24

9.1K 608 16
                                    

Tok

Tok

"WOY BANGUN GAK LO!!"

"IYA SABAR, GILAK MAU ROBOHIN PINTU GUE, PAGI-PAGI BANGUNIN ORANG KEK KESETANAN!" balas Yeza dari dalam

pintu terbuka menampakkan wajah Gibran yang menatapnya dengan sinis "lama banget lo!" sinisnya

"emang siapa suruh bangunin gue!" jawab Yeza tak kalah sinis. "kalo gak kepaksa ogah gue" setelah itu Gibran meninggalkan Yeza

"perasaan baru jam 03 udah dibangunin mau apa woy" kesal nya tapi tak urung Yeza turun kebawah dan mendapati kedua orang tuanya sedang tertawa bahagia bersama Dinda. melihatnya sudah membuat Yeza muak

"gue gak diliat apa gimana?" kesalnya karena ia sudah duduk tapi seolah-olah mereka tak melihatnya

"ekhmm!"

mereka ber empat menoleh kepada Yeza "eh kak Yeza, Dinda kira kakak belum dateng"

Yeza hanya memutar bola matanya malas
"Kalo enggak ada yang penting jangan bangunin jam 03 bisa kan jam 06 " datarnya

"Apa kamu udah bikin anak saya nangis" dingin Wiliam."Iya" santai Yeza tanpa beban

"Kenapa!?"

bisa Yeza dengar suara rendah Wiliam yang menahan amarah. "Karena Dinda ngambil sendal gue"

"Hanya karna sendal itu?" tunjuk Wiliam
kepada sendal swalow yang Yeza pakai

"hm. karena anak angkat anda ini mengambil nya tanpa izin bukankah kalian memberinya uang yang sangat banyak sampai anak sendiri tak dikasih. udah dikasih uang sama ortu gue aja masih juga enggak mampu beli!" Yeza melirik  Dinda yang menggeram marah kepadanya

"Hiks kak Yeza kok gitu kan Dinda cuman minjam masak gak boleh" terdengar tangis memilukan milik Dinda

"Iya Dinda kan cuman minjam masak iya gara-gara itu dari cowok lo lo semarah itu" sahut gibran yang sedari tadi diam dan apa Yeza tak diberi uang maksudnya?

"Sudah-sudah kalian jangan bertengkar. Dinda kalau kamu mau minjem barangnya kak Yeza kamu harus izin dulu jangan maksa" ujar Ilma karena ia pernah melihat Dinda memaksa Yeza untuk meminjam kannya barang tapi ia hanya diam.

"Iya mom" sahut Dinda yang masih menangis dipelukan Gibran

"Mom jangan seperti itu Dinda jadi takut sama kamu" kata Wiliam kepada Ilma "astaga cuman kayak gitu aja nangis" gumam Yeza lirih tapi masih bisa mereka dengar

"Kalau tak ada lagi yg ingin dibicarakan saya permisi" dinginnya

Selalu saja sakit saat kamu berbicara seperti itu batin Ilma menatap sendu kearah anak nya itu

🥭🥭🥭

Brum
Brum

Yeza yang sudah sampai diparkiran  segera turun dan merapikan hijab putih nya yang agak berantakan.

"Eh buset kek artis aja gue" gumam Yeza saat semua pasang mata melihatnya

"Gimana gak diliatin lo telat bego"

"Astaghfirulla!! woy kalo dateng tu ucapin salam kek!" kesal Yeza saat melihat salah satu sahabat abangnya

"Lo si n-nil Nil itu ya? klompokan dugong kan?" tebaknya terhadap salah satu sahabat
Gibran yang tak lain Niel

"nama gur Niel sial. lo kira gue sungai nil!" sewotnya menatap tajam Yeza

"Ya itulah pokoknya. lo telat ya? untung gue ada temen buat di hukum" kekeh Yeza.
Niel tersenyum misterius terhadap Yeza "enggak usah senyum lo, tambah jelek! "

Niel hanya menghela nafas "sialan lo, gue hukum baru tau rasa!"

"Gak takut gue" tantang Yeza

"Yang bener, ok lo gue suruh bersihin taman belakang sampai jam istirahat" suruhnya dengan tangan di lipat di dada

"enggak mau gue! emang situ siapa si" kesal
Yeza. "keknya gue harus kenalin dulu jabatan gue sama lo, gue Niel ketua OSIS ANTARISTA jadi karna lo telat lo harus terima hukuman yang gue kasih" katanya dengan santai

"enggak ada penolakan pergi lo"

🥭🥭🥭

"Hufh kesel banget gue"

" cantik kalo mau duduk duduk aja enggak usah minum jus gue juga" kesal Mira karena jus jeruknya di minum. "makasih atas pujiannya mbak Rara yang cantik" godanya sambil melahap siomay milik Dara. dara yang tak menyadari itu membuat Yeza Seluasa mengambilnya

"Eh lo dari mana? kok bau banget "

" gue tadi dihukum ama si ketos" kata Yeza dengan nada menggebu karena marah dan kesal "Beneran! wah kok bisa" kata Dara yang sedari tadi diam

"Gue tadi telat, eh lo berdua mau minep gak di rumah gue? "ucap Yeza yang masih lanjut dengan memakan siomay sepertinya Dara masih tak menyadarinya

"Emang kenapa"

"Gue sendirian. ada pasukan dugong"

"Ok nanti kita bedua dara otw, ya kan ra"

"Ha eh iya" Kenapa batin seseorang

Kring
Kring

Yeza dkk masuk kelas dan duduk di kursi masing-masing. tak lama guru sejarah datang. "Hallo anak-anak ayuk dikeluarkan bukunya" ujar buk winda dengan lembut

"Ya buk" sahut semua murid. mereka senang dengan ibu Winda karena ia terkenal akan keramahannya dan baik apalagi dia sekarang lagi seorang bumil.

"Emm yang pakek hijab murid baru ya"

"bukan buk dia Yeza" sahut Dimas. bisa Yeza lihat ada keterkejutan diwajah buk Winda siapa sih yang gak tau Yeza. yeza sudah terkenal di ANTARISTA malahan di sekolah lain pun. tidak lama Pelajaran berlangsung sampai bel berbunyi

"Za kita lansung kerumah lo aja ya"

"Ok eh lo bedua bawak mobil"

"Bawak" mereka bertiga lansung keluar kelas dan menuju parkiran

🥭🥭🥭

"Van kamu kerumah ya"

"Minep aja soalnya ortu kita keluar kota" kata gibran kepada para sahabatnya

"Kan lo cewek kenapa ajak pacar kerumah saat gak ada ortu" cibir Niel. "nggak kok kak nanti dinda ajak putri" putri salah satu sahabat dinda."Ck sama aja" cibirnya lagi

"Ya udah nanti kita minep temenin "

"Iya gib kita lansung kerumah lo aja ya" ujar rifki. " yaudah gas lah "

"Woyy za balapan peh" teriak mira dengan suara toanya."gasss" balas yeza tak kalah kerasnya. "lo yg bawak" pinta mira kepada dara yg sedari tadi diam

Brum

Brumm

"Woy dar lo mau ngajak gue mati!" teriak mira syhok saat dara melajukan mobilnya seperti orang kesetanan.

"Ok kita keluarkan bakat terdalam" terukir senyum miring milik yeza lalu ia tancap gas dan menyalip mira dan dara yg sudah agak jauh darinya.

"Terkejut kah" teriak yeza dari samping

"Lah kok bisa! "syhok mira mendapati yeza sudah disamping mobilnya. Dara pun tak kalah terkejut "Kok lo bisa sih za? bukannya tadi masih di belakang" monolognya pada diri sendiri

Sedangkan revan dkk yang melihat itu tak bisa berkata-kata tadi mereka ingin pulang tapi mendengar kalau Yeza dkk ingin balapan mereka penasaran jadilah mereka ingin melihat

"BERDAMAGE!" heboh Wanda

"Keren" sahut Niel

"Kok bisa si lampir kek gitu. Keren" kata Rifki tanpa sadar

"Sejak kapan dia kayak gitu seolah-olah dia udah terbiasa"

"keren" ujar nya dengan lirih hanya dinda yang bisa mendengar nya. sedangkan dinda menggeram marah dan mengepalkan tangannya.

Ni orang ngepal tangan mulu deh



Transmigrasi (No Memory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang