Happy reading, semoga suka.
Ebook sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa. Ketiga seri juga sudah lengkap. Enjoy
Dan ada update cerita baru di Karyakarsa, ini langsung tamat ya. Romance khusus 21+
Luv,
Carmen
____________________________________________________________________________
Tak lama, ia mendengar bunyi langkah kaki pria itu yang menaiki tangga. Beberapa saat kemudian, pintu kamar utama terbuka dan pria itu melangkah masuk. Rosalind melihat pria itu mengepit sebuah kotak di bawah lengan kirinya dan tersenyum saat melihat Rosalind yang bersembunyi di bawah selimut.
"Dear Rosalind, bukankah kau agak sedikit tidak sabaran?" goda pria itu.
Rosalind mengerutkan hidungnya tidak suka. "Jangan berpikir sembarangan, My Lord. Aku terburu-buru naik ke atas dan tidak sempat mencari pakaian yang pantas."
Kening pria itu terangkat naik. "Oh, begitu? Baiklah. Aku sudah menyiapkan solusinya. Ini, untukmu."
Rosalind melihat pria itu meletakkan kotak yang dibawanya ke atas ranjang dan menambahkan, "Cobalah."
Penasaran, Rosalind menyingkap selimutnya dan merangkak ke ujung tempat tidur untuk membuka kotak pemberian pria itu. Ia tidak sadar kalau posisinya itu membuat pria itu bisa menatap tubuhnya dengan lebih bebas. Ia hanya mengenakan gaun tidur tipis tanpa pakaian dalam dan payudaranya yang menggantung terakses bebas melewati gaun lehernya yang longgar. Namun Rosalind tak memedulikan semua itu. Ia meraih kotak tersebut, menarik pita satin yang mengikatnya dan mengangkat penutup kotak itu. Saat mengintip isinya, Rosalind tak mampu menutupi ekspresi bingung dan tak percayanya.
Ia bergegas mengeluarkan gaun itu dari kotaknya dan memeriksa dengan teliti. Sebuah gaun bermotif paisley dengan warna peach lembut yang berpadu dengan warna nude, terbuat dari sutra halus berkualitas terbaik dengan model yang sangat cantik. Ada lipatan-lipatan indah di bagian keliman, dengan renda-renda putih yang feminim, model lengannya sangat cantik dengan bingkaian renda-renda putih sementara garis lehernya menjuntai indah. Di dalam kotak itu, Rosalind juga menemukan kamisol putih sutra tanpa lengan dengan pita dan garis leher yang halus, senada dengan gaun yang diberikan pria itu. Di dalam kotak itu juga masih terdapat kelengkapan gaun, di antaranya korset dan pita satin.
Rosalind mengerjap lagi. Lalu senyum melengkung di bibirnya dan matanya berkilau indah saat ia mengangkat wajah untuk menatap pria itu. Tapi saat menatap Cedric yang sedang menatapnya balik, kenyataan itu menghantam kembali wajah Rosalind. "Wah, ini adalah hadiah yang terlalu berharga, My Lord. Tapi kapan tepatnya kau menginginkanku memakai gaun semewah ini? Saat aku membersihkan jelaga perapian, mungkin?" Well, ia tidak tahan untuk tidak bersikap sinis.
"Kau akan mengenakannya saat kita makan bersama nanti. Malam ini," ucap pria itu sambil menatap Rosalind yang berpura-pura tak peduli. Ia melihat sesuatu di dalam mata pria itu, dan itu bukanlah eksprsi marah ataupun nafsu. Apa? Pria itu tersinggung karena Rosalind tidak tampak menghargai pemberiannya?
"Makan bersama? Mengapa kau ingin aku untuk..."
"Sebagai bagian dari kesepakatan kita, kau setuju untuk membiarkanku mendapatkan apapun yang aku inginkan, kapanpun aku menginginkannya, dengan cara apapun, selama yang aku inginkan, kau akan menaati semua perintahku, bukan? Jadi malam ini, aku ingin kau makan malam bersamaku di ruang makan sebelum aku membawamu ke ranjang. Tentu saja, jika kau lebih suka tidur di jalanan, aku tidak akan memaksamu." Pria itu menatapnya tegang, Rosalind pikir Cedric akan menambahkan lebih banyak kata pedas, tapi pria itu kemudian berbalik dan pergi meninggalkannya.
Setelah tinggal sendirian, Rosalind kembali merebahkan diri di ranjang dan berpikir sejenak. Ia lalu duduk dan meraih gaun yang diberikan pria itu, bertanya-tanya mengapa pria itu repot memberikannya barang seperti ini. Alasan yang masuk akal, tentu saja karena pria itu merasa bahwa pelayan rendahan seperti Rosalind tidaklah pantas menjadi simpanannya, jadi dia berusaha mengubah penampilan Rosalind, memberinya pakaian indah untuk menutupi fakta bahwa Rosalind hanyalah seorang pelayan. Pria itu meriasnya seperti boneka cantik yang mahal demi fantasinya semata, agar dia tidak perlu merasa sedang menyentuh seorang pelayan kotor. Benar, bukan?
Tapi ada sisi rapuh di dalam diri Rosalind, yang berharap, yang selama ini tidak berani berpikir bahwa mungkin saja ini adalah sebuah hadiah, sebuah tindakan lembut yang menunjukkan kepedulian, sebuah perhatian, mungkin juga cara meminta maaf terbaik yang bisa dipikirkan oleh pria arogan seperti Earl of Wallington, atas semua perbuatan kurang ajar serta kekasarannya ketika mereka pertama kali bertemu. Tapi bolehkah Rosalind berharap seperti itu?
Tak lama, ia mendengar suara pintu gerbang yang dibuka dan cepat-cepat melihat ke jendela. Rupanya Philippa dan Anne keluar dari Stonebury dengan gerobak susu yang telah kosong. Pasti Cedric yang memerintahkan keduanya untuk pergi. Jadi mereka bisa berduaan di dalam rumah ini. Sebentar lagi, pria itu pasti akan datang. Dengan bergegas, Rosalind meraih gaun kamisol itu dan mengenakannya dengan cepat. Dinginnya kain sutra itu mengelus tubuh telanjangnya dan rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali ia merasakannya. Tapi dengan cepat, ia mendorong ingatan itu kembali ke dalam benak terdalamnya. Ia bukan siapa-siapa. Ia hanya Rosalind Bridgwater, seorang pelayan rendahan dan seumur hidupnya, ia akan tetap hidup seperti itu.
Sambil berusaha menekan ingatan itu, ia meraih ke belakang tubuhnya dan berusaha mengikat pita gaun tersebut tapi gagal.
Napasnya terkesiap saat pintu kamar kembali dibuka dan Cedric melangkah masuk. Dengan tolol, setengah polos, tidak tahu apa yang tengah ia pikirkan, Rosalind langsung membuka mulut.
"My Lord?"
"Ya?"
"Bisakah kau membantuku mengikat pita ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil in Her Bed
RomanceA dark romance story Contain forced submission Adult story suitable for 21+ only! Kisah seorang pelayan muda dengan seorang lord yang baru saja menjadi pewaris baru sebuah pertanian.