53

6.1K 589 45
                                    

"sayang bangun nak, momy mohon sama
kamu bangun ya. seindah apa disana sampai kamu enggakk mau bangun"

"kak, Kenzi mohon bangun ya.......... kita
disini nunggu kakak....jadi bangun ya"

Wiliam hanya menatap datar dengan susah payah ia menahan air matanya agar tak jatuh. selama sebulan ini ia merasakan penyesalan yang begitu luar biasa ia terus dihantui rasa bersalah, semua perusahaan nya Wiliam tidak tau ia tidak memperdulikan itu lagi ia hanya ingin menunggu anak nya sadar.

Gibran melihat keluarga nya dan juga diri nya bak mayat hidup mereka tak ingin makan jika tak dipaksa oleh omah nya dan juga sahabat momynya. ia merasa bersalah
jadi selama ini orang yang selalu mereka bela adalah pembunuh adiknya

suara pintu terbuka terdengar. mereka yang ada di sana tak mengalihkan pandangan sama sekali mereka hanya menatap Yeza. Mira masuk diikuti Dara dan juga Farah.

"tante, gimana keadaan Yeza?"

Ilma mendekap tubuh Mira "tante juga gak tau, tapi hiks hiks jika yeza enggak sadar sampai besok terpaksa dokter hiks.........."

"dokter? ke-napa"

tanya seseorang yang baru saja datang yang tidak bukan lain adalah Rendi ia tak tau apa yang tengah terjadi dengan keponakannya. karena selama ini ia berada diluar negri.

"dokter kenapa? terpaksa apa dan siapa
yang terbaring itu!!" seru nya keras. karena wajah Yeza terhalang oleh badan Kenzi

"SIAPA YANG TERBARING ITU!!" dengan perasaan campur aduk Rendi mendekati brangkar dengan pelan ia menggeser tubuh kenz. seketika tubuhnya menjadi kaku

"y-eza"

"Y-eza ke-napa" suara Rendi bergetar dan
tak percaya melihat ponakannya terbaring lemah dan wajah yang begitu pucat. rendi menatap mereka semua dan menatap Ilma

"mbak Y-eza kenapa dia kenapa, KENAPA KALIAN GK KASIH TAU RENDI HA! kalian lagi yg buat ponakan aku seperti ini  apa kalian menyiksa nya lagi"

rendi menangis kala mengingat jika dulu paling lama seminggu Yeza selalu mendapat luka atau lebam

"maapin mbak, mbak gak kasih tau kamu, maaf." sesal Ilma dana menarik Rendi kedekapannya.

"KAK YEZA, DIA KEJANG-KEJANG!!"

"CEPAT PANGGIL DOKTER!!" teriak Wiliam
Mira segera berlari. saking panik nya mereka sampai lupa jika ruangan Yeza ada tombol untuk memanggil dokter

"KENZI TELPON OMAH SAMA UMI KAMU
CEPAT NAK!!" teriak Ilma dan memegang
tangan Yeza air matanya luruh

"Yeza kamu bertahan ya nak"

"nak maaf. bertahan ya" -wiliam

"YEZA BANGUN YA JANGAN NYERAH DEK
KALAU ORANG TUA BIADAB INI LAKUIN HAL KAYAK GINI LAGI KAMU TINGGAL SAMA ABANG ja-di bangun hiks"

"permisi maaf bisa kalian tunggu diluar"
sopan dokter itu. "selamat kan anak saya"

semua keluarga Yeza keluar. semuanya terduduk didepan ruangan Yeza dada mereka bergemuruh mereka merapalkan doa. keadaan mereka semua kacau. Rendi terus menerus memukul dinding rumah sakit menyalurkan amarahnya

"kau tak perlu memukul dinding anakku
tak akan sadar" ucap Wiliam sambil memberhentikan tangan rendi yg ingin memukul dinding lagi. Rendi menatap Wiliam dengan sinis

"ciuhh anak?! baru sekarang kau akui dia
anak sialan. jin apa yang masuk ke tubuh setan ini"

Wiliam yang mendengar apa kata adik iparnya teringat lagi dengan perlakuannya dulu.

Transmigrasi (No Memory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang