Bab 18B

2.2K 300 5
                                    

Mature Scene 21+

Happy reading, semoga suka.

Ebook sudah lengkap di Playstore dan Karyakarsa, atau kalian bisa pilih baca bab per bab di Karyakarsa. Follow me there : carmenlabohemian

Seri keduanya sudah dipost di wattpad, enjoy, sama temanya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seri keduanya sudah dipost di wattpad, enjoy, sama temanya ya.

Blurb:

Garrick Atreides menyimpan kebencian yang teramat sangat pada Greysen Flateye yang telah membunuh ayahnya. Jadi ketika ia mendapatkan anak perempuan pria itu yang disembunyikan pria tua itu rapat-rapat, Garrick pun memulai rencana balas dendam. Menggunakan gadis itu, ia akan memancing pria itu keluar lalu membunuhnya untuk membalaskan dendam ayahnya.

 Menggunakan gadis itu, ia akan memancing pria itu keluar lalu membunuhnya untuk membalaskan dendam ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy

Luv,

Carmen

________________________________________________________________________________

"Rosalind..."

Nama itu, yang diucapkan dengan rima yang membuat Rosalind merasakan dingin di sepanjang tulang punggungnya. Tangannya bergetar lebih hebat saat ia melihat pria itu bergerak, menyingkirkan selimut dari tubuh telanjangnya dan menatap lurus ke dalam mata biru Rosalind.

"Letakkan benda itu, Rosalind," ujar pria itu lembut.

Bukan saja tangan Rosalind yang bergetar, tapi kedua kakinya terasa lumpuh di bawah tatapan pria itu.

"Tidak."

"Memangnya apa yang bisa kau lakukan? Kau pikir kau bisa memukuliku sampai mati dengan benda itu?"

Rosalind mereguk ludah.

"Kau tidak punya kekuatan seperti itu, Rosalind. Terlebih, kau tidak akan tega."

Pria itu tersenyum. Sejenis senyuman penuh dosa milik iblis paling jahat. Mata Rosalind melirik tubuh bawah pria itu dan melihat bahwa kekerasan pria itu sudah bangkit sepenuhnya.

"Tidak, tidak, tidak lagi."

Ia mulai terisak kecil. Tak berdaya dan membeku, ia melihat pria itu berjalan ke arahnya. Sinar bulan yang remang menerangi sosok kuat tersebut, membuat Rosalind bisa melihat dengan jelas betapa besar dan kuatnya gairah di antara kedua kaki pria itu. Ia mencoba mundur setengah langkah, isakannya tercekat di tenggorokan dan tanpa daya, Rosalind merasakan panas yang tidak asing kembali menjalari perutnya, turun hingga ke bawah tubuhnya, membuatnya bergetar dan berdenyut. Pria itu tersenyum penuh kemenangan, tahu bahwa Rosalind tidak akan memiliki keberanian untuk mencelakainya dan dengan langkah tenang serta teratur, dia terus mendekat.

"Rosalind, mengapa harus menyulitkan kita berdua? Kita sama-sama tahu aku bisa melakukan apa saja padamu dan kau tak akan sanggup menolakku."

Benci, ia benci pria itu! Emosi berperang di dalam diri Rosalind. Ia ingin sekali membunuh pria itu atas perbuatan terkutuknya tapi entah kenapa, Rosalind tidak sanggup. Ingatan tentang pria itu, sentuhannya, ciumannya, bagaimana dia memberi Rosalind kenikmatan, semua itu menjadi tali kotor yang mengikat tangan, kaki dan tubuhnya. Ia tak mampu bertindak. Matanya terus terpaku pada kekerasan pria itu, kekacauan memenuhi pikirannya. Ia kalut dan panik. Ia mundur selangkah, lalu tersandung. Cedric dengan cepat menangkapnya, memeluknya erat dan merenggut tempat lilin itu dari tangga Rosalind dan melemparnya ke lantai di bawah, menimbulkan bunyi gedebuk ketika benda itu terjatuh di atas karpet.

Putus asa dan marah yang bercampur dengan rasa takut dan panik membuat Rosalind memberontak hebat. Ia menangis tersedu-sedu sambil berkali-kali memukulkan tangannya yang terkepal membentuk tinju ke dada telanjang pria itu.

"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau membuatku merasa seperti ini? Kenapa, Berengsek?!"

"Apa, Rosalind? Aku membuatmu merasa seperti apa?" tanya pria itu sambil merapatkan Rosalind. Dan karena ia memberontak, ia bisa merasakan bagaimana tubuhnya menggosok tubuh liat pria itu dan bagaimana Rosalind kembali terangsang.

Oh, sialan!

Dasar sialan!

"Aku benci padamu, Cedric Wallington! Aku benci padamu! Aku tidak akan pernah memaafkanmu. Aku tidak seharusnya merasakan apapun saat kau menyentuhku. Aku tidak seharusnya merasakan kenikmatan apapun, aku tidak seharusnya mendambakan sentuhanmu. Aku sudah melakukan hal-hal kotor yang tidak pernah aku..."

Teriakan marah dan protes Rosalind kemudian dibungkam dengan ciuman kuat pria itu. Lengan-lengan kuat Cedric memeluknya, pria itu mengangkatnya dari lantai, menekan dan merapatkan tubuh telanjang mereka berdua semantara mulutnya menjajah Rosalind dengan segenap kekasaran dan keliaran. Rosalind merasa terhina, tapi di saat yang sama, ia juga terangsang. Air mata kembali membasahi wajahnya saat ia sadar bahwa ia kembali menyerah. Tubuhnya pasrah, luluh dalam pelukan kuat pria itu.

Ternyata, Rosalind memang wanita kotor! Ia tidak lebih baik dari Cedric Wallington.


The Devil in Her BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang