Allah, aku tau ini ujian untukku, akhiri kami dengan versi terbaik menurut-Mu.
...Perjalanan di Madrid berlanjut selama tiga hari ke depan. Mereka sudah menjelajahi semua tempat dalam 20 pilihan terbaik bagi wisatawan luar, menurut internet. Sebagai tempat terakhir yang dikunjungi, mereka berada di kawasan Lavapiés, sebagai tempat multibudaya yang ramai tersebar di jalan-jalan abad pertengahan yang curam.
Althea dan Zhao juga sudah menonton teater, membeli es krim lalu memakannya di kursi taman dengan Oreo di tengah mereka, menikmati pertunjukan seni dan pameran yang berlangsung di jalanan umum, siapapun yang melihatnya akan beranggapan seperti sepasang manusia yang tengah berbahagia dengan batasan yang mereka jaga.
Lalu pada hari terakhir, sesaat kala mereka beristirahat di taman pinggir kota. Zhao memberanikan diri bertanya pada Althea yang sedang menikmati langit senja. "Setelah Madrid, kota apa yang kamu datangi selanjutnya?"
"Toledo."
Althea lalu menoleh, memandangi Zhao yang sama sepertinya menikmati pemandangan langit.
"Kamu?"
"Kamu tidak berpikir aku menjawab kota yang sama karena mengikutimu, kan?"
Althea tertawa sekilas. "Tentu. Jika berpikir jarak terdekat dari Madrid, maka kota selanjutnya adalah Toledo. Jadi tujuan selanjutnya."
"Dengan siapa kamu akan pergi?"
"Hmm, mungkin aku akan mengikuti bus yang ingin berangkat ke sana."
Zhao mengangguk paham. "Al?"
"Iya?"
"Kamu lupa jika kamu ingin membantuku beberapa hal?"
Althea ingat. Dia tidak mungkin lupa akan janjinya menemani pria ini menjelajahi Andalusia untuk penelitiannya, lalu mengajarinya membaca huruf arab.
"Aku ingat."
"Lalu kamu ingin meninggalkanku?"
"Kamu berpikir kita akan berpisah lagi setelah empat hari ini?" Althea bertanya balik.
"Tidak."
"Jadi kamu tidak keberatan jika aku bersamamu?"
"Tidak, Zhao."
"Kamu bahagia saat ini?"
Althea menoleh sekilas melihat Zhao setelah mendengar pertanyaan pria tersebut, lalu menaikkan pandangannya pada langit yang sudah menjingga. "Tentu. Empat hari di Madrid yang tidak akan aku lupakan."
Zhao tersenyum penuh makna. Tanpa dia bertanya lebih jelas, dia sudah paham. "Syukurlah. Jika begitu, bantu aku menjelajahi beberapa kota lagi, Mrs. Althea. Juga sampai aku fasih membaca tulisan arab."
"Harap dibayar, ya? Soalnya jarang dapat tutor sebaik ini."
Zhao tertawa kecil. Gigi putihnya terlihat kala dia tersenyum. "Bayarannya, dengan keindahan Andalusia saja bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade in Andalusia (SELESAI)
SpiritualKritik dan vote dibutuhkan, semoga kalian betah membacanya. Gracias 🙏 *** Andalusia tidak hanya menjadi saksi bisu tempat sejarah peradaban islam. Andalusia kali ini juga menjadi saksi pertemuan cinta dan kasih. Dalam balutan keislaman, pertemuan m...