21. Hari yang buruk (Revisi)

69 9 0
                                    

      Senja di hari Minggu adalah yang terbaik, dimana Zahirah dapat menikmatinya sepuas hati dari balkon kamarnya. Seperti sore ini, Zahirah duduk sembari menatap langit yang perlahan berubah warna menjadi jingga.

Setelah puas menatap langit senja, Zahirah menutup kembali pintu balkon   dan melepas khimarnya. Dia beranjak ke dapur, cacing diperutnya mulai demo, karena sejak pagi tidak diisi makanan Sama sekali.

Zahirah berjalan menuri tangga, tapi tak ada tanda-tanda orang dirumah. Kemana semua orang? Itulah yang Zahirah pikirkan.

Dia mencari didapur tapi ibunya tidak ada, melihat ke taman belakang juga tidak ada. Sampai terdengar seseorang tengah mengobrol di teras rumah. Zahirah mengendap-endap melihat dari jendela ruang tamu siapa yang tengah mengobrol didepan. Bisa saja dia langsung melihat kedepan tanpa perlu mengendap-endap. Tapi karena dia tak memakai khimar dan terlampau malas jika harus kekamar yang berada dilantai dua untuk mengambil khimar. Jadi mengendap-endap adalah solusi terbaik.

Dilihat dari celah gorden Ada Alzam tengah mengobrol dengan seseorang tapi orang itu membelakangi Zahirah, jadi Zahirah tidak bisa melihat wajah orang tersebut.

Waktu yang tepat. Orang itu menoleh kearah belakang dan tampaklah wajahnya. Ternyata oh ternyata orang itu si kulkas berjalan, siapa lagi kalau bukan Si Naufal.

Zahirah kembali kembali kekamar nya untuk mengambil Khimar. Setelah itu turun lagi ke dapur untuk mengambil camilan. Sore gini waktu yang pas untuk maraton Drakor.

Zahirah membuka lemari es, matanya berbinar mendapati ada Satu box ice cream kesukaannya. Dia mengambil 2 bungkus ice cream. Lalu beranjak dari dapur hendak kekamar. Namun na'as baru saja akan menaiki tangga pertama suara Alzam menghentikan langkahnya.

"Zahirah!! "

Zahirah berbalik sembari menyembunyikan ice cream dibelakang tubuhnya.

"Iya bang?"

"Ada dosenmu nih gak mau nyapa dulu" Ucap Bang Alzam.

Seketika Naufal menenggor lengan  Alzam dan memberi tatapan mematikan padanya.

"Se... selamat sore pak Naufal"-Zahirah

"Sore" Ucapnya datar.

Zahirah berbalik badan hendak pergi kekamar tapi lagi-lagi Alzam menghentikan langkahnya.

"Dek, apa yang kamu bawa?"

Zahirah gelapan tak tau harus menjawab apa.

"Bu..kan apa-apa kok bang"

"Coba liat" desak Alzam.

Zahirah menunjukkan dua Ice cream yang ada ditangannya.

"Ya Allah dek, kenapa ambil dua? kembalikan satu. Inget kamu itu mudah kena flu jadi jangan banyak-banyak makan ice cream nya!"

"Ihh, gak mau lagian Zahirah jarang banget makan ice cream. Apalagi ini ice cream kesukaan aku"

"Dek!! bandel banget ya kamu, oke habis ini gak akan abang beliin lagi ice creamnya " Ancam Alzam.

"Yaudah Zahirah bisa beli sendiri"

"Ya Allah kamu keras kepala banget ya, Satu lagi kamu tadi dikampus mandi hujan kan? "

Zahirah langsung menatap Naufal, karena siapa lagi yang akan bercerita hal ini kepada abangnya kecuali Naufal. Namun Naufal malah membalas tatapannya dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Udah, sekarang kamu taruh satu ice creamnya dan makan satu aja!" Perintah Alzam.

"Abangg... kan Zahirah udah lama gak makan ice cream ini jadi boleh ya....pleasee"

So, I Married with My LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang