Usai sarapan, seperti biasa Zahirah dan Diva mencuci piring. Tapi kali ini ada 2 tukang rusuh yang gangguin mereka beberes. Entah kenapa kakak adik itu malah diam disamping istri mereka yang tengah sibuk berberes.
"Mas minggir ih, nanti baju kamu basah kena air"
Zahirah mencoba menggeser Naufal menggunakan lengan nya, namun tenaga nya kalah jauh sehingga yang didorong tidak bergerak sama sekali.
"Saya mau bantuin"-Naufal.
"Udah mau selesai juga kok, mending mas di depan aja sama Abah umi"
"Gak mau, didepan ada tamu nya Abah"
"Yaudah kalo gitu agak geseran dikit, biar aku bisa gerak. Biar cepet selesai ini"
Naufal akhirnya bergeser, berbeda dengan Zaky yang terus saja mengekor dibelakang Diva yang tengah mengantarkan minuman untuk tamu Abah.
"Mas minggir deh, ini nanti tumpah"-Diva.
"Makanya sini biar aku bawain"
"Gak boleh, udah aku aja"
"Permisi"
Diva berjongkok, meletakkan minuman yang dia bawa tepat dimeja yang terhidang berbagai macam jajanan khas lebaran.
"Terimakasih, ini menantunya ya nyai?"
Seorang wanita paruh baya yang duduk disamping pria paruh baya, mereka adalah tamu Abah.
"Nggih Bu nyai, istrinya Zaky"
Zaky berjongkok, kemudian menyalimi tamu abahnya itu. Beliau adalah kyai pemilik pondok pesantren yang jaraknya lumayan jauh dari ndalem, termasuk dari sahabat abahnya.
"Ayoo diminum"-Abah.
"Nggih"
Tamu tersebut menyeduh minuman yang dibawakan Diva.
"Alhamdulillah, sini nduk duduk sebelah umi"
Tamu Abah tadi meminta Diva duduk disebelahnya, Diva patuh.
"Masyaallah cantik sekali, cocok dengan Gus Zaky yang ganteng"
Diva membalas dengan senyuman canggung.
Zaky duduk disebelah umi nya, mereka lanjut berbincang.
"Oh iya, putra njenengan yang satu lagi masih lajang kan Dul?"
"Ini aku ada kenalan, dia pemilik pondok pesantren di Jawa Tengah sana. Dia punya cucu perempuan, Hafidzah umurnya baru 22 tahun. Minta dicarikan jodoh untuk cucu nya. Nah aku ingat sama putramu, niatnya mau tak kenalkan gitu"
Diva langsung menatap Zaky, sedangkan Zaky hanya tersenyum. Seolah dia mengatakan semua akan baik-baik saja.
"Waduh, maaf loh Nal. Putra ku yang bungsu itu juga sudah menikah, baru satu bulan yang lalu"
Zainal, atau teman Abah terlihat terkejut.
"Loh, sampean kok gak ngundang saya?"
"Pernikahannya itu loh cuma akad aja, gak ada resepsi. Acaranya juga mendadak, namanya jodoh gak ada yang tau kapan datangnya"
"Oalahh begitu to, ya gak papa kalo gitu. Biar nanti tak Carikan yang lain, sekarang mana anak mu itu. Sama pak Dhe nya ini masak lupa, nikah gak pake ngabarin"
Terdengar nada jenaka dari Abah Zainal.
"Ada di dalam, Zak coba panggilkan adik mu"
"Nggih bah"
Zaky berjalan menghampiri Zahirah dan Naufal yang duduk diruang makan.
"Khem... Mesra-mesraannya ditunda dulu. Dipanggil Abah suruh kedepan"
KAMU SEDANG MEMBACA
So, I Married with My Lecturer
Fiksi RemajaDalam sebuah keluarga yang kental akan agama, tumbuh seorang gadis cantik nan baik yang merupakan putri bungsu keluarga tersebut. Gadis kecil yang bermimpi mengajar ditempat ia mengaji, namun siapa sangka saat beranjak dewasa ia diangkat sebagai ten...