Kisah seorang wanita yang berjuang mewujudkan cita citanya sebagai seorang pemain sepak bola profesional, kelas dunia. Dia memiliki mimpi yang besar untuk menjadi pemain sepakbola wanita
keluarganya terus mendukung keinginan anaknya itu, terlebih la...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . .
????????????
S
ore harinya, Wati pun hendak pergi ke lapangan yang ada di desa untuk bermain bersama teman temannya. Wati telah di tunggu sahabatnya, Lisa dan juga Tari di depan rumah.
"BU WATI BERANGKAT DULU YA!" teriaknya.
"Iya Nak, jangan terlambat pulangnya."
"Iya, Ibu."
Kemudian Wati berlari ke depan rumahnya, menghampiri kedua sahabatnya yaitu Tari dan Lisa.
"Lisa, Tari," panggilnya.
"Kamu pakai hijab Wati, kan mau main bola," ucap Tari.
"Gak apa apa Tari, kan hijab nutupin aurat."
"Gak takut hijabnya kotor Wati? "
"Gak, kalau kotor nanti aku cuci lah."
"Oh yaudah."
"Kalian kenapa gak pakai hijab?"
"Males Wati, gerah banget."
"Iya Wati, aku gak tahan.
"Tapi itukan nutupin aurat?"
Kemudian Tari menoleh ke arah Lisa. "Mungkin kalau udah gede aja kali ya Lis, kita pakai hijab."
"Iya Tar, tapi mama aku juga gak pernah tuh pakai hijab, kakak aku juga."
"Gak apa apa kan kalau kamu pakai hijab Lis? biar Mama sama Kakak kamu ikutan pakai hijab."
"Iya kali ya Wat."
"Tapi di sekolahan kita, cuma kamu doang Wat yang pakai hijab."
"Iya Wat, pintar banget kamu."
"Kan aku udah di ajarin sama ibu aku untuk terus pakai hijab, kemanapun selain di dalam rumah."
"Aku kan coba kali ya, Wat," ucap Tari.
"Coba aja, siapa tau nanti kamu betah pakai hijab."
"Iya, Wat." Kemudian Tari menoleh ke arah Lisa yang ada di sampingnya, "kamu juga harus coba Lisa."
"Iya entar aku coba kok santai aja."
Kemudian Wati bingung dengan kedua sahabatnya yang memakai jersey timnas Indonesia."Kalian mau main bola juga ya?" tanyanya.
"Gak lah, kan aku gak bisa main bola."
"Tapi kenapa pakai baju bola?"
"Ya kan kita mau dukung kamu Wati."
"Pakai di dukung segala, kek mau lomba aja,"ucapnya dengan tersenyum.
"Bagaimana pun kita kan harus dukung kamu." Tari menoleh ke Lisa, "iya kan, Lisa?"
