57

5.1K 453 46
                                    

"iya bentar Axsel ikut enggak?"

".........."

"hm awas aja lo bohong"

".........."

panggilan telpon itu telah di matikan sepihak oleh Yeza. di malam ini Yeza sudah siap dengan baju hitam dan celana hitam tidak lupa hijab yang senada.

menggeledah semua isi lemarinya tapi nihil, tak ketemu. "mana sih!" saat sudah pasrah Yeza melihat jika jaket yang ia cari berada di bagian paling bawah lemari.

matanya berbinar kala menemukan sebuah jaket hitam kulit yang khusus untuk geng sniper. saat ingin memakai nya ia teringat jika masih ada Danzel. "duhh gue lupa kalo ada curut dah tidur belum ya?"

Yeza membawa jaket itu tapi tak ia pakai, ia hanya melipat nya saja sehingga logo geng sniper tak terlihat. ternyata lampu di ruang tamu sudah di matikan.

Yeza tidak mendapati Danzel jadi aman pikirnya saat ingin membuka pintu ada seseorang yg memegang bahu nya.

Dengan refleks Yeza memberikan bogeman mentah. tapi matanya terbelalak ternyata itu danzel yang menatap dirinya dingin.

"eh ngapain lo megang bahu gue"

"mau kemana lo!"

"dih kepo!" ketus Yeza dan berjalan menuju garasi tapi tangan nya di cekal oleh Danzel.
"lepasin!" datar Yeza. tapi tak di hiraukan oleh Danzel. "jawab dulu lo mau kemana"
bentak nya

"urusan lo apa?!"

"suami!" singkat Danzel. tapi yeza hanya tersenyum sinis.

"suami? dih ingat lo kan ngomong kalo gue bukan istri lo"

"Yeza" panggil seseorang dengan dingin tapi bukan Danzel. keduanya mencari siapa yang sudah memanggil nya, Yeza menemukan orang yang sangat ia kenal. "Axsel" yeza lansung berlari menuju axsel.

"kok lo tau gue di sini?"

"siapa?" tanya Axsel sedikit melirik Danzel yang juga melirik Axsel dengan tajam.

Yeza menoleh menatap Danzel yang juga menatapnya Yeza salah mengartikan tatapan Danzel. "oh dia? em udahlah nanti aja nanti kita telat"

Yeza berlari menaiki motor nya. melirik ke belakang, dan berlalu pergi mengikuti Axsel.

Danzel pemuda itu entah kenapa merasa suhu di luar seperti sangat panas padahal ini malam hari. tapi siapa Axsel? ia seperti
pernah mendengar nama Axsel bukankah
Yeza pernah menyebutkan nama pemuda
itu? tapi nama Axsel seperti familiar baginya.

🥭🥭🥭

baru saja tiba Yeza dan Axsel sudah bisa mendengar tepuk tangan dan suara orang berteriak heboh. keduanya memasuki arena balapan semua nya yang tadi bertepuk tangan dan sibuk dengan seseorang yang baru menang kini mengalihkan pandangan kepada ketua geng sniper, Axsel.

banyak bisik-bisik yang bertanya-tanya siapa sosok yang datang dengan ketua geng sniper mereka menatap kepada anggota inti semua sudah berkumpul lantas itu siapa?.

"BOS SINI"

Axsel dan Yeza menoleh kala mendengar suara cempreng milik Rafa. "eh queen lo
udah 3 bulan ini enggak muncul-muncul gue kangen tau"

"dih, eh queen selama ini lo kemana? lo liburan? dih gak ngajak-ngajak" ketus Rangga.

"lo semua enggak tau?" bingung Yeza.

Transmigrasi (No Memory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang