Ekstra chapter

4.4K 301 5
                                    


10 tahun berlalu.........

seorang gadis terus tertawa bahagia  menatap sosok pemuda yang tidak henti-hentinya memberi lelucon. wanita paruh baya tersenyum menatap suaminya.

"akankah kebahagiaan kita sampai disini?"
sang suami hanya tersenyum.

"bunda aku duluan ya udah ngantuk"

"iya nak"

pemuda yang tadinya memberi lelucon menatap kedua orang tuanya "bunda gimana kalau dia udah tau darel takut kalau dia tinggalin kita"

Vina yang tidak lain gadis tadi bukannya tidur tapi menatap langit-langit kamar

" sebenar nya siapa pemuda itu kenapa tiap malam dia hadir di mimpiku" gumam Vina yang tak bisa tidur.

sedangkan di sisi lain di sebuah keluarga yang ramai dengan suara anak kecil berlari kesana sini tak membuat para orang tua tersenyum. "mimi kenapa eyang dan yang lain murung terus" terdengar suara cadel milik seorang gadis kecil.

Dara tersenyum tipis ia menggendong anaknya tapi direbut oleh Kenzi.

sudah 10 tahun lamanya dari kematian Yeza semuanya tetap berjalan walau berjalan tapi tak membuat senyum semua orang kembali. Mira dan yabg lainnya sudah menyelesaikan kuliah mereka cita-cita mereka sudah tercapai.

Mira sudah menyelesaikan S3 nya dan tak terduga ia menikah dengan Axsel yang sekarang menjadi ceo keduanya sudah diberi anak yang pertama berusia 7 tahun dan yang kedua masih 7 bulan.

sedangkan Dara setelah pernikahaan Mira dan Axsel ia dan Kenzi juga menikah dan dikaruniai anak perempuan yang sangat cantik, berumur 5 tahun.

sedangkan Gibran sudah menikah dengan kakak perempuan Mira keduanya bertemu saat Gibran memutuskan kuliah di Singapur agar tidak berlalu memikirkan Yeza. keduanya dikaruniai dua anak kembar yang cantik dan sangat mirip dengan Yeza.

Ilma dan Wiliam menggendong kedua cucunya anak dari gibran. keduanya terisak kecil kedua anak ini sangat mirip dengan anaknya. Aisyah memeluk tubuh sahabatnya menatap sedih kepada Danzel yang duduk jauh dari mereka.

setelah pulang dari pemakaman Yeza Danzel selalu mengurung dirinya di kamar sampai dua hari danzel tak keluar membuat mereka cemas. Aisyah terkejut melihat kamar danzel yang sudah berantakan dan menemukan anaknya yang sudah meninggal.

semuanya terpuruk belum lama Yeza dan sekarang Danzel juga ikut tapi sebelum itu mereka membawa danzel menuju rumah sakit yang ternyata Danzel hanya mati suri

"oma aku samperin papi dulu ya" ucap Aca yang diangguki oleh Ilma. aca anak dari Gibran berjalan menghampiri Danzel yang  menatap kosong. Aca kesal saat dirinya tak dihiraukan oleh Danzel.

"papi brewokan, papi Kenapa diam aja? keinget sama mami Y-eza ya?"

danzel tersenyum tipis benar kata mereka anak dari Gibran sangat mirip dengan Yeza. Aca memeluk Danzel "papi percaya enggak kalau mami Yeza itu masih hidup" bisik Aca pelan membuat Danzel tersenyum ternyata bukan hanya dirinya yang merasa jika Yeza masih hidup. Danzel mencium pipi gembul Aca membuat anak itu menggeliat geli.

semua yang berada di ruang tamu tersenyum sudah lama senyum itu menghilang dan baru kali ini mereka melihat Danzel tak memandang kosong setelah acara membisikan sesuatu. Danzel menurunkan acara dari pangkuannya ia mencium rambut aca dan pergi.

"asam tutup mulutnya" tegur Kenzi kepada anak dari Axsel yang mulutnya terbuka saking cengonya menatap Danzel yang tersenyum.

"pliss deh om Asa bukan asam" ketusnya dan menggandeng tangan Ara kembaran Aca.

"cielah gandeng anak orang mulu anak siapa si"

mereka semuanya menoleh mendapati Leo dengan istrinya tidak lupa dua anak kecil satu perempuan dan satu laki-laki.

anak perempuan itu turun mendekati Aril anak pertama dari Axsel yang hanya menatap datar berbeda dengan Asa, Asa dominan Mira sedangkan Aril dominan Axsel.

"hai ganteng kamu kok datar-datar aja " ucap anak Leo dengan suara cadelnya tak lupa kedipan maut untuk Aril

semuanya tertawa. "ya ampun anak kamu mulai lagi" bisik istri Leo dengan malu.

di tempat lain seorang gadis mengambil hijab instan dan turun kebawah rencananya mereka akan jalan-jalan. "bunda Vina udah siap nih, Darel sama ayah mana?" tanya Vina celingak-celinguk mencari keduanya.

"mereka udah di mobil"

keempat keluarga itu tidak henti-hentinya tertawa bahagia. mobil yang mereka kendarai berhenti tepat di pantai. vina dengan bundanya turun menyusun seluruh barang yang mereka bawak. bunda Vina menggerai karpet putih tidak lupa ada beberapa makanan.

"vina kamu enggak ikut bunda sama ayah mau beli itu" tunjuk bunda kepada penjual es kelapa.

"enggak bun Vina disini aja kalau Vina ikut siapa yang jaga" ucap Vina dengan melirik Darel yang sudah bermain air.

Vina mengupdate potonya sebelum pergi Darel sudah mempoto dirinya. ia bermain pasir tapi matanya menatap sebuah poto ia berjalan mengambil poto itu dan mengejar pria berpakaian jas yang sudah pergi .

"tuan, ya ampun eh tuan!"

Vina mengatur nafasnya yang tersengal-sengal ia menyerahkan poto itu kepada pria berjas hitam yang sudah berhenti. "tuan saya melihat poto anda terjatuh____

menyerahkan poto itu Vina menatap pria itubtapi ucapannya terhenti ia mengingat pria yang tidak asing baginya.

"Vina!"

vina menoleh menatap Darel yang memanggilnya  ia memberikan poto itu dan berlari menghampiri darel tapi tangannya sudah dicekal oleh pria berpakaian jas itu.
"maaf tuan ada apa?" tanya vina sambil melepaskan tangan pria asing itu.

"jika tidak ada saya permisi" ucap Vina karena menatap pria asing itu hanya terdiam tapi tubuh Vina seolah kaku mendengar gumaman pria itu.






Transmigrasi (No Memory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang