13

10.2K 723 9
                                    

Happy reading
.

.

.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab Ilma

engggak salah dengerkan tu orang jawab salam gue apa ada yg rasukin batin Yeza yang heran Dengan momynya ini biasanya mah ogah boro-boro menjawab salam menatap nya saja enggan

"dari mana? kamu kehujanan?" lembutnya
dan terselip nada khawatir Ilma. Yeza tak mengubris ia lebih memilih pergi walau terlihat kalau ia tak sopan dan ia bingung kenapa Ilma seperti peduli dengan nya.

Cklek

Yeza langsung kekamar mandi setelah selesai mandi ia langsung memakai baju tidur yang dilapisi jaket sepertinya ia akan sakit.

Dan tak lupa ia lansung sholat magrib dan lansung tidur "kok dingin banget ya Padahal kan gue udah pakai jaket plus selimut" gumamnya

"Hasyim"

"Duh hasyim kok gue bersin terus" kesalnya "nih lagi" Yeza lansung mengelap ingusnya yang sedari tadi ingin jatuh.

Karena ia merasakan dingin dan kepalanya yang begitu pusing Yeza segera membungkus dirinya dengan selimut tebal.
Sedangkan dibawah

"Ayo kita makan" ujar Wiliam

"dad tapi Yeza belum turun"

"enggak usah dipikirin ja*ang itu mom"
sahut Gibran yang tak senang. "bang Gibran gak boleh kayak gitu, mom biar Dinda yang panggilin kak Yeza"

"gak usah din biar momy aja"

Setelah itu Ilma naik keatas menuju kamar Yeza sudah lama ia tak menghampiri anaknya terakhir karena kejadian itu semuanya berubah.

"Za, Yeza"

Tak ada yang menyahut Ilma pun langsung masuk dan mendapati Yeza yang sedang tidur dan bisa ia dengar samar-samar kalau Yeza menggigil. "Za kamu kenapa" ujar Ilma sambil membuka selimut tebal milik Yeza

Yeza yang merasa ada seseorang pun menoleh "ada keperluan apa anda kesini" dinginnya. seperti sesak yang dirasakan Ilma saat anak nya berbicara formal dan dingin kepadanya mungkin ia tidak akan mendengar suara manja Yeza lagi

"Kamu kenapa nak, mau momy kasih obat"

"anda jangan sok peduli kepada saya. dan
Sejak kapan anda menganggap saya anak bukannya anda tak sudi menganggap saya anak dan tak usah sok perhatian biasanya kan anda menyiksa saya " dingin Yeza sekarang kepalanya merasakan sakit karna ingatan terlintas di kepalanya.

Mom yeza sakit

Bukan urusan saya dinginnya

Tapi mom yeza juga anak momy , momy gk pernah ngurusin yeza dan lebih milih ngurusin anak angkat itu sendunya

Karna dia memang anak saya dan tidak seperti kamu pembunuh dan bisanya memalukan saya , dan saya tak pernah sudi punya anak seperti kamu!! Teriaknya

Yeza mendengar itu rasanya sesak momy nya saja tak menganggap dirinya , dan ia bisa melihat seseorang tersenyum miring

Yeza lansung berlari untuk kekamar nya karena sekarang yang ia rasakan hanya sesak Dan ingin menangis

Hiks hiks kenapa momy gak peduli lagi sama yeza kan bukan yeza yang ngelakuin Yeza bukan pembunuh teriaknya sambil melempar barang-barang yang ada .

"GUE BUKAN PEMBUNUH!" teriak Yeza sambil menjambak rambutnya."GUE BUKAN PEMBUNUH!"

"Nak kamu kenapa" panik Ilma yang melihat anaknya seperti itu. "mom kenapa lama sekali" tanya Wiliam yang datang karna istrinya lama sekali dan tak lupa Gibran dan Dinda juga datang karena mendengar teriakan Yeza

"Kak Yeza kenapa"

"PERGI KALIAN, PERGI!!" teriak Yeza tidak lupa ia menarik rambutnya masih banyak ingatan yang melintas di pikirannya.

"Lo itu pembunuh"

"karena kamu dia mati!!"

"Dasar gak tau diri, pembunuh"

"Hiks bukan Yeza dad"

Byur

"Arhggg dad sakit hiks perih dad"

"Ja**ng tetap ja**ng  paham kamu"

Bugh

"Mangkanya kamu jangan pernah melukai anak saya kalau kamu berani melakukannya air itu bakalan lebih panas lagi paham kamu!! "

"Iya dad hiks"

"Kamu mau menjadi perempuan murahan ha!! Saya pernah mengajarkan kamu seperti itu" Ilma pun menyeret Yeza ke kamar mandi dan mencelupkan wajah Yeza

"Mom ud-ah hiks yeza g- ak bi-sa naf-as"

"Jangan deketin gue,gue gak sudi punya pacar ja**ng"

Ctar

Ctar

"Pembunuh kamu!!!"

"Argh dad hiks sakit, dad ampun hiks bukan yeza hiks "

Masih banyak ingatan Yeza asli di siksa dan bentakan dan tak lupa ia diperlakukan seperti hewan  "gue bukan pembunuh hiks bukan gue" setelah itu Yeza pingsan karena tak tahan dengan sakitnya

"Yeza kamu kenapa" panik Ilma

"Gibran telpon om kamu cepat"

Sebenci apa pun Gibran tapi ia kasihan melihat kondisi adiknya itu ehh sejak kapan ia menganggap ja**ng itu adiknya ia lansung menggeleng lalu langsung turun dan menelpon Rendi.

🥭🥭🥭

"Eughh"

"dek kamu udah bangun apa yang sakit
biar abang obatin"

"Kamu udah sadar" tanya Ilma yang khawatir entahlah setelah Yeza pulang dari rumah sakit ia merasakan kalau anaknya sudah pergi dan karna itu ia ingin berubah dan menyayangi anaknya itu tapi sekarang Yeza bukan lah yang dulu yang mengemis kasih sayang mereka.

"Pergi pergi! gue gak mau liat lo semua" teriak Yeza sambil menunjuk ilma beserta Wiliam Gibran dan Dinda."nak kamu kenapa momy minta maaf ya" lirihnya yang hendak memegang kepala Yeza tapi lansung ditepis sang empu

"Pergi lo! lo bukan momy gue" teriaknya

"mbak tolong kalian keluar dulu biar Rendi aja yang tenangin Yeza" Ilman menatap Yeza dengan pandangan bersalah lalu pergi keluar dengan suaminya

Setelah melihat mereka pergi Yeza hanya termenung "ternyata sesakit itu ya jadi lo
za walau gue bisa habisin orang dengan jumlah 30 dengan gue sendiri gue masih kalah gue gak sekuat kayak lo, gue salut sama lo, lo kuat banget ya lo bisa simpan ini sendiri"

Dan tak terasa ia merasakan ngantuk lalu tertidur" dek maafin abang ya. abang gak bisa lindungin kamu dari mereka" gumam
rendi yg sedih melihat Yeza yang seperti ini



__________________🥭🥭🥭

Maap baru update
Tolong di vote

Asalamualaikum 🖤

Transmigrasi (No Memory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang