Saudade - Chap.1

96 20 14
                                    

Althea Mahdia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Althea Mahdia. Perempuan cantik dan anggun itu tengah duduk di teras rumah, sambil memegang sebuah buku dongeng tentang Princess Moana, yang baru selesai dia baca sepuluh detik yang lalu. Ini sudah buku dongeng ke sepuluh yang dia baca hari ini, dengan maksud untuk menyibukkan dirinya, dan memaksa diri agar terus tidak teringat waktu yang sudah pergi darinya.

Sore itu, ba'da ashar, hujan turun dengan derasnya. Membasahi seluruh wilayah kota dan sekitarnya. Dingin merasuki tubuh, namun tidak membuat Althea dan keluarganya beranjak dari teras rumah. Althea sibuk dengan i-pad miliknya, membaca satu persatu pesan yang masuk dari aplikasi Line tanpa dia buka. Hingga dia tertarik untuk membuka satu pesan yang sedang menyapanya tersebut.

"Kak, kak..." Althea menyenggol dua kali lengan Farlan yang duduk di sampingnya.

"Hmm, apa?" Farlan menjawab panggilan adeknya itu dengan nada malasnya.

"I have a new friend, from LN!!" ujar Althea dengan senang.

"Boy or girl?"

"Girl, dong. Mau dihantam sama abi kalau Althea berani macam-macam?" Althea melirik abinya yang sedang membaca koran itu tengah menaikkan pandangannya pada dua anaknya yang sudah beranjak remaja-dewasa. Lalu dia hanya merespon dengan berdehem keras.

"Terus hubungannya sama kakak apa?"

"Mau pamer doang, sih."

Farlan menjitak kening adiknya. Keras di awal namun lembut di akhir, agar adiknya itu tidak kembali mengeluarkan suara melengkingnya.

Althea hanya meringis pelan. Tidak membalas perbuatan saudara kandungnya tersebut. Dia kembali melanjutkan obrolannya dengan teman barunya itu yang dia temui dari aplikasi Line.

"Dari mana bisa kenalan?" tanya Farlan. Lelaki itu akhirnya penasaran mengapa adiknya itu bisa punya teman dari luar negeri.

"Dari grup komunitas muslimah. Althea baru gabung semalam."

"Gak ada pria-nya kan di sana?"

"NAMANYA MUSLIMAH YA GAK ADA KAK FARLAN!"

"Kali aja, awas loh."

"Iya, Althea paham."

"Ubi rebus goreng dengan teh hangat sudah siap di santap," ucap seorang wanita setengah baya yang muncul dari balik pintu, membawa baki yang dapat memuat dua piring ubi rebus goreng tidak lupa dengan sambalnya, beserta tiga gelas teh hangat.

"Wah terima kasih umi, nanti kak Farlan yang cuci piringnya. Umi gak usah kerja beresin ini," ucap Althea yang segera mendapatkan tatapan tajam dari Farlan.

"Terus adek mau ngapain?" tanya umi setelah mengambil tempat duduk di samping abi.

"Lihat kak Farlan cuci piring," jawab Althea santai.

"Kalian itu, nanti kalau di rumah paman jangan seperti itu, ya." Abi memperingatkan kedua anaknya agar tidak bertingkah seperti adik kakak yang tidak pernah akur.

Saudade in Andalusia (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang