24. Sate Berkah

1K 133 12
                                    

Mentari bersinar cerah pagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mentari bersinar cerah pagi ini. Berbanding terbalik dengan wajah Renandra yang tampak murung. Renandra terduduk di teras rumah dengan kepala yang menunduk. Hari ini ia juga mengenakan topi abunya yang biasanya topi itu hanya dipakai ketika upacara saja.

Renandra tersentak saat merasakan ada sebuah kaki yang menendangnya. Renandra mendongak, dan melihat Galen dengan pakaian formalnya berjalan melawatinya begitu saja. Ia memasuki mobil hitam yang sudah terparkir apik di halaman rumah. Lalu mobil itu segera melesat pergi meninggalkan pekarangan rumah.

"Huft," Renandra hanya bisa menghela nafas. Ia sudah terbiasa mendapat perlakuan seperti itu. Ia bahkan sering mengalami yang lebih dari ini.

"Kenapa, lo?" tanya Kenza yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya. Yang ditanya hanya diam tidak menanggapi.

"Soal rambut? Kalo soal itu gak usah dipikirin. Emang kenapa kalo botak? Toh kalo botak yang diejek lo bukan gue, hahaha!"

Renandra berdecak sambil menatap kesal pada Kenza. Ia kira Kenza akan memberinya sedikit support agar ia semangat untuk pergi sekolah, namun nyatanya hanya membuat dirinya semakin badmood.

"Apaan si lo, Bang! Dah ah, males gue."

Renandra mengambil sepedanya lalu hendak mengkayuh pedal sepedanya, namun Kenza menghentikannya dengan cara menarik tas Renandra. Renandra tentu protes, tapi Kenza tak menanggapi. Ia merogoh saku celana pendeknya lalu menyodorkan selembar uang sejumlah dua puluh ribu pada Renandra.

"Nih, kembalian bensin kemaren." ujar Kenza. Renandra mengeryit bingung, "Buat apaan, Bang? Kok dikasih ke gue?" tanya Renandra.

"Buat lo jajan, pe'ak! Itung-itung nambahin uang jajan lo."

"Beneran?! Makasih banyak ya, Bang!" ujar Renandra dengan mata yang berbinar senang.

"Iya elah, gitu doang. Kayak yang gak pernah dikasih duit aja lo. Btw, papa ngasih jatah berapa ke lo?" tanya Kenza penasaran.

"Seratus ribu per–"  Belum sempat Renandra menyelesaikan ucapannya, namun Kenza sudah lebih dulu menyela. "Itu lo dikasih gede uang jajannya. Seratus ribu per–"

"Bulan." Potong Renandra dengan cepat. Yang mana langsung membuat Kenza menganga tak percaya.

"Anjir, seriusan?! Terus selama ini lo jajannya gimana?"

"Ya gak jajanlah. Gue bawa bekal dari rumah."

"Terus kalo ma–"

"Udahlah, Bang. Udah siang, gue mau berangkat. Assalamu'alaikum." Pamit Renandra.

"Wa'alaikumsalam, dadah botak! Semoga hari lo menyenangkan!" teriak Kenza karena Renandra sudah mulai jauh.

"Bacot!" ujar Renandra balas berteriak. Kenza tertawa keras mendengar balasan Renandra. Setelah Renandra sudah tak terlihat lagi di pandangan matanya, Kenza merubah raut wajahnya menjadi datar. Tangannya mengepal di kedua sisi. Menatap lurus ke depan.

50 HARI BERSAMA ILUSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang