"Lalu apa mimpimu, Al?"
"Menjadi penulis."
Zhao mendengarnya cukup takjub, dia kembali mengingat sosok mamanya yang dulunya juga menjadi seorang penulis yang cukup dikenal di beberapa karya tulisannya.
"Lalu kenapa tidak mengambil sastra dan justru memilih filosofi?"
"Hmm, bisa dibilang aku ingin menjadi penulis sebab membaca novel filosofi?"
"Apa judulnya?"
"Dunia Sophie."
"Wow. Buku tebal itu ternyata."
"Sudah ada karya yang diterbitkan?"
Althea menggeleng pelan. "Belum ada hal yang ingin kutuliskan."
"Hal seperti apa yang ingin kamu tulis?"
"Sesuatu yang membuatku ingin menuliskannya."
"Selain menulis, ada lagi?"
"Iya, ada. Pensiun di hari tua."
Zhao melirik Althea yang sedang memandang ke luar jendela kaca mobil, menatap jauh pada pemandangan tanah kosong yang terhampar di depan sana.
"Aku akan istirahat dari dunia profesi menulisku, lalu mengunjungi perpustakaan tua di sudut jalan sebuah kota. Dan di dalam sana, ada buku-buku yang sudah aku tulis terpajang di rak. Aku akan membacanya kembali, lalu mengenang tulisanku kembali."
"Mimpi yang indah. Semoga di hari-hari itu, aku masih bisa melihatmu."
Kali ini, Althea yang memandang Zhao. Memandang dengan sejuta perasaan yang kini timbul di dalam hatinya.
"Asal kamu ingin, aku pun juga akan."
Zhao tersenyum lebar, tanpa melirik perempuan di samping kanannya itu, lalu kembali memanggil namanya, "Al."
"Iyaa?"
"Aku baru sadar jika kamu itu seperti mamaku."
"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"
"Kalimatmu. Cara bicaramu. Cara kamu bernalar akan sesuatu. Cara kamu melihat dunia. Jiwa kalian seolah sama. Berkat sesuatu yang kamu jawab barusan."
"Yang mana?"
"Ingin menjadi penulis. Mamaku adalah seorang penulis pada zamannya."
Althea merasa senang. Entah bagaimana dia menjelaskan perasaannya tersebut. Ditambah musik yang terputar di radio mobil. Alunan nada dan lirik yang begitu pas untuk mengenang momen saat ini—About You. Tentang Zhao yang entah sejak kapan begitu keren. Ya Allah, Althea minta maaf, ini ujian yang sulit namun Althea begitu menikmati prosesnya.
Obrolan semakin berlanjut, kian mengalir hingga senja muncul ke permukaan, menyaksikan kedua manusia yang kembali menyapanya dengan hangat di sore itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudade in Andalusia (SELESAI)
SpiritualKritik dan vote dibutuhkan, semoga kalian betah membacanya. Gracias 🙏 *** Andalusia tidak hanya menjadi saksi bisu tempat sejarah peradaban islam. Andalusia kali ini juga menjadi saksi pertemuan cinta dan kasih. Dalam balutan keislaman, pertemuan m...