JAHAT

4 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.

⚽⚽⚽⚽⚽⚽

Bel pulang sekolah pun berbunyi, kini hanya ada Wati yang berada di kelas. Karena Tari dan Lisa sedang berak di toilet sekolah, Wati yang menjaga tas mereka berdua. Tiba tiba, Yesya dan para gerombolannya pun datang dan masuk ke dalam kelas yang di tempati Wati.

“Heh anak tomboy,” ucap Yesya dengan tersenyum miring.

Hati Wati pun berdebar kencang ketika melihat Yesya dan teman temannya datang, dia takut dengan segerombolan wanita yang tidak punya hati itu.

“Berani beraninya Lo dorong gue tadi,” ucap Yesya.

Kemudian Yesya berjalan menghampiri Wati yang sedang duduk di kursinya. Yesya menyeret hijab Wati, namun Wati bersikeras untuk menahannya agar hijabnya gak lepas dari kepalanya.

“Lepasin, Kak.” Wati meneteskan air mata.

“Gak mau.” Yesya terus menarik hijab Wati.

Yesya berhasil melepaskan hijab Wati, hingga membuat wanita itu pun sedih.

“Jangan lepasin hijab Wati, Kak.” Wati terus meneteskan air matanya.

“Gak mau.” Yesya tersenyum,“eh ingat ya, Tari sama Lisa cuma kasihan sama kamu. Mereka gak mau aslinya temenan sama kamu.”

Wati sedikit merenungi ucapan Yesya yang ada benarnya, dia tidak pantas berteman dengan mereka berdua yang anak orang kaya, yang memiliki rumah besar. Setelah itu Yesya melempar hijab Wati tepat ke wajah Wati, kemudian dengan cepat Wati memakai hijabnya.

“Kamu cuma manfaatin Lisa sama Tari doang, kan?” tanya Yesya.

“Gak, Wati gak pernah manfaatin mereka, tetapi Wati sayang sama mereka.” Wati terus mengeluarkan air matanya.

“Tapi Lo udah buat macem macem sama gue, sekarang Lo harus terima akibatnya,” ucap Yesya.

Setelah itu dua teman Yesya memegangi Wati, kemudian Yesya mengeluarkan spidol lalu Yesya mulai mencoret coret wajah Wati. Wati hanya terdiam hingga wajah Wati di penuhi dengan coretan spidol, namun Wati hanya pasrah dan tak memberontak sama sekali.

“Gimana sih Kak caranya biar Kakak gak gangguin Wati lagi?” ucap Wati yang terus mengalirkan air mata.

“Simple aja pindah sekolah, itu adalah jawaban yang tepat.” Yesya terus mencoreti wajah Wati.

Kemudian Yesya berhenti mencoreti wajah Wati.

“Udah, sekarang kamu makin cantik dengan make up ini,” ucap Yesya dengan tersenyum.

Sementara seluruh teman teman Yesya menertawakannya. Wati sangat malu dengan semua ini, air mata  terus keluar dari matanya.

“Oh iya satu lagi, jangan pernah caper deh jadi anak, wanita kok main bola.” Yesya tertawa kemudian diikuti teman temannya.

WatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang