Sudah terhitung lima hari setelah Zahirah sadar dari koma, dia masih dirawat dirumah sakit. Sejak hari itu banyak yang datang mengunjungi Zahirah, baik keluarga maupun teman-temannya. Pagi ini Zahirah meminta Nasha untuk mengajak dirinya ketaman menghirup udara segar.
"Sha anterin ke taman ya"
"Emang boleh mbak? Aku tanyain dokter dulu ya"
"Gak usah, gak papa kok. Kamu bawain kursi roda aja"
"Yakin mbak?" Nasha terlihat ragu dengan permintaan Zahirah.
"Beneran, udah sana ambilin"
Nasha pergi untuk mengambil kursi roda, selang beberapa waktu gadis itu kembali dengan kursi roda yang dia dorong.
"Sini mbak aku bantuin turunnya"
Nasha memapa Zahirah turun dari brankar dan pindah ke kursi roda.
"Huuhh, kaki ku ternyata masih belum cukup kuat buat berdiri" monolog Zahirah.
"Pelan-pelan pasti kembali normal kok mbak, yang penting sabar" -Nasha.
"Kamu bener, yaudah ketaman yuk"
"Oke"
Nasha membawa Zahirah ke taman yang ada dirumah sakit ini. Udara pagi hari memang tidak ada dua nya, apalagi ditambah sejuknya angin. Nasha memberhentikan kursi roda itu tepat didepan kursi panjang yang ada ditaman. Kemudian dia duduk disana.
"Sha"
"Iya mbak?"
"Andai hari itu aku gak bangun, kamu bakal gimana?" Pertanyaan random keluar dari bibir Zahirah.
"Husst ngomong nya kok gitu sih"
"Kan seandainya"
"Kalo waktu itu mbak gak bangun mungkin aku udah jadi orang paling sengsara"
"Kok sengsara?"
"Iya sengsara soalnya dihantui rasa bersalah dan penyesalan. Rasa bersalah soalnya ngebiarin mbak Zahirah nyetir dalam kondisi marah dan juga menyesal kenapa waktu itu aku gak langsung cari bantuan" lirih Nasha.
"Sebenernya itu bukan salah kamu, ya emang takdirnya aja harus kayak gitu. Tapi aku bersyukur kamu gak papa dan Allah kasih satu kesempatan lagi buat aku jalani hidup"
"Kok aku jadi sedih sihh" -Nasha.
"Ehh kok mewek sihh..."-Zahirah.
"Mbak Zahirah sih, ngapain pake bahas itu segala coba?"
"Yakan aku cuma pingin tau aja"
"Udah a, malu banyak orang" Nasha menghapus air mata dipipinya sembari tersenyum menatap Zahirah.
Ditengah keheningan yang tiba-tiba saja tercipta, terdengar suara anak kecil.
"Aunty..... " Ucap si kecil sembari berlari kearah Zahirah dan Nasha.
Seketika senyum terurai dibibir kedua gadis itu.
"Hai cantik" ujar Zahirah saat sikecil Citra sudah berada didepannya.
"Assalamualaikum aunty" Ucapnya sembari mencium tangan Zahirah dan Nasha bergantian.
"Waalaikumsalam sayang, kamu apa kabar? " - Zahirah.
"Alhamdulillah lual biasa Allahu akbal "
Zahirah mencubit gemas pipi Citra.
"Dek kok bisa diluar? Sudah izin dokter Cindy?"
Zahirah melihat kearah Alzam dengan tersenyum bodoh.
"Belum, tapi udara pagi itu baik buat kesehatan"-Zahirah.
![](https://img.wattpad.com/cover/291009407-288-k979644.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
So, I Married with My Lecturer
Fiksi RemajaDalam sebuah keluarga yang kental akan agama, tumbuh seorang gadis cantik nan baik yang merupakan putri bungsu keluarga tersebut. Gadis kecil yang bermimpi mengajar ditempat ia mengaji, namun siapa sangka saat beranjak dewasa ia diangkat sebagai ten...