PERGI

2 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.

⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽


W

ati menghampiri Tari dan salah satu tetangganya, sekaligus teman ibunya yang bernama Lilis. Wajah Tari terlihat sedih sehingga membuat Wati semakin khawatir.

"Tari kenapa wajahnya sedih gitu?" Kemudian dia menoleh ke Lilis, "Tante Lilis kenapa?

"Wati yang sabar ya, Nak."

"Sabar apa Tante maksudnya? aku gak paham deh," ucap Wati.

"Wita meninggal, Wati." Seketika Wati pun meneteskan air mata.

"Kamu bohong, kan?" tanya Wati yang langsung meneteskan air mata.

Mendengar satu kabar saja Tari sudah tidak kuasa melihat wajah Wati, belum lagi jika dia mendengar kabar kedua orang tuanya yang sudah meninggal. Sekarang Tari bimbang, tapi dia harus memberitahukan semuanya kepada Wati.

"Wati," panggil Lilis.

Wati menatap Lilis yang baru saja memanggilnya.

"Ibu sama ayah kamu, meninggal." Mendengar ucapan itu Wati langsung terdiam, seketika dia langsung berhenti seperti patung.

"Tante bohong, ayah sama ibu gak mungkin meninggal," ucap Wati dengan nada yang lumayan tinggi.

Lilis yang paham pun hanya terdiam tidak berani berkata lagi, sementara Tari memeluk erat Wati yang sangat berduka itu.

"Wati yang sabar ya," ucap Tari sembari memeluk Wati.

"Ini gak mungkin terjadi Tari." Air matanya terus mengalir dengan kesedihan yang amat mendalam.

"Wati." Tari memahami semuanya.

"Kamu bohong, kan?" Namun Tari hanya terdiam dan terus mengelus punggung Wati yang di peluknya.

"Gue yakin, Wati bisa kok hadapi ini semua."

Wati belum bisa menerima semua ini, 2 orang kesayangannya meninggal secara bersamaan, ditambah lagi Wita yang juga meninggal pada hari ini, setelah beberapa hari sakit. Sementara para tim yang melihat Wati menangis pun langsung menghampiri ketiga wanita yang sedang berduka.

"Wati kenapa, Tari?" tanya Farhan yang membuat mata Tari langsung melotot ke arahnya.

"Apasih anjir?"

Daniel yang melihat Wati menangis itu pun langsung khawatir, dia paham kondisinya gak mungkin juga dia bertanya kepada Tari apalagi Wati. Sehingga dia memutuskan bertanya kepada Lilis yang ada di samping mereka.

"Ini ada apa ya Tante?"

Lilis menghela nafas."Ayah dan ibunya meninggal, Nak." Lilis menjawab dengan nada yang cukup pelan.

WatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang