SEKOLAH

3 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

⚽⚽⚽⚽⚽

Pagi harinya, Wati telah memakai seragam putih abu abunya untuk pergi ke sekolah. Karena ini adalah hari Senin, Wati harus berangkat lebih awal. Sekolah SMA Wati cukup jauh tidak seperti sekolah saat dia SD.

"Bu, Wati berangkat dulu ya?" pamit Wati yang sudah sepenuhnya siap.

"Iya Nak, hati hati."

"Iya Bu." Wati mencium tangan wanita yang paling dia sayangi itu.

Bertepatan dengan itu, Tari pun datang dengan motor maticnya. Saat berangkat sekolah dan pulang sekolah dia selalu bersama Tari.

"Yuk Wati!"

"Yuk." Kemudian Wati naik ke motor Tari.

"Berangkat dulu Tante Evi," ucap Tari dengan tersenyum.

"Jangan ngebut ngebut loh, Tari."

"Iya tenang aja, Tante," ucap Tari dengan tersenyum.

Kemudian Tari langsung melanjutkan perjalanannya menuju ke sekolah.

EGSATO

Tari dan Wati berjalan perlahan melewati koridor sekolah SMA yang lumayan besar itu. Sekolah itu adalah salah satu sekolahan terbaik yang ada di Jakarta. Walau biayanya lumayan mahal, tapi orang tua Wati masih sanggup untuk membiayainya.

"Lisa mana ya?" tanya Wati.

"Gak tau, biasanya kan dia selalu telat datangnya," jawab Tari.

Suara wanita yang di bicarakan pun terdengar dari belakang mereka, suara itu memanggil manggil nama mereka berdua. Wati dan Tari membalikkan badan, pandangannya tertuju ke gadis itu.

"Tungguin gue lah," ucap Lisa sembari berlari menuju ke arah mereka berdua.

"Baru di omongin udah nongol," ucap Tari dengan tersenyum.

Lisa berhenti tepat di depan mereka berdua dengan nafas yang tak beraturan.

"Gue capek tau gak ngejar kalian," ucap Lisa yang masih bernafas tidak teratur.

Tari tersenyum."Siapa suruh ngejar sih? Lagi pula kita juga jalan kaki kok gak lari marathon."

"Tetap aja, anjir."

Kemudian Lisa, Wati dan Tari melanjutkan perjalanannya menuju ke kelasnya kelas 10 IPA 1 yang berada di lantai atas.

"Oh iya, sepulang sekolah kita ke cafe yuk!" ajak Lisa.

WatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang