Bab 3

3K 371 2
                                    

Happy reading, semoga suka.

Yang mau baca duluan, silakan ke Karyakarsa ya, sudah update sampai bab 15. Newest part 13-15 sudah diupdate dan mengandung adegan dewasa ya 21+

 Newest part 13-15 sudah diupdate dan mengandung adegan dewasa ya 21+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Enjoy

Luv,

Carmen

____________________________________________________________________________

Rosalind menatap sekeliling rumah pertanian yang telah kosong itu. Ia sudah kehilangan satu lagi orang yang berharga dalam hidupnya. Walaupun baru bekerja selama empat tahun pada Hugh Prescott, tapi ia sangat tahu kalau pria itu adalah pria yang baik. Walaupun hidup tidak bermurah hati padanya, tapi pria itu tetap menjadi orang yang baik sampai sisa akhir hidupnya.

Hugh Prescott bisa dibilang adalah pria malang. Istri dan dua orang anaknya meninggal dalam sebuah kebakaran besar dua puluh tahun yang lalu, meninggalkan pria itu sebatang kara. Sepertinya itu adalah pukulan yang sangat keras yang membuat Hugh tak mampu bangkit lagi. Pria itu kemudian pindah ke tanah pertanian di Stonebury, tinggal di sana dan mencurahkan waktunya untuk mengurus pertanian kecilnya dan menyerahkan semua urusan bisnisnya pada orang kepercayaannya. Hugh Prescott tidak pernah menikah lagi. Dan walaupun dia berasal dari keluarga terpandang yang kaya raya, Hugh sepertiya bertekad untuk hidup sederhana di desa kecil ini. Beberapa tahun kemudian, mungkin karena kesedihan yang tak pernah meninggalkannya, juga karena minuman-minuman yang dia tenggak tanpa henti, kesehatannya mulai menurun drastis. 

Jadi empat tahun lalu, pria itu datang ke panti asuhan untuk mencari seseorang yang bisa membantunya di ladang, juga mengurus rumah, menjadi pelayan. Hugh kemudian memilih Rosalind yang saat itu memang berusia paling tua di antara para anak yatim piatu yang ada di panti tersebut. Saat itu, Rosalind baru menginjak usia 13 tahun. Ia dikontrak selama 6 tahun dan perjanjian kontrak itu akan berakhir saat Rosalind berusia 19 tahun. Saat itu, ia akan menginjak usia di mana ia bisa menikah dan terbebas dari panti asuhan yang selama ini mengungkungnya seperti sangkar.

Jadi, setelah lima tahun hidup di panti asuhan, berharap setiap hari dan harus kecewa pada akhirnya, Rosalind akhirnya meninggalkan tempat itu, untuk mengikuti tuan barunya. Tidak apa-apa, ucapnya waktu itu, ia akan memulai hidup yang baru, melupakan semuanya seperti pesan ayahnya. Rosalind akhirnya mengerti bahwa hanya itu satu-satunya yang tersisa untuknya – menghapus masa lalunya dan mengubur segalanya dalam-dalam.

Lalu memulai awal yang baru.

Beruntung, ia mendapatkan majikan yang baik.  

Bukan saja Rosalind diperlakukan seperti manusia, diberi makanan yang layak, tempat tinggal yang layak, upah yang layak, Hugh juga tidak pernah memanfaatkan posisinya sebagai tuan atas Rosalind untuk melakukan perbuatan yang tidak pantas. Pria itu memperlakukannya lebih seperti anak perempuannya, yang pada saat meninggal, usianya hampir sama dengan Rosalind. 

Rosalind juga tulus menyayangi Hugh. Itu adalah pertama kalinya ia membuka dirinya dan menerima kehadiran orang lain. Jiwa anak kecilnya yang terluka itu masih haus akan kasih sayang seseorang. Pada pria itu juga, akhirnya Rosalind mempercayakan sebuah rahasia, yang ia harap dibawa pria itu bersamanya hingga ke alam kubur. Begitu juga Rosalind, ia akan menyimpan rahasianya itu hingga mati.

Ia menarik napas dalam dan menatap kamar Hugh sekali lagi, merasa sedih ketika menatap ranjang kosong itu. Di hari-hari terakhirnya, ia merawat Hugh siang dan malam dan berharap ada keajaiban yang bisa menyembuhkan pria itu. Rosalind belum siap untuk ditinggal sendiri. Tapi takdir berkata lain, di suatu pagi, pria itu menghembuskan napasnya yang terakhir dalam damai. Dia menggenggam tangan Rosalind di saat-saat terakhirnya, dengan tenang memberitahu Rosalind lagi hal-hal yang sudah diberitahunya berulang-ulang – bahwa setelah dia meninggal, pertanian Stonebury ini akan menjadi milik Rosalind dan bahwa keponakannya, Earl of Wallington, harus datang untuk mengurus semua aset-aset yang dia tinggalkan.

'Kau tidak perlu lagi menderita, Anakku. Setelah aku meninggal, kau akan menjadi pemilik baru Stonebury, kau bisa tinggal di sini, kau tak perlu kembali ke panti asuhan, kau tidak perlu harus menikah dengan pria yang tidak kau sukai hanya untuk bertahan hidup, kau boleh tinggal di sini dan membangun hidupmu sendiri.'

'Please, Hugh, jangan tinggalkan aku...'

'Aku harus pergi. Aku sudah lelah, Rosalind. Aku merindukan istriku, Anne, juga Beatrice yang cantik sepertimu dan juga Andrew-ku yang tampan.'

'You'll be with them.' Saat mengatakannya, Rosalind patah hati. 'Aku menyayangimu, Hugh.'

'Aku... aku tahu. Aku juga menyayangimu, Anakku. Hidup memang tidak adil pada kita berdua, but you'll make it through. You are a strong young woman.'

Air mata Rosalind saat itu tak tertahankan lagi. Ini adalah perpisahan yang menyakitkan. Ia benci perpisahan. Itu mengingatkannya akan masa lalunya. Ia benci ditinggalkan sendiri tapi juga tidak berdaya melakukan apa-apa untuk mencegahnya.

'Kau ingat pesanku? Panggil Cedric ke sini, setelah aku meninggal, dia adalah pewaris tunggalku. Pengacaraku... pengacaraku akan mengatur segalanya.'

Lalu ketika Rosalind kembali lagi dengan membawa sarapan untuk pria itu, ia menemukan Hugh sudah tidak bernapas. Dokter berkata bahwa pria itu meninggal karena serangan jantung tiba-tiba yang membuat jantungnya berhenti bekerja. Setidaknya dia meninggal dalam damai, ucap dokter itu, setelah bertahun-tahun berjuang dengan penyakitnya.

Rosalind menetaskan air matanya lagi saat mengingat momen-momen terakhir pria itu. Ia lalu melangkah keluar dari kamar dan bersiap-siap menyambut kedatangan keponakan Hugh, Earl of Wallington, yang mungkin akan tiba hari ini.

The Devil in Her BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang