APASIH?

4 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.

⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽

Lisa dan kelima pria di lapangan tadi pun telah sampai di restoran yang ada di dekat lapangan sesuai dengan janjinya tadi. Restoran itu lumayan besar, halamannya luas serta lumayan rame pelanggan. Ketika melihat restoran itu, Lisa sedikit penasaran.

“Ini boleh pesan terserah, Mbak?” tanya pria itu.

“Iya, tapi seorang satu pesanan aja gak boleh nambah.”

“Siap, Mbak.”

Kemudian mereka semua turun dari motor. Keempat pria yang lain langsung masuk ke restoran, sementara pria yang memboncengkan Lisa pun masih di luar.

“Mbak namanya siapa?” tanya pria itu.

“Apasih tanya nama nama segala?” Lisa masih berwajah cuek.

Pria itu memasang muka datar. “Kok Mbak gitu sih, aku cuma nanya baik baik, Mbak.”

“Terus wajib gitu?” tanya Lisa.

“Gak sih.” Pria itu tersenyum tipis.

“Yaudah Mas masuk dulu, aku mau ke toilet dulu,” ucap Lisa yang tidak mengeluarkan senyuman sedikit pun.

“Yaudah kalau gitu.” Kemudian Pria itu masuk ke dalam restoran.

Setelah pria itu hilang dari pandangannya, Lisa pun duduk di kursi yang ada di teras restoran.

“Ngapain sih gue pakai ada acara taruhan segala,” ucap Lisa kesal.

Setelahnya pria itu kembali keluar restoran dan menghampiri Lisa yang sedang duduk. Pria itu duduk di sampingnya.

“Mbak, ayo aku anterin ke lapangan lagi,” ucap pria itu, “kalau soal makanannya, biar kita yang bayar masing masing.”

“Mas makan aja dulu, nanti aku yang bayarin,” ucap Lisa yang sedikit mengeluarkan senyuman.

“Tapi Mbak gak ikhlas ya?”

“Aku ikhlas, Mas.” Lisa kembali tersenyum.

“Kalau ikhlas, siapa dulu namanya?”

“Apasih? Tiba tiba nanya nama lagi.”

“Yaudah, Mbak umurnya berapa tahun?”

“16 tahun,” jawab Lisa singkat.

“Oh, masih SMA.” Pria itu tersenyum, “kenalin nama aku Ridho, usia 24 tahun.”

“Iya.”

“Gak pengen ngasih tau namanya?” Ridho terus berusaha ingin tau nama wanita yang ada di sampingnya.

“Namaku Lisa, udah cukup?”

“Oh, namanya Lisa.” Ridho tersenyum.

“Masnya masuk aja, kalau udah nanti bilang ke aku,” ucap Lisa dengan tersenyum yang sedikit terpaksa.

WatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang