Sudah beranjak sore. Mereka kembali ke hotel. Althea mengurus check-in. Zhao menunggu hingga perempuan ini sudah mendapatkan sebuah kamar. Hari pertama, mereka sudah menjelajahi beberapa tempat seperti museum, dan juga Estadio Santiago Bernabeu yang merupakan stadion utama bagi pemain bola Madrid. Besok mereka akan kembali menjelajahi setengah dari beberapa tempat yang belum mereka kunjungi.
"Sudah?"
"Yah."
Zhao sekilas melihat wajah lelah Althea, namun tertutupi oleh ekspresi memuaskannya yang sudah mengunjungi tempat-tempat indah di kota ini.
"Di lantai berapa?" Zhao menanyakannya saat mereka memasuki lift.
"Lantai empat. Nomor 423."
Zhao melirik ke arah Althea yang sedang menunjukkan kartu kamarnya. Dia lantas memencet tombol lift sesuai tujuan mereka. "Kamarku 422."
Kali ini Althea terkejut. Bagaimana bisa kamar mereka saling berdekatan.
"Kemarin malam ada yang mengisi kamar itu namun kurasa mereka sudah pergi dari sini sebab mengganggu kenyamanan hotel."
"Apa maksudmu mengganggu kenyamanan?"
"Mereka sepasang suami istri, tapi sepertinya bukan dari Madrid. Mereka selalu ribut, dan juga merepotkan beberapa staf di sini. Dan juga, siang tadi saat kamu menitipkan koper, mereka ditangkap oleh kepolisian."
"Apakah separah itu hingga dibawa oleh polisi?" Pantas saja tadi Althea melihat keramaian dan mobil polisi di depan hotel, dia pikir polisi itu hanya sekedar berpatroli di jalan.
"Iya. Mereka pengedar obat-obatan, pembuat onar. Entah kenapa mereka bisa lolos hingga bisa datang ke hotel ini. Yang penting, barang-barangmu termasuk dirimu sendiri terjaga, kamu harus berhati-hati terhadap orang sekeliling. Bahkan termasuk diriku."
"Jika aku merasa terganggu, tidak mungkin aku bersedia bersamamu sampai detik ini."
"Tapi tetap saja, aku tidak bisa mengatakan bahwa aku adalah orang yang baik, Al. Aku takut menyakitimu."
Lift berdenting, mereka sudah berada di lantai empat.
"Kalau begitu jangan lakukan."
Zhao mengangguk kecil, membiarkan Althea lebih dulu melangkah menuju ke depan kamarnya, berdiri cukup lama di sana. Zhao melihat hal itu, Althea terlihat ragu-ragu sebelum membuka pintu kamarnya.
"Kenapa?"
"Ah, tidak apa-apa."
"Mau bertukar kamar?" Zhao sekilas tau apa yang ada dalam pikiran Althea, dan dia ingin menawarkan bantuan.
"Hah? Tidak perlu, aku akan menempati kamar ini sesuai yang sudah aku pesan."
"Atau mau mengganti kamar, aku bisa membantumu berbicara dengan staf di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade in Andalusia (SELESAI)
SpiritualKritik dan vote dibutuhkan, semoga kalian betah membacanya. Gracias 🙏 *** Andalusia tidak hanya menjadi saksi bisu tempat sejarah peradaban islam. Andalusia kali ini juga menjadi saksi pertemuan cinta dan kasih. Dalam balutan keislaman, pertemuan m...