MENONTON

8 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.

⚽⚽⚽⚽⚽⚽⚽

Malamnya Wati sedang duduk di depan televisi bersama ayahnya, mereka sedang menonton timnas Indonesia wanita, melawan timnas Australia wanita. Namun skor pertandingan itu, timnas Indonesia wanita sudah kalah 9-0 dari timnas Australia wanita.

"Yah, kok timnas Indonesia kalah ya yah?"

"Memang begini terus Sayang, makannya, ayah gak suka nonton timnas wanita."

"Mungkin nunggu Wati gede nanti ya, Yah?"

Ali mengelus rambut anaknya itu. "Iya mungkin sayang."

"Yah, Wati pengen deh jadi pemain bola dan masuk timnas."

"Iya Sayang, berlatihlah yang rajin, agar nanti Wati bisa masuk timnas."

"Iya Ayah."

"Yaudah Ayah pergi dulu ya Sayang."

"Mau kemana, Yah?"

"Mau pergi ke rumah teman Ayah, kamu mau ikut gak sayang?"

"Gak ah Yah, Wati mau nonton bola aja."

"Yaudah, nanti bilangin ibu ya sayang."

"Iya Ayah."

Kemudian Ali berdiri, dan berjalan keluar rumah, meninggalkan gadis kecilnya itu sendiri menonton televisi di rumah. Sedangkan Wati masih begitu asik menonton sepakbola.

"Kok kalah sih timnas Indonesia, mana sekarang udah 11-0 lagi."

Kemudian Wati mematikan televisinya, karena sudah bosan dengan timnas Indonesia yang di lihatnya di televisi telah kalah dengan skor yang begitu banyak.

"Tidur aja kali ya, besok sekolah, nanti Wati kesiangan lagi."

Kemudian Wati berjalan perlahan menuju ke kamarnya, tapi sebelum ke kamar dia terlebih dahulu melihat ibunya yang sedang duduk membuat bumbu untuk memasak besok. Setelah itu Wati pun menghampiri ibunya itu, dia duduk di hadapan ibunya.

"Ibu lagi ngapain?."

"Ibu lagi buat bumbu Sayang, buat masak besok."

"Besok ibu masak apasih?"

"Mau masak ayam di kasih bumbu, Sayang."

"Daging ayamnya masih ada ya, Bu?"

"Iya Sayang, besok bantu Ibu masak ya Sayang."

"Iya Ibu, Wati bangunin ya Bu takutnya besok Wati gak bisa bangun lagi."

"Iya Sayang, tapi kalau di bangunin jangan susah susah loh."

"Siap Ibu," ucapnya dengan tangan posisi hormat.

Wati melihat ibunya yang sedang membuat bumbu. "Wati pengen deh bisa masak seperti ibu."

WatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang