Tak terasa setengah bulan sudah Zahirah menjalani bidak rumah tangga bersama Dosen sekaligus Gus nya. Hari ini adalah hari terakhir dibulan suci ramadhan, bulan yang penuh dengan berkah dan juga pengampunan. Akan segera pergi. Sejak tadi pagi Zahirah sudah sibuk didapur membantu Diva membuat kue untuk lebaran.
Sebenarnya dikediaman Naufal sudah penuh dengan bingkisan dari para kenalan dan juga wali santri yang baru saja di liburkan kemarin. Namun Diva dan Zahirah tetap ingin membuat kue lebaran khusus.
"Mbak ini dikasih apa lagi?"
Jika di ndalem Zahirah tetap memanggil Diva dengan sebutan mbak. Jika diluar maka mereka akan seperti semula.
"Itu tinggal ditutup Za, tunggu adonannya ngembang dulu"
"Okei"
Zahirah memiliki jobdesk sebagai asisten dari chef Diva. Umi Halimah akan menjadi juri, beliau tidak di bolehkan untuk turun tangan oleh kedua menantu nya.
"Ini umi beneran gak boleh bantuin?"
"Umi hari ini jadi juri, jadi gak boleh ikutan bikin kue"-Diva.
"Biar Zahirah aja yang jadi asistennya mbak Diva umi"-Zahirah.
"Terserah kalian deh, nanti kalo suami kalian Dateng. Liat istrinya malah didapur malah umi yang kena marah ini"
Umi Halimah bercanda.
Setelah berkutat hampir setengah hari di dapur, akhirnya kue kue yang dibuat Diva dan Zahirah matang.
Mereka mengemas kue-kue kering tersebut kedalam wadah lucu khusus kue kering.
Kalau para istri sedang berada di dapur, maka para pria berada di masjid menyiapkan agar sholat Ied besok berjalan lancar tanpa kendala.
"Lif, buat tabir pembatas nya sudah disiapkan?"-Naufal.
"Sudah Fal"
"Okei"
Sholat Ied akan dilaksanakan dihalaman depan Masjid. Karena halamannya yang begitu luas, setiap hari raya maka area pondok akan dipenuhi oleh warga yang akan melaksanakan sholat Ied, jadi sebagaimana mestinya. Pihak pondok akan mengupayakan yang terbaik untuk melaksanakan sholat Ied dengan baik.
Waktu sudah memasuki waktu dhuhur, Naufal dan yang lainnya rehat untuk sholat terlebih dahulu.
Back to Zahirah.
Zahirah menyiapkan sekaligus menyetrika pakaian yang akan dia pakai dan juga Naufal pakai. Agar besok pagi Zahirah tidak repot.
Saat asik menyetrika, Zahirah dikejutkan dengan Naufal yang memeluk dirinya dari belakang.
"Astaghfirullah mas, kaget tau. Aku lagi setrika, bahaya tau"
"Maaf ya, habis kamu saya cariin malah disini"
Naufal tersenyum kaku, Untung saja Zahirah tidak papa.
"Minggir dulu ihh, aku lagi setrika baju buat besok"
"Bentar aja, kamu gak kangen sama saya"
"Mas sendiri yang gak ada dirumah sejak pagi"
"Saya pergi ke masjid, nyiapin buat sholat Ied besok"
"Bercanda mas, lagian aku juga tau"
"Bercandanya kamu sama beneran itu gak ada bedanya. Takut aja kamu salah paham"
"Salah paham kenapa?"
Zahirah tidak paham dengan maksud Naufal, apa yang harus membuat dirinya salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, I Married with My Lecturer
Fiksi RemajaDalam sebuah keluarga yang kental akan agama, tumbuh seorang gadis cantik nan baik yang merupakan putri bungsu keluarga tersebut. Gadis kecil yang bermimpi mengajar ditempat ia mengaji, namun siapa sangka saat beranjak dewasa ia diangkat sebagai ten...