55. Berpulang

1.2K 118 42
                                    

#Pov Renandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Pov Renandra

Hari demi hari berganti, tak banyak yang berubah setelah kepergianmu. Matahari masih terbit, bumi terus berputar, begitu pula diri ini yang masih menanti dalam sadar. Suara detik jarum jam begitu nyaring terdengar mengisi senyapnya kamar yang akhir-akhir ini jarang sekali kutempati. Bisa kurasakan hawa dingin menembus rusuk. Bahkan sang surya pun enggan membantu menghangatkan. Termenung di atas kursi roda merupakan rutinitas baruku belakangan ini.

Kutatap cakrawala yang tampak mendung dan berangin pagi ini. Semesta seperti mengerti keadaanku, sampai jagad raya ia kerahkan untuk berpartisipasi dalam muram yang maram ini. Setiap saat, menit bahkan detik ... aku selalu berharap kamu datang bersama senyum hangat itu. Hangat yang menyebar di hati kala aku memandangnya.

Mahluk berbulu lebat di pangkuanku menggeram tak nyaman. Kepalanya yang bulat terus mendusal di perutku, berharap raga cacat ini memberikan elusan lembut yang menenangkan. Mana bisa si lumpuh ini melakukan itu, aku abaikan inginnya. Kembali kuingat sepenggal memori bersamamu kala itu.

"Atta, pemandangannya indah banget, ya? Persis kayak di cerita dongeng."

"Iya. Bahkan sangat indah. Sampai saya tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya fatamorgana."

"Maksud lo? Tolong jelasin, gue gak paham."

"Tidak ada. Saya hanya merasa, ini terlalu indah. Sampai saya berpikir bahwa ini adalah surga. Namun saya kembali tersadar, ternyata ini hanya sebuah ilusi yang semesta buat untuk menghibur saya sejenak."

"Kenapa lo bisa bilang kalo ini cuma ilusi? Padahal keindahan ini udah jelas di depan mata lo."

"Karena tidak ada satu pun hal indah di dunia ini yang bertahan lama. Semuanya hanya fatamorgana yang dibuat semesta sebagai pengalihan rasa marah dan sedih, keindahan itu hanya menghibur kita sejenak dari penatnya hidup. Kamu harus percaya bahwa ... tidak ada yang abadi di dunia ini. Sekalipun dia terlihat sangat nyata bagimu, namun kamu tidak  pernah tahu kapan semua itu hilang dan hanya menyisakan puing kenangan."

"Lo harus janji sama gue ... kalo lo gak bakal pergi ninggalin gue. Apapun kondisinya nanti, lo harus tetap berada di samping gue."

"Selama kamu mempercayai saya, maka saya tidak akan pergi. Tapi jika kamu meragukan saya, maka disaat itu lah saya tidak bisa menemani kamu lagi, Renandra."

"Jangan menggenggamku terlalu erat, aku takut kamu tidak bisa lepas dariku."

Dulu, aku bertanya-tanya makna dari setiap kalimat yang kau ucapkan. Aku terlalu lamban menyadari. Kini kutemukan jawabannya. Namun, saat aku sudah mengerti, kamu tak lagi di sini. Aku yang membuatmu pergi karena raguku. Ilusi, benarkah kata mereka? 

Suara kenop pintu yang dibuka tak membuatku penasaran. Kudengar langkah kaki yang kian mendekat, tepat di belakangku. Aroma tubuh yang sangat kukenal, tanpa menoleh pun aku tahu siapa yang datang.

50 HARI BERSAMA ILUSI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang