ini.

Oh, ia tidak membutuhkan pria jika begini...

Rosalind melakukannya lagi, mencoba mengingat setiap gerakan Cedric yang selalu melumpuhkan dan melelehkan dirinya, bagaimana pria itu membangkitkan hasrat yang membakar tubuhnya. Jari-jari Rosalind memelintir puncaknya sendiri dan membuat dirinya sendiri berkedut. Lalu Rosalind menggosok kedua puncaknya, merasakan bagaimana keduanya bereaksi di bawah sentuhannya sendiri, keduanya mengeras dan meruncing dan panas di perutnya semakin terasa.

Rosalind terus bereksperimen. Tangannya bergerak menjelajah, tidak hanya dadanya, tapi juga turun lebih jauh. Sambil membayangkan apa yang selama ini dilakukan Cedric, mengingat-ingat dan ia mempraktikkannya kembali.

Terus...

Dan terus...

Hingga ia kemudian merasa dunia di sekelilingnya meledak. Punggung Rosalind terangkat, melenting sementara jari-jari kakinya menekuk nikmat dan erangan panjang keluar dari antara bibirnya.

"Arrgghhhhh!"

Matanya masih terpejam erat ketika tubuhnya berdenyut melepaskan gelombang demi gelombang nikmat. Pinggulnya bergerak, masih mendesak sampai badai kenikmatan itu mereda dan meninggalkan kepuasan yang menyapu seluruh tubuhnya dan Rosalind kembali diam berbaring di ranjang dengan senyum puas menghiasi bibirnya.

Ketika badai itu akhirnya benar-benar mereda dan detak jantung Rosalind melambat, ia tahu bahwa inilah sensasi yang sama yang dirasakannya dalam pelukan pria itu. Tapi walaupun sama, rasanya tetap berbeda. Apa? Apa yang salah? Apa yang dilewatinya? Ia mencapai pelepasan itu tapi kepuasan itu meninggalkan sesuatu, sesuatu yag membuatnya menginginkan lebih. Ia menginginkan seseorang... lebih tepatnya, ia menginginkan pria itu, sang bangsawan berengsek yang telah mengajarinya tentang kenikmatan seksual. Tadinya ia pikir, ia bisa memuaskan dirinya sendiri tapi kini... hanya pria itu yang memenuhi benak Rosalind. Cedric Wallington menjadi satu-satunya hal yang bisa Rosalind pikirkan. Ia mengingat kembali momen ketika mereka mencapai klimaks bersama. Ucapan pria itu bergema kembali dalam benaknya...

'Pertanyaan yang benar adalah, bagaimana kau bisa membuatku merasa seperti ini?'

Rosalind kini mengerti kalimat pria itu. Benar... Cedrick benar. Bagaimana bisa pria itu juga membuat Rosalind merasa seperti ini? Apakah artinya mereka merasakan hal yang sama?

Oh Lord... what has happened to her?


The Devil in Her BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang