67. Lahirnya twins A

84 5 0
                                    

    Pagi yang cerah, sinar matahari terpancar terang, suara kicauan burung turut peran dalam kedamaian suasana rumah Zahirah dan Naufal. Hari ini akan ada acara 7 bulanan Zahirah, tak ada aktivitas yang padat dikediaman itu karena semua jajan, hampers dan juga makanan sudah dipesan. Sengaja semuanya dipesan agar Zahirah tidak kelelahan.

"Pagi sayang " Sapa Naufal saat menuruni anak tangga.

"Pagi mas, kamu dari mana? "

"Aku habis dari ruang kerja, ada beberapa file yang harus diperiksa "

"Udah selesai? "

"Sudah, sini temenin aku duduk "

Naufal merangkul pundak Zahirah membawanya duduk disofa ruang tengah.

"Mas abah sama umi kesini jam berapa? "

"Mungkin habis sholat dhuhur sayang"

"Eum, terus catering nya dateng jam berapa? "

"Sebelum acara dimulai, udah kamu gausah mikirin itu. Semuanya udah dihandle sama bagas"

Bagas= Manajer Naufal direstaurant miliknya.

      Fajar mulai menyingsing dari tempatnya terbit, menandakan hari semakin siang. Suasana rumah bernuansa elegant putih itu kini mulai ramai, sanak saudara memenuhi ruang tamu, ruang keluarga bahkan taman belakang turut menjadi tempat andalan untuk beristirahat atau sekedar mengobrol melepaskan rindu. Baik keluarga Naufal maupun Zahirah, tak terlihat perbedaan keluarga dirumah itu tak ada kata besan yang ada hanyalah kehangatan layaknya keluarga besar. Ditemani dengan camilan dan juga minuman, obrolan demi obrolan terus terlontar. Lalu dimanakah sang bintang utama, sosok yang menjadi peran utama pada hari ini? jawabannya adalah dikamar. Zahirah sedang beristirahat didalam kamar, tadi dia sempat mengeluh pusing dan Naufal meminta dirinya untuk beristirahat.

"Mas temenin Za tidur ya" Pinta Zahirah.

"Terus tamu yang lain gimana? "

"Kan ada umi, abah, ayah sama ibuk ada bang Alzam sama mbak Diba juga. Aku gak mau tidur sendirian "

"Yaudah aku temenin, sekarang baringin badan berdoa terus tutup matanya"

     Naufal mengelus kepala Zahirah lembut agar istrinya  segera tertidur. Metode yang digunakan Naufal cukup ampuh, baru beberapa menit Zahirah sudah terlelap. Wajahnya begitu cantik dan damai, sedikit ketakutan muncul dalam hati Naufal. Tak dapat dipungkiri jika mengengingat perihal persalinan, Naufal merasa takut ini adalah pengalaman pertama Zahirah yang sudah jelas tidak akan mudah bahkan dia akan mempertaruhkan nyawanya ditambah lagi bayi dalam kandungannya kembar. Naufal sangat menanti kelahiran anak-anaknya namun dia juga tidak bisa jika harus kehilangan istrinya itu.

"Kamu wanita tercantik dan terbaik yang pernah saya temui Zahirah, kamu sangat tangguh. Maka dari itu kamu harus tetap tangguh pada saat kelahiran anak-anak kita nanti, saya harap Allah memperlancar proses itu nanti" Lirih Naufal kemudian mencium kening Zahirah.

Cklek...

"Fal Zahirah sudah tidur? " Suara orang yang paling Naufal hormati siapa lagi kalau bukan umi halimah.

"Sudah umi"

"Kamu kenapa? kok lemes gitu, lagi banyak pikiran? "

"Nggak kok umi, Naufal gak papa"

"Jangan bohong sama umi, umi yang ngandung kamu sampai melahirkan jadi umi tau kalau putra umi ini lagi gak baik-baik aja"

"Umi, persalinan itu sakit banget ya? "

"Eh kenapa tiba-tiba nanya gitu? "

"Naufal takut"

"Umi tau perasaan kamu, kamu khawatirin istrimu kan? "

So, I Married with My LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang