Toledo—pertengahan bulan Agustus, 2022.
Aku tidak menyangka bahwa perjalananku menjelajahi Andalusia akan ditemani olehmu. Aku semakin terbiasa untuk menjaga batasan denganmu, dan entah kenapa aku begitu menikmati setiap momennya.Mengenalmu beberapa hari, ternyata seperti memasuki dunia baru. 'Dunia Althea Mahdia'. Yang isinya penuh keindahan, sama seperti indahnya langit di sore hari atau kala matahari sedang terbit di ufuk timur. Yang pandangannya selalu terhipnotis pada planet venus saat malam baru menyelimuti, saat hujan turun dengan deras atau pelan, saat kilat menyambar di derasnya hujan di malam hari yang kamu katakan itu membuatmu merasa tenang juga ketakutan sekaligus—sama sepertiku.
Aku akhirnya memilih memberanikan diri untuk menceritakan masa lalu terberatku. Setelah aku memberanikan diri berdiri di hadapan Tuhan, dengan kamu yang melihatnya. Saat itu aku meminta maaf pada-Nya telah menyukai seorang perempuan yang sangat jauh berbeda denganku. Namun aku juga meminta maaf pada-Nya sebab keyakinanku semakin hari semakin yakin dengan islam. Saat itu aku meyakinkan diriku, jika kamu-lah perantaranya untukku mengenal islam. Namun tidak terduganya, hatiku ikut terjatuh pada sosok teduh sepertimu, Al.
Aku dapat membaca ekspresi terkejutmu ketika mengetahui bahwa mamaku adalah perempuan muslimah. Sejak kecil diriku sudah dihadapkan dengan dua keyakinan yang berbeda, pendapat yang berbeda, namun aturan yang sama—selalu berbuat baik, taat pada Tuhan, dan menjauhi larangan-Nya.
Juga alasan mengapa aku menahan diri untuk tidak segera memeluk islam meskipun hidayah berulang kali datang padaku, aku memberitaunya padamu.
Granada—akhir Agustus, 2022.
Tempat ketiga yang aku datangi bersamamu. Tempat di mana aku mengetahui jika ada seseorang yang mencintaimu dengan tulus dan layak untuk bersamamu. Ingin aku katakan padamu, Ardin itu cocok denganmu, Al. Namun dari sorot matamu menjelaskan jika kamu dengan begitu sopan dan halus tidak bisa membalasnya. Dari sekian waktu yang telah berlalu sampai detik di mana aku menulis kalimat ini, apakah kamu juga memiliki perasaan yang sama seperti yang aku rasakan?Granada menjadi saksi bisu kecemburuanku, Al. aku begitu iri dengan sosok Ardin yang dapat melangkah bersamamu suatu hari nanti—jika itu terjadi. Namun bolehkah aku berupaya meminta untuk bisa merebut posisi itu? Bisakah suatu hari nanti aku mampu menerima jika Tuhan tidak mengizinkannya?
Berlalunya waktu, aku perlahan tau bahwa kamu telah jatuh hati pada Zhao Ledoux. Hufht, aku dasarnya memang sangat percaya diri, Al. Jadi maafkan diriku jika kebenarannya tidak seperti itu. Lalu untuk apa aku cemburu kalau aku tau kamu menyukaiku? Bukankah aku harus tenang dan berbahagia? Mengapa terbesit rasa takut yang mendalam? Meskipun masa depan yang aku rangkai sudah tersusun rapi dan hanya tinggal aku laksanakan.
Sevilla—akhir Agustus—awal September, 2022.
Kamu menanyakan mimpiku setelah aku mencari tau sosok dirimu yang tidak bisa aku lihat secara langsung. Mimpiku sederhana sebenarnya, Al. Hanya ingin melakukan hal yang aku suka bersama orang yang aku sayangi. Namun aku mengatakan hal yang begitu spesifik ketika kamu menanyakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade in Andalusia (SELESAI)
SpiritualKritik dan vote dibutuhkan, semoga kalian betah membacanya. Gracias 🙏 *** Andalusia tidak hanya menjadi saksi bisu tempat sejarah peradaban islam. Andalusia kali ini juga menjadi saksi pertemuan cinta dan kasih. Dalam balutan keislaman, pertemuan m...