60

4K 391 5
                                    


Yeza mencari orangtua nya dan ketemu keduanya bersembunyi di dekat kursi-kursi tua. "umi abi kalian ikut Doni ya" ucap yeza menunjuk doni yang ikut dengannya.

"kamu gimana kita turun bersama!"

"Kia mohon ya kalian turun dan bilang sama yang lain buat jauh-jauh dari gedung ini bakalan di bakar dan Davin sialan itu bakalan ledakkan ini gedung"

Yeza memotong ucapan uminya." jangan sampai perjuangan kia sia-sia liat Kia udah sekarat gini" ucap Yeza dengan bergetar.

"umi gak mau kamu ke-napa-napa" Yeza mengusap air mata yang luruh di wajah uminya

"abi bawak umi pergi. Doni jaga orang tua gue!" doni mengangguk dengan isakan kecil.

" jangan biarin Mira dan yang lainnya naik kesini!" lanjut Yeza karena tadi ia sempat melihat Mira dan geng motor yang entah di ketuai siapa itu datang membantu.

"nak ini" abi Kia menyerahkan sebuah benda hitam. doni berbicara jika itu sudah tersambung dengan kiki, Doni menarik orang tau Yeza untuk turun.

Yeza menangis ia melihat orang tuanya pergi dan menatap tubuhnya yang mengeluarkan darah terus menerus. ia berlari sambil menekan tombol hitam.

"PIOLA LO DI MANA!" terdengar suara Axsel dari benda hitam itu "sel gue mohon lo semuanya turun, jauhin gedung karena Davin udah siram bensin dan mau ledakin ini gedung"

"enggak sekarang lo turun atau gue ke atas"

Yeza terkejut ini bukan suara Axsel melainkan Danzel. "LO NGAPAIN DI SINI GUE ENGGAK MAU TAU LO SEMUA TURUN TANPA KECUALI AWAS KALO ENGGAK TURUN GUE BENCI SAMA KALIAN!!"

dan tidak terdengar lagi suara Yeza lagi tapi yang mereka dengar hanya suara Davin dan pukulan. semuanya panik tapi mereka harus menurut apa kata Yeza mereka tau queen mereka pasti bisa.

dengan berat hati Axsel turun diikuti Mira dan dara yang menangis. semua anggota yang baru datang yang di pimpin oleh danzel dan sisa geng sniper bergegas turun

"kenzi kakak lo dia atas kenapa lo tinggalin dia ha!!!" marah danzel. "kak ayuk turun ingat kata kak Yeza dan asalkan kakak tau kak yeza tidak selemah itu" ucap Kenzi sambil air matanya yang menetes

merek turun tapi Danzel berhenti ia menatap lantai atas ia berlari tidak mempedulikan teriakan semua nya ia hanya ingin menyelamatkan istrinya.

bugh

bugh

yeza hanya pasrah."MATI LO MATI!!" Davin memukul kepala Yeza. semuanya sudah turun hanya Yeza dan Davin yang masih berada di sana.

davin menyeret Yeza ke pembatas rofftoop yeza melihat kebawah ia sekarang sudah diambang rofftoop sedikit saja ia bisa jatuh.

"gue mau mati tapi lo juga harus mati!!"ucap Davin dengan gila

"apa yang buat lo kayak gini sih bin" ucap yeza dengan bergetar. "KARENA LO KELUARGA GUE HANCUR!!!"

"dan karena lo nolak cinta gue" sambung Davin dengan lirih. Yeza melihat tatapan sendu dari Davin tapi itu hanya sebentar. karena tatapan sendu itu berubah lagi menjadi tatapan benci

Davin melemparkan korek api miliknya tepat dimana bensin dan solar yang sudah Davin siram api menyambar dengan cepat Davin menembak Yeza tapi Yeza tak merasakan apapun yang ia rasakan hanya sebuah dekapan.

ia terkejut Danzel ada disini ia melihat lengan Danzel yang berdarah ternyata tembakan itu mengenai Danzel.

"LO HARUS MATI! YEZA LO MILIK GUE JAUH-JAUH DARI PRIA INI" Davin mengambil senapan miliknya dan mengarahkan tepat kepada Danzel tapi dengan cepat Yeza memutar badan danzel.

DOR

"y-eza yeza, BERTAHAN ZA! KENAPA LO LINDUNGIN GUE HA!! HIKS BERTAHAN"

yeza ambruk tepat di dekapan danzel ia melihat perutnya mengeluarkan darah tembakan itu sangat dalam membuat yeza terbatuk singkat."maaf g-ue bukan pe-mbunuh orang yang lo ci-nta tapi en-ggak papa lo t-uduh g-ue aja"

Danzel menangis ia menutup perut Yeza yang mengeluarkan darah."maaf gue minta maaf" ucap Danzel bergetar dan memeluk Yeza yang hampir menutup mata. Yeza hanya tersenyum.

"lo c-inta pe-rtama___g-ue____sek-arang g-ue pa-mmit______lo ba-hagiakan"

danzel menangis meraung-raung sebelum yeza menutup matanya ia memeluk danzel dengan sisa tenaga Yeza bangkit menyeret danzel.

Yeza memeluk Danzel dengan kuat dan mereka berdua terjun ke lantai satu bertepatan api menyambar dikuti ledakan. Yeza tersenyum

"gue udah bahagia, ambil gue tuhan"




Transmigrasi (No Memory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang