Happy reading, semoga suka.
Ebook sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa. Bab perbab sampai tamat bisa juga dibaca di Karyakarsa.
Luv,
Carmen
________________________________________________________________________________
Begitu Philippa dan Anne pergi menuju kota membawa botol-botol susu segar kepada Mr. Brown, Rosalind pun keluar menuju lumbung. Matahari tegak di atas langit ketika ia berjalan keluar dan Rosalind berhenti sejenak di samping lumbung dan menatap kolam penggilingan yang sejuk itu. Pepohonan rindang berbaris di jalan antara lumbung dan kolam tersebut, sebagian bahkan mengelilingi kolam itu sehingga menaunginya dari sinar matahari dan menutupi kolam itu dari pandangan. Letaknya yang agak tersembunyi membuatnya sejuk dan terlindungi dari jalan masuk. Derek roda kayu yang berputar perlahan di dalam air seolah membisikkan undangan pada Rosalind untuk mendekat.
Tergoda, Rosalind mulai melepas ikatan rambutnya dan menguraikan rambut panjangnya lalu berlutut untuk meraup air dan mengusap wajahnya, kemudian lengan dan mendesah nikmat. Setelahnya ia melepas sepatu dan kaus kakinya lalu mulai mencelupkan kaki ke kolam tersebut. Ia kembali menghela napas nikmat, rasanya sangat nyaman.
Ia berpikir sejenak lalu tangannya mulai menarik korsetnya dan melepaskan benda itu. Rosalind kembali menatap ke sekeliling melewati celah pepohonan, tidak ada siapa-siapa di sini. Philippa dan Anne tidak akan kembali setidaknya tiga jam lagi. Ia sendirian di sini. Jantung Rosalind berdebar sedikit lebih kencang ketika ia memutuskan apakah ia berani atau tidak untuk mandi di kolam ini.
Tapi udara di puncak musim panas ini sangatlah gerah dan air kolam yang dingin itu merupakan godaan yang terlalu sulit untuk Rosalind tepis. Dan karena ia pasti membutuhkan pakaian kering untuk ia kenakan ketika naik dari kolam, maka Rosalind tidak punya pilihan. Ia kemudian melepaskan semua pakaiannya sebelum mencelupkan diri ke dalam kota dingin itu.
Rasa sejuk yang dingin menjalar hingga naik ke tulang punggungnya saat ia duduk dan berendam. Air di kolam ini hanya sedikit lebih tinggi dari pinggang Rosalind dan riak kecil air kolam karena gerakan Rosalind terasa seperti belaian lembut tangan seorang pria.
"Hmmm..."
Rasanya sungguh nikmat.
Rosalind kemudian meluruskan kakinya dan merentangkan tangan lalu merasakan tekanan air di bawahnya ketika ia membiarkan tubuhnya mulai mengambang di atas air kolam. Matanya terpejam nikmat sementara sinar matahari menciptakan kilasan cahaya merah kuning yang perlahan-lahan berubah biru di balik kelopaknya yang tertutup. Dalam ketenangan dan kesunyian di sekitarnya, hanya ditemani cicit burung dan bunyi roda yang berputar di dalam kolam, Rosalind merasa begitu santai dan tenang.
Mengapa ia tidak pernah berpikir untuk melakukan ini sebelumnya?
Tapi tentu saja, saat itu ia tinggal bersama Hugh, tentu saja hal itu tidak pernah terpikirkan oleh Rosalind.
Tapi ia senang hari ini ia menemukan keberanian untuk melakukannya.
Akhir-akhir ini, Rosalind memang menemukan keberanian untuk melakukan hal-hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.
Cedric...
Nama itu kembali melintas dalam benak Rosalind.
Ini pasti gara-gara pria itu.
Dan memikirkan pria itu lagi membuat tubuh Rosalind bereaksi. Sinar hangat matahari membuat Rosalind mengingat kembali kehangatan pria itu saat dia menindih tubuhnya dan menyatukan tubuh mereka berdua. Rosalind benci tapi juga tidak berdaya ketika merasakan tubuhnya bereaksi, bagaimana puting-putingnya mengeras dan denyut di daerah kewanitaannya kembali terasa.
Sial! Ia bergairah hanya dengan memikirkan tentang pria itu dan sepertinya ini akan terus berlanjut, lagi dan lagi...
Sampai kapan?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil in Her Bed
Roman d'amourA dark romance story Contain forced submission Adult story suitable for 21+ only! Kisah seorang pelayan muda dengan seorang lord yang baru saja menjadi pewaris baru sebuah pertanian.