26.Keajaiban yang luar biasa (Revisi)

67 8 0
                                    

    Alzam berada ditempat yang sangat luas, dia berada ditengah hamparan padang rumput hijau. Tempat yang begitu tenang ditemani suara deru angin dan gemericik air itu mampu membuat alzam terpana. Kakinya melangkah menuju sumber suara air, matanya tak pernah lepas menatap hijaunya padang rumput. Langkahnya terhenti saat suara yang begitu dia kenali terdengar memanggil namanya. Alzam berbalik dan nampaklah seorang gadis mengenakan gamis berwarna putih bersih, wajahnya terlihat sangat berbeda jauh lebih cerah. 

"Zahirah"

Gadis itu tersenyum saat namanya dipanggil oleh Alzam.

"Kamu ngapain disini?"

"Euummm... Zahirah main-main aja"

"Main-main?"

"Iya, menurut bang Alzam tempat ini bagus nggak?"

"Bagus"

"Kalo gitu Zahirah mau disini aja. Zahirah mau main disini, Zahirah seneng disini"

"Kita harus pulang, kalo kamu disini terus kan kasian ayah sama ibuk pasti khawatir"

"Tapi disini enak bang, tenang, damai Ara juga gak perlu ketemu sama orang-orang yang gak suka sama Ara"

"Kita pulang yuk dek, nanti ibuk sama ayah nyariin"

"Gak mau"

Zahirah berlari menjauh dari Alzam, entah kenapa Alzam panik dan mencoba mengejar Zahirah tapi seolah langkahnya tak pernah maju dan sosok Zahirah terlihat semakin menjauh.

"Dek mau kemana??"

"Dek tungguin abang!"

"Zahirah!!"

Alzam terus berteriak, ketika Zahirah berhenti dan berbalik memandang dirinya, Alzam merasa bahwa pertemuan mereka ini terasa seperti perpisahan. Tatapan teduh diwajah cantik Zahirah seolah mengisyaratkan bahwa mereka tak akan pernah bertemu lagi.

"Kamu mau kemana dek? Ayo pulang"

"Ara mau disini, abang pulang aja"

"Sampai jumpa abang. Ara sayang banget sama bang Alzam, Ayah, Ibuk, Mbak Diba. Pokoknya Ara sayang kalian semua..."

Zahirah kembali berlari menjauh, sampai Alzam tidak lagi dapat melihat sosoknya. Kemudian Alzam seolah ditarik keluar dari mimpi yang baru saja dia alami.

Nafasnya memburu, air disudut matanya terus saja keluar.  Perasaan takut yang dia rasakan didalam mimpi terbawa sampai dia bangun. Entah bagaimana mimpinya barusan terasa begitu nyata. 

Naufal yang baru saja datang melihat Alzam tidur dikursi tunggu depan ruang ICU sendirian, merasa iba akhirnya Naufal menemani Alzam tanpa membangunkan pria itu. Namun dia dibuat terkejut saat Alzam bangun tiba-tiba dengan nafas memburu belum lagi ada air mata disudut matanya.

"Zam lo kenapa? "

Alzam baru menyadari kehadiran Naufal disampingnya.

"Gue mimpi buruk, gue harap itu cuma dampak karena gue terlalu khawatir sama kondisi Zahirah"

"Banyakin istighfar"

Naufal memberikan sebotol air mineral yang tadi dia beli dimini market saat perjanan kerumah sakit.

"Minum!"

"Thanks"

"Lo jaga sendirian?"

"Iya, Diba gue suruh pulang"

"ooh"

"Lo ngapain kesini lagi, emang gak ada jadwal ngajar lo?"

"Nemenin lo!"

So, I Married with My LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang