Bab 20

2K 298 3
                                    

Happy reading, semoga suka.

Ebook sudah lengkap dan tersedia di Playstore maupun Karyakarsa.

Di Playstore lagi ada promo diskon merdeka ya, cari saja : carmen labohemian merdeka

Di Playstore lagi ada promo diskon merdeka ya, cari saja : carmen labohemian merdeka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di Karyakarsa, kalian juga bisa klaim voucher 17.000, jadi nanti harganya akan dikurangi 17.000 - vouchernya limited ya dan hanya untuk sebagian karya.

Cara pakai voucher, klik use voucher dan isi kode: MERDEKA1708

Harga akan terpotong di totalan akhir.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy

Luv,

Carmen

______________________________________________________________________________

Rosalind memaksa dirinya turun ke lantai bawah meninggalkan pria itu walaupun sebenarnya ia sangat tergoda untuk kembali ke ranjang yang hangat itu dan bergelung malas di sana. Rosalind menggeleng keras, mengeluarkan pikiran tak bermoral itu dari dalam benaknya. Itu adalah ide yang sinting! Ia tidak seharusnya merasa demikian. Lagipula, Rosalind tidak punya kemewahan waktu untuk bermalas-malasan. Ada banyak pekerjaan yang menantinya di ladang, menunggu untuk dikerjakan.

Ia tidak pernah terbiasa bangun siang. Rosalind sudah terbiasa bangun subuh sebelum sinar pertama matahari muncul di langit. Tapi Rosalind kurang tidur dan tubuhnya juga pegal karena pria berengsek itu. Tapi pilihan apa yang dimilikinya, bukan? Setelah melayani pria itu di ranjang sepanjang malam, ia masih harus bangun subuh untuk bekerja di ladang. Untung saja, pria itu akan kembali ke London pagi ini. Semoga saja kali ini pria itu pergi berbulan-bulan sehingga Rosalind bebas. Bahkan mungkin ia bisa segera menemukan surat yang ditulis tangan oleh Hugh itu dan menyelesaikan semua bencana ini.

Kicau burung mulai terdengar saat Rosalind membuka gembok lumbung. Seluruh tubuhnya sebenarnya terasa sakit dan pegal apalagi saat ia berjalan dan rasanya lebih menyiksa ketika ia harus duduk di bangku kayu di dalam lumbung dan mulai memerah sapi. Sambil melakukannya, Rosalind terus memikirkan tentang nasibnya. Betapa semuanya selalu berubah secepat itu, hanya dalam sekelip mata dan nasibnya berubah drastis. Pikirannya mau tak mau kembali berkelana pada Cedric Wallington. Mungkn semua bangsawan memang seperti itu, begitu angkuh dan arogan dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan dan menyingkirkan semua yang berani menjadi penghalang mereka.

Tidak diragukan lagi, Earl of Wallington memang bangsawan sejati yang sama berengseknya seperti bangsawan-bangsawan arogan lainnya. Ia tidak bisa melupakan bagaimana pria itu memaksa untuk menyetubuhinya di atas meja makan, lalu setelahnya bahkan membuat penawaran kurang ajar tersebut, tahu bahwa Rosalind tidak akan menolaknya. Bagaimana ia bisa menolaknya, bukan? Pria itu tahu Rosalind tidak punya tempat lain, tidak punya uang, bahkan tidak punya siapa-siapa. Tentu saja ia menggantungkan nasibnya pada pria itu, jadi artinya Rosalind harus bersedia menjadi pelacur Cedric Wallington.

Tapi dia memperlakukanmu dengan cukup lembut sebenarnya, Rosalind.

Rosalind kembali menggeleng pelan. Ia tidak ingin tertipu. Ia menolak memikirkan kelembutan dan kesabaran Cedric tadi malam, bagaimanan pria itu memeluknya dari belakang dan menyelipkan dirinya dengan begitu lembut ke dalam dirinya, tidak membuat Rosalind kesakitan seperti saat pertama tapi bahkan membuatnya merasa begitu nikmat. Lalu kenapa? Apakah itu lantas membuat pria itu menjadi orang baik?

Sinting! Tentu saja itu tidak membuat pria itu menjadi orang baik. Dia menarik Rosalind ke dalam kubangan dosa. Dan pria itu juga yang membuatnya seperti sekarang. Galau dan kebingungan, tidak bisa memilah antara yang benar dan salah sementara jelas-jelas apa yang dilakukan pria itu tidaklah benar!

Tapi kenapa benaknya susah untuk dikendalikan? Rosalind berusaha keras memberitahu dirinya sendiri bahwa semua yang dirasakannya tidaklah pantas, tapi dari tadi Rosalind tidak mampu menghapus jejak ingatan itu dan kenikmatan luar biasa yang diberikan pria itu padanya. Ia ingat bagaimana rasanya ketika pria itu memenuhinya, begitu penuh dan pas, membuat tubuhnya menggelora dan menggeliat nikmat. Semakin Rosalind berusaha lebih keras untuk menghentikan semua pikiran gila itu, semakin ia tidak mampu mengendalikan pikirannya sendiri dan berakhir dengan mata yang dipenuhi air mata. Sial! Sial! Mengapa ia tidak bisa mengeluarkan pria itu dari pikirannya? Mengapa Rosalind membiarkan bangsawan terkutuk itu membuatnya merasakan semua perasaan menjijikan ini?!

Why?!

Control yourself, Rosalind!

Ia menarik napas dalam dan menenangkan dirinya sendiri. Lalu mengeraskan hatinya. Oke, pria itu mungkin saja bisa membuat tubuh Rosalind merespon sentuhannya, itu memang benar, tidak ada gunanya menyangkal hal tersebut, itu hanya akan membuat Rosalind semakin menderita. Ia hanya perlu mengakuinya. Ya, pria itu memang terlalu ahli dan tahu bagaimana menguasai tubuh wanita jadi ini bukan salah Rosalind sepenuhnya, tapi jika ia membiarkan hati dan jiwanya terlibat, jika ia membiarkan pria itu mempengaruhinya lebih dari sekadar tubuhnya, maka itu adalah kesalahannya. Yang penting, jangan sampai membiarkan hatinya terlibat. Rosalind harus memisahkan tubuhnya dari pikiran dan jiwanya, pria itu boleh saja memiliki tubuh Rosalind tapi tidak yang lainnya.

Oh, ia juga tidak akan pernah mempercayai pria licik itu. Ia tidak akan tertipu. Pria itu memperlakukannya dengan lembut hanya supaya dia bisa menaklukkan Rosalind dan membuatnya melakukan apa saja, membuatnya mendapatkan lebih banyak kepuasan dari Rosalind. Pria seperti Cedric Wallington tidak akan pernah mampu memiliki perasaan apapun kepada orang lain, selain pemikiran untuk memanfaatkan mereka demi keuntungannya sendiri. Rosalind juga tidak boleh lupa, ia hanya sedang mengulur waktu, berpura-pura menyerah pada perintah pria itu supaya ia bisa tetap tinggal di sini dan mencari surat Hugh dan mengirimkannya pada pengacara Hugh supaya ia bisa mengusir Cedric Wallington dari tempat ini.

Matahari sudah terbit sepenuhnya di ufuk timur ketika Rosalind menurunkan tabung susu untuk didinginkan sebelum sinar matahari mulai semakin panas. Ia lalu berjalan keluar dari lumbung dan tak sengaja menatap ke atas puncak bukit di mana sebuah kereta kuda berhenti di bawah pohon oak dan sosok berpakaian hitam itu menatapnya sejenak sebelum kemudian menjalankan kereta kudanya kembali. Well, pria itu akhirnya benar-benar telah meninggalkan Stonebury.

Syukurlah.

The Devil in Her BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang