64. Membuat keajaiban dari dapur Zahirah

93 9 0
                                    

    Setibanya di Indonesia, Baik Zahirah maupun Naufal disambut hangat oleh kehadiran ayah, ibu, abah, umi, serta Zaky dan Diva. Alzam dan Diba berhalangan menjemput karena baby Noura terus saja rewel, biasa bayi kan memang mudah terserang demam nah baby Noura dari semalam terkena demam cukup membuat Alzam serta Diba kewalahan.

Naufal menggandeng tangan Zahirah seraya tangan kirinya mendorong kereta berisi 3 koper mereka.

"Capek? " Tanya Naufal, matanya menatap lekat Zahirah yang juga tengah menatap dirinya.

"Dikit, punggung Za sekarang sering kerasa capek"

"Mau saya gendong? "

"Eh eh, gausah mas. Aku masih kuat kok buat jalan" Panik Zahirah, tingkah diluar nalar Naufal ini selalu saja membuat dirinya terkejut.

"Katanya capek, daripada ada apa-apa mending saya gendong aja"

"Gausah mas, ini tuh dibandara suamiku sayang. Nanti diliatin orang-orang kan maluuuu"

"Kenapa kok malu? kan kamu istri saya"

"Isstt mas mah, udah pokoknya aku jalan aja" tekan Zahirah.

     Kini mereka sudah berada bersama keluarganya. Setelah salim-menyalim,  mereka langsung menuju mobil masing-masing. Naufal dan Zahirah ikut mobil ayah dan ibu Zahirah. Malam di Indonesia yang cukup dirindukan oleh Zahirah, suasana tenang hanya ada suara lalu lalang kendaraan.

"Gimana disana Za? kamu gak kecapean kan" Tekan ibu.

"Nggak kok bu, disana seru banget. Za sampe lupa kalo lagi puasa tapi disana emang puanas banget"

"Kamu gak ngerepotin suamimu kan?"

Zahirah merengut, ibunya ini selalu saja berkata seperti itu. Ya walaupun jujur dia sedikit merepotkan suaminya saat disana seperti ngidam pingin jalan-jalan, atau membeli makanan yang sulit ditemukan disana.

"Alhamdulillah, Zahirah gak ngerepotin saya kok bu"

Bukan Zahirah yang menjawab, melainkan Naufal. Melihat wajah masam Zahirah, akan sulit mengembalikan mood istrinya itu jika sudah badmood.

"Alhamdulillah kalo gitu nak, oh iya kalian mau makan dulu? biar kita cari restoran terdekat " Tawar ibu.

"Tadi kami sudah makan dipesawat bu" Jelas Naufal

"Yasudah, kita langsung pulang ya. Kalian juga pasti capek perjalanan jauh apalagi cucu ayah" Timpal Hendra.

"Ayahh Za mau gulali, jam segini ada nggak ya? " Ujar Zahirah.

"Mana ada sayang, ini sudah hampir jam 12 malem" jelas Hendra.

"Yaahh... " lirih Zahirah.

Naufal memandang wajah imut Zahirah. Pasti saat ini istrinya itu sedang ngidam, biarlah nanti dia akan meminta anak buahnya untuk mencarikan lolipop, sekarang yang terpenting mereka sampai rumah terlebih dahulu kemudian istirahat.

     Mobil Hendra memasuki area kompkek, didepan ada satpam yang berjaga. Hendra membuka kaca mobilnya kemudian menyapa satpam tersebut. Hari ini mereka akan menginap di kediaman ayah dan ibu Zahirah.

     Begitu sampai, Naufal dibantu dengan beberapa satpam rumah menurunkan koper dan barang barang mereka. Sedangkan Zahirah langsung dibawa masuk ke kamar untuk istirahat. Zahirah merebahkan tubuhnya diatas kasur yang sudah lama tidak dia tempati, sambil mengelus perutnya yang sedikit buncit.

"Alhamdulillah, balik lagi kerumah omah ya sayang" Monolog Zahirah sembari mengelus perutnya.

Perlahan mata Zahirah terpejam menyapa alam mimpi.

So, I Married with My LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang